CONTOH KARYA
TULIS
MENILIK PELUANG PASAR KONTRUKSI DALAM DAN LUAR NEGERI DEMI MENINGKATKAN
DAYA SAING NASIONAL
Oleh:
Andyka Aad Arif Affandy
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dengan diterapkannya sistem pasar bebas atau liberalisasi perdagangan dan
sesuai dengan UU Jasa Kontruksi bahwa badan usaha maupun pekerja asing tidak
dihalangi untuk bekerja di Indonesia. Hal ini menimbulkan tantangan besar bagi
pelaku jasa kontruksi nasional. Apalagi bagi pelaku jasa kontruksi yang
berskala kecil yang tidak cukup memiliki daya saing. Kesempatan atau peluang
kontruksi yang ada pun semakin sempit ketika para pelaku jasa kontruksi asing
gencar menancapkan investasinya di Indonesia.
Semakin sempitnya
peluang jasa kontruksi di Indonesia memaksa pelaku kontruksi nasional harus
mampu mencari peluang keluar. Apalagi investasi asing maupun pembiayaan dari
luar negeri yang semakin deras dan pada akhirnya segera terlihat bahwa usaha
kontruksi nasional sangat bergantung pada pasar kontruksi yang dibiayai dari
dana pemerintah. Tidak jelasnya persyaratan keahlian dan usaha menyebabkan
seseorang dengan mudah untuk mendirikan badan usaha dan mengaku ahli di bidang
kontruksi. Hal ini yang menyebabkan jasa kontruksi nasional tidak dapat
menguasai sepenuhnya peluang pasar kontruksi baik di dalam maupun di luar
negeri apalagi yang menerapkan teknologi tinggi.
Menurut Undang-Undang
No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Kontruksi telah dibahas peran vital dalam
pembangunan dan menciptakan bangunan fisik yang berfungsi mendorong tumbuh
kembangnya sosial ekonomi, serta mendorong tumbuh dan berkembangnya industri
barang dan jasa. Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor yang
kontribusinya pada perekonomian sangat besar. Secara nasional, sumbangan sektor
konstruksi terhadap PDB sekitar 6% (Asia Construct 2004). Namun, sangat
menyedihkan dengan kondisi jasa kontruksi nasional saat ini bahwa 60% pasar
jasa kontruksi nasional dikuasi oleh asing padahal jumlah mereka hanya 10%.
Pelaku jasa kontruksi nasional yang jumlahnya 90% hanya menikmati 40 %
dari total potensi pasar dengan total kapitalisasi mencapai 170 triliun (data tahun
2009). Untuk itu, para pelaku jasa kontruksi nasional harus dipecut dengan
segala usaha agar dapat menjadi tuan rumah pelaku kontruksi di negeri sendiri
dan mempunyai daya saing ke luar negeri.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, didapat bahwa salah satu permasalahan
kontruksi nasional adalah berkurangnya peluang pangsa pasar kontuksi
karena diterapkannya liberalisasi perdagangan. Maka, didapat sebuah pertanyaan
besar, yaitu “Bagaimana peluang pasar kontruksi di dalam dan di luar
negeri?” Tulisan inilah jawaban yang dianggap penulis tepat untuk pertanyaan
tersebut. Langkah-langkah berikut akan dibahas dalam tulisan ini guna menjadi
solusi yang tepat.
1. Menilik peluang pasar kontruksi di dalam dan di luar negeri.
2. Hal yang perlu disiapkan guna mendapatkan peluang pasar
kontruksi.
1.3 Tujuan
dan Manfaat
Adapun tujuan dan
manfaat yang diharapkan dari upaya-upaya yang dilakukan dalam tulisan ini
adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui peluang pasar kontruksi di dalam dan luar negeri.
2. Mengetahui apa saja yang diperlukan guna mendapatkan peluang
pasar kontruksi.
3. Menciptakan pelaku jasa kontruksi yang lebih kompetitif dan
cerdas.
4. Meningkatkan daya saing nasional.
BAB II
SUBSTANSI
2.1 Pengertian
Kontruksi
“Kontruksi adalah
suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana yang meliputi
pembangunan gedung (building construction), pembangunan prasarana
sipil (Civil Engineer), dan instalasi mekanikal dan elektrika” (Trianto
Kurniawan, 2011). Pengertian kontruksi yang di ambil dari ensiklopedi bebas
Wikipedia menyatakan bahwa konstruksi merupakan suatu kegiatan
membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah
bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah
konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada
sebuah area atau pada beberapa area. Pada umumnya kegiatan kontruksi ini ditenderkan untuk memilih kontraktor yang berhak
menyelesaikan suatu proyek. Kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur desain, atau arsitek
proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan
biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan
lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah
konstruksi. Menurut Undang-undang tentang Jasa konstruksi, "Jasa
Konstruksi" adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan
konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa
konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi. "Pekerjaan
Konstruksi" adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan
perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan
arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masing-masing
beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.
2.2 Peran
Kontruksi
Peran penting
kontruksi adalah posisinya yang strategis bahkan di berbagai negara telah
menyematkan kontruksi sebagai penggerak pembangunan bangsa. Dengan adanya peran
kontruksi dalam membangun infrastruktur kota akan menciptakan ketahanan pangan,
kelancaran proses produksi, mendukung kegiatan sosial budaya, dan meningkatkan
aksesibilitas dan ruang mobilitas kepada masyarakat terhadap berbagai kegiatan
ekonomi. Hal ini diharapkan dapat menekan angka kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan sosial. Namun, kita mesti meyakinkan bahwa kegiatan
penyediaan infrastruktur sebagai obyek sektor konstruksi, baik oleh pemerintah,
pemerintah bersama swasta maupun swasta secara mandiri harus dapat dilakukan
secara efisien dan efektif.
2.3 Keadaan
Kontruksi di Indonesia
Belakangan ini kondisi bisnis jasa kontruksi nasional sedang mengalami penurunan.
Banyak kontraktor nasional sulit mendapatkan proyek-proyek yang semakin langka.
Kontraktor-kontraktor yang pasar terbesarnya dari pemerintah (APBN) mulai
memburuk karena terlambatnya pencairan dana bahkan sebagian proyek baru
terlambat untuk ditenderkan. Sebagai imbasnya, banyak badan usaha kontruksi
yang memenuhi target penjualan.
Indonesia tidak lama lagi akan menggelar even internasional yaitu SEA GAMES
XXVI di Jakarta dan Palembang. Namun, selama persiapan menjelang pelaksanaan,
yaitu tanggal 11 November 2011 begitu deras pemberitaan mengenai persiapan SEA
GAMES tersebut. Dari pemberitaan korupsi pada proyek wisma atlet, isu
kemunduran pelaksanaan SEA GAMES, hingga keraguan dari kelayakan atau kualitas
pembangunan yang hingga akhir Oktober ini juga belum rampung. Hal ini
menunjukkan bahwa keadaan kontruksi di Indonesia masih banyak sekali memerlukan
pembenahan.
Sebagai alat ukur pertumbuhan ekonomi nasional, sektor konstruksi memegang
peranan vital dalam pembangunan nasional. Namun, perlu disadari bahwa kondisi
pasar jasa kontruksi nasional saat ini, 60% masih dikuasai pelaku asing.
Padahal, jumlah mereka hanya sekitar 10%, sedangkan pelaku jasa konstruksi
dalam negeri yang jumlahnya mencapai 90% hanya menikmati 40% dari total potensi
pasar dengan total kapitalisasi mencapai 170 triliun (data tahun 2009).
2.4 Peluang Pasar Kontruksi
2.4.1 Peluang Dalam Negeri
Menurut Gabungan Perusahaan Kontruksi Nasional Indonesia (Gapeksindo) pasar
kontruksi tahun 2010 mencapai 180 triliun. Nilai ini naik 5% ketimbang tahun
lalu. Dari perkiraan pasar kontruksi tersebut, porsi proyek pemerintah mencapai
52% atau Rp93,6 triliun. Sementara itu, sisanya yang sebesar Rp86,4 triliun
akan digarap oleh swasta. “Kontraktor kecil harus pandai memanfaatkan peluang
proyek. Caranya, dengan menerapkan kebijakan sistem pembagian proyek (slice packaging). Tanpa itu, kontraktor
kecil dan menengah (UKM) sulit bersaing. Sebab, perusahaan kecil, tentu tidak
bisa ikut menggarap proyek berskala besar”. Sekretaris perusahaan PT Adhi Karya
Tbk, Kurnadi Gularso, menyatakan “prospek bisnis kontruksi tahun 2010
memang terbilang cerah. Ini terlihat dari prognosa bisnis yang disusun Adhi
Karya. Pada prognosa itu, Adhi Karya menargetkan tahun 2010 bisa memperoleh
kontrak senilai Rp8,6 triliun, naik 14,7 persen dari perkiraan 2009 sebesar
Rp7,5 triliun. Adhi Karya juga memperkirakan bisa mencetak laba sebesar
Rp140 miliar tahun ini. Ini lebih tinggi sekitar Rp 20 miliar, dibandingkan
prognosa 2009, sebesar Rp120 miliar. Jadi, terlihat pertumbuhannya. Memang kami
masih menggunakan prognosa angka tahun 2009 karena saat ini masih diaudit”.
Semakin banyaknya pelaku jasa kontruksi berskala kecil dan menengah membuat
proyek semakin langka dan terbatasnya peluang pasar. Hal ini mengakibatkan para
pelaku jasa kontruksi dibayar dengan dengan nilai yang minim. Padahal, jika di
luar negeri, mereka dibayar dengan upah yang tinggi, sedangkan di Indonesia
bayaran mereka hanya sepersepuluhnya dibandingkan pekerja di bidang
finansial. Hal ini bisa menjadi indikator jumlah pelaku jasa kontruksi
Indonesia kelebihan.
2.4.2 Peluang Luar
Negeri
Dengan semakin
sempitnya pangsa pasar dalam negeri, mengambil peluang pasar di luar negeri
adalah pemikiran yang cemerlang. Khususnya pasar Afrika yang peluangnya sangat
besar. Negara-negara Afrika diakui menyimpan potensi dan peluang besar untuk
pengembangan kerja sama ekonomi dengan Indonesia. Meskipun belum sepenuhnya
merata, geliat proses pembangunan dan roda kegiatan ekonomi di sejumlah negara
Afrika yang kaya minyak dan sumber mineral lainnya, kini mulai melaju
pesat. Penemuan dan produksi minyak besar-besaran di Nigeria, Angola, Ghana,
dan sejumlah negara Afrika lainnya, secara perlahan namun pasti, telah mampu
mendongkrak pendapatan nasional dan memacu daya beli masyarakat. Dengan potensi
dan cadangan minyak yang melimpah, tidak sedikit pula perusahaan perminyakan
asing terkemuka yang kini mulai meninggalkan Timur Tengah sebagai sumber minyak
utama, untuk mulai terjun ke Afrika sebagai pendatang baru pemasok minyak dunia
yang patut diperhitungkan. Namun, di tengah adu cepat dan kesigapan banyak
negara untuk berlomba memasuki Afrika, sangat disadari bahwa minat kalangan
pelaku bisnis dan dunia usaha Indonesia untuk merintis bisnis di Afrika relatif
masih belum berkembang. Meskipun telah ada sejumlah perusahaan yang meraih
sukses dan meraup untung di Nigeria, tidak sedikit yang masih menahan diri dan
belum berani untuk mencoba terjun ke pasar Afrika. Minimnya informasi dan
kurangnya pemahaman yang memadai mengenai potensi pasar Afrika, masih menjadi
kendala untuk mulai memasuki pasar Afrika. Baru sedikit para pelaku jasa
kontruksi yang berani menggarap proyek di pasar Afrika antara lain PT
Adhikarya, PT Wijaya Karya, dan Citramegah Karya Gemilang.
Secara umum, telah banyak perubahan dan perkembangan positif yang terjadi
di negara-negara Afrika akibat laju pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Selain Afrika Selatan yang selama ini telah dikenal dan Nigeria yang merupakan
salah satu kekuatan ekonomi terpenting di kawasan, sejumlah negara, termasuk
Angola, mulai tumbuh dan mencatat perkembangan ekonomi yang signifikan. Angola
bahkan mencatat pertumbuhan ekonomi yang fantastis sebesar 18 persen pada 2009
karena dipacu produksi dan ekspor minyak bumi. Beberapa negara lainnya, secara
bertahap juga menunjukkan trend ke arah perbaikan ekonomi yang berarti.
Kenyataan ini secara perlahan mulai mengikis pandangan dan kesan umum mengenai
Afrika yang sering diidentikkan dengan keterbelakangan dan kemiskinan. Afrika
kini bahkan menjadi perhatian dunia karena potensi sumber alam dan minyak yang
dimilikinya. Di tengah upaya internasional untuk menerapkan kebijakan
pengamanan energi dan pangan dunia, Afrika justru menawarkan solusi sebagai
sumber potensial suplai energi dan pangan. Lahan pertanian yang subur di
berbagai negara Afrika menjadi harapan bagi terjaminnya kebutuhan
pangan dunia. Dengan potensi yang melimpah dan belum terolah,
banyak kalangan yang menyebut Afrika adalah benua masa depan (the
future continent) dengan peluang pasar yang sedang tumbuh berkembang.
Tidak mengherankan jika sejak dekade lalu, Afrika telah menjadi pusat perhatian
negara-negara besar, termasuk China dan India.
Gabungan Perusahaan Konstruksi
Nasional Indonesia (Gapeksindo) menyatakan, pasar jasa konstruksi di luar
negeri, terutama Aljazair, Afrika Utara, merupakan peluang yang harus digarap
oleh perusahaan jasa konstruksi nasional. Apalagi Aljazair menawarkan peluang
pasar jasa konstruksi dan jasa konsultansi kepara para kontraktor dan kunsultan
Indonesia. Penawaran tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Pekerjaan Umum
(PU) Aljazair Amar Ghoul ketika bertemu dengan Menteri PU Republik Indonesia
Djoko Kirmanto dan perwakilan direksi BUMN Karya di Jakarta. Menteri PU
Aljazair Amar Ghoul mengungkapkan “Aljazair tengah memacu pembangunan
infrastruktur dengan menetapkan lima sektor prioritas hingga tahun 2025. Kelima
sektor infrastruktur tersebut adalah jalan dan jembatan, perkeretaapian,
pelabuhan udara, pelabuhan laut, dan perumahan.
Beberapa proyek di Aljazair, antara lain, 5.000 proyek terkait pembangunan
jalan, 500 proyek terkait pembangunan jembatan, 2.000 proyek terkait air dan
sanitasi, dan 200 proyek studi kelayakan. Sementara itu yang terkait dengan bidang
perumahan rakyat, Aljazair telah mempunyai program satu juta rumah, 40 persen
di antaranya merupakan bantuan sosial pemerintah kepada masyarakat kurang mampu;
95 persen transportasi barang, jasa dan masyarakatnya masih menggunakan jalan
raya, sedangkan 5 persen sisanya
menggunakan kereta api. Untuk itu, pemerintah Aljazair menargetkan peningkatan
penggunaan kereta api menjadi 10 persen dalam beberapa tahun ke depan.
“Mari kesempatan ini kita tangkap, undangan dari Aljazair ini merupakan
peluang baik. Para kontraktor nasional jangan hanya rebutan proyek dalam
negeri, tetapi juga bisa berkompetisi di negara lain seperti Aljazair,” ajak
Djoko Kirmanto. Hal ini tentu menjadi peluang emas yang tidak boleh dilewatkan
oleh kontraktor-kontraktor nasional.
Pada dasarnya,
peluang bisnis jasa konstruksi di luar negeri sangat penting bagi badan usaha
(BU) konstruksi nasional saat ini dan kedepan”. Dengan makin banyaknya pelaku
jasa kontruksi yang menggarap proyek-proyek asing tentu akan meningkatkan
kualitas dan pengalaman pelaku kontruksi nasional. Tidak hanya itu, hal ini
juga berarti memberikan pasar kontruksi nasional ke tangan pelaku kontruksi
berskala kecil dan menengah di dalam negeri.
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sebelumnya meminta agar para
pelaku jasa konstruksi nasional bisa berkiprah di pasar luar negeri seperti di
Alzajair. Pasalnya, peluang di negara tersebut masih sangat terbuka buat jasa
kontraktor nasional. Pasar jasa konstruksi di negara Afrika Utara itu dalam kurun
waktu 2009-2014 mencapai US$ 11 miliar. Karena pemerintah Aljazair akan
membangun proyek jalan sepanjang 4.050 kilometer dan dan 220 jembatan.
Sementara itu Dubes RI untuk Al-Jazair menyatakan sangat menunggu kiprah pelaku
jasa konstruksi Indonesia di Al-Jazair. Konstruksi sendiri, menurut Yuli
Mumpuni, sedang dijajaki untuk menjadi alat diplomasi Indonesia di pasar
Afrika. Belum lagi dengan potensi Pasar konstruksi negara terbesar di Benua
Afrika ini yang sayang untuk dilewatkan. Mengingat air di Al-Jazair sangat
berharga, maka terdapat pula Proyek pembangunan 20 Bendungan besar dan 37
Bendungan kecil di wilayah utara Al-Jazair. Kemudian, proyek 32.000 pipa gas
yang antara lain akan menyuplai gas ke Eropa (Italia, Perancis, dan
sekitarnya). Bahkan disampaikan Yuli Mumpuni, secara lisan, Menteri Perumahan
Al-Jazair sangat menunggu bantuan kontraktor perumahan dari Indonesia untuk
membangun 2 Juta Rumah Susun yang murah dengan dana yang disiapkan 14 Miliar
Euro. Tentunya peluang-peluang tersebut sudah sepantasnya direbut oleh pelaku
Jasa Konstruksi Nasional.
2.5 Hal yang
Perlu Dipersiapkan dalam Meningkatkan Daya Saing
Dengan diterapkannya liberalisasi usaha, seharusnya pelaku jasa kontruksi
nasional bersiap. Daya saing kini tak hanya terjadi antara
kontraktor-kontraktor nasional, namun telah bertambah dengan masuknya pelaku
jasa kontruksi asing. Perlu adanya suatu tindakan nyata untuk meningkatkan daya
saing nasional.
1. Bekerjasama dengan kontraktor asing dalam menggarap suatu
proyek
Dengan adanya kerjasama antara pelaku jasa kontruksi nasional dengan asing
diharapkan dapat memberikan pengalaman dan pembelajaran. Dengan demikian
diharapkan pada akhirnya para pelaku jasa kontruksi nasional dapat mandiri
dalam menggarap proyek dengan teknologi tinggi.
2. Mengadakan Pameran
Kontruksi
Dengan
mengadakan pameran tentu akan memberikan pembelajaran bagi para kontraktor
nasional. Oleh karena itu, Kementerian PU mendukung penuh terselenggaranya ConBuild Indonesia 2011. ConBuild Indonesia 2011 adalah sebuah
pameran niaga internasional bidang Konstruksi dan Bangunan yang mencakup
permesinan, peralatan, bahan bangunan, kendaraan, teknologi dan jasa layanan,
serta pertambangan. Pameran ini telah diselenggarakan di Jakarta International
Expo Kemayoran tanggal 13 s.d. 16 april 2011 dan pesertanya berasal dari negara
dari penjuru dunia. Pameran ini tentu bertujuan untuk memberikan dorongan dan
mempromosikan beragam investasi asing dalam sektor infrastruktur dan energi
terbarukan.
3. Sertifikasi dan Pelatihan
Salah
satunya upaya untuk meningkatkan daya saing nasional, yaitu dengan sertifikasi
dan pelatihan tenaga kerja konstruksi, agar mereka mampu berkiprah di negeri
sendiri bahkan mampu bersaing dengan tenaga kerja luar negeri. Namun, penting
juga hal ini perlu dibarengi suatu komitmen yang tinggi antarpihak pelaku usaha
konstruksi, khususnya skala besar untuk memberi kesempatkan pengelolaan
kegiatan konstruksinya melibatkan spesialisasi dari para pelaku usaha kecil dan
menengah tersebut.
BAB III
KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI
3.1 Kesimpulan
1. Pangsa pasar kontruksi nasional masih
dikuasai oleh pelaku asing.
2. Faktor-faktor penyebab lemahnya
daya saing nasional.
a. Belum
sepenuhnya menguasai pasar kontruksi berteknologi tinggi.
b. Persyaratan
usaha dan keahlian belum diarahkan untuk mewujudkan profesionalisme
(kepranataan usaha).
c. Pangsa
pasar kontruksi nasional masih dikuasai oleh pelaku asing.
3. Peluang pasar kontruksi luar negeri (khususnya
Afrika) sangat besar.
3.2 Rekomendasi
1. Diperlukan
upaya untuk meningkatkan daya saing nasional demi terciptanya infrastruktur
yang berkelanjutan.
2. Para pelaku
jasa kontruksi nasional harus menilik dan mengambil kesempatan peluang pangsa
pasar kontruksi luar negeri (khususnya Afrika).
No comments:
Post a Comment