Saturday 5 September 2015

BUKU KEHIDUPAN From Japan Masaharu Taniguchi INSPIRASI UNTUK INDONESIA 2015

BAB 1
BAGAIMANA TERBENTUKNYA DUNIA INI  ?

·           Dunia tercipta melalui “pemikiran” hati

     Manusia membangun nasibnya, selangkah demi selangkah, melalui pemikirannya sendiri. Nasib sebuah Negara pun dibangun melalui pemikiran orang–orang di Negara itu. Bukan hanya membangun saja, merusak juga. Terlepas dari sadar tidaknya orang tersebut akan kebaikan atau keburukan pemikirannya, pemikiran yang merusak, akan merusak dirinya, pemikiran yang membangun,  akan membangun dirinya.
     Hal yang terpenting yang harus diketeahui adalah dunia ini terbentuk melalui “pemikiran”. Ketika menciptakan dunia ini pun, pertama-tama Tuhan memikirkannya di dalam hati, akan menciptakan dunia yang bagaimana.  Maka terciptalah dunia sesuai “pemikiran” itu.
     Yang dimaksud dengan “pemikiran” adalah gerakan jiwa, dan gerakan jiwa itu disebut perkataan. Apapun yang kita pikirkan, kita akan mengingat kembali perkataan di dalam hati.  Jadi, yang disebut bahwa dunia ini terbentuk melalui “pemikiran”, sama artinya dengan dunia ini terbentuk melalui perkataan.   Di dalam Injil tertulis bahwa ketika menciptakan dunia ini, Tuhan beristirahat pada hari ketujuh.   Artinya, setelah menciptakan sebagian besar dunia ini, Tuhan mencurahkan jiwanya, lalu menyerahkannya kepada manusia dan tidak turut campur lagi secara langsung.

·           Manusia sendiri yang membentuk nasibnya

     Manusia yang telah diserahi semua ini oleh Tuhan, akan menjadi pemeran utama di dalalm kehidupannya. Manusia adalah pemeran utama dirinya sendiri. Manusia bukanlah budak ,Manusia menciptakan sendiri nasib dirinya.   Yang dimaksud dengan nasib manusia bukanlah sesuatu yang datang begitu saja, melainkan sesuatu yang datang atas perintah kita sendiri. Oleh karena itulah nasib manusia disebut peruntungan. Berdasarkan yang diperintahkan, nasib manusia dapat menjadi nasib baik maupun nasib buruk. Perintah itu dapat berupa perkataan yang terngiang di dalam hati, ataupun ucapan atas perkataan yang terngiang itu.
     Orang yang bernasib buruk adalah orang yang senantiasa menggerutu  lewat mulut maupun hatinya bahwa, “ Nasibku buruk! Buruk!” kekuatan  “pikiran” dan kekuatan “perkataan” hingga kapanpun akan menarik nasib yang buruk.   Berdasarkan yang didapat dari Pengadilan Tokyo, bahkan Jenderal Isoroku Yamamoto pun konon berpikir “kalah” dan mengucapkan “kalah”. Kemudian seruluh orang Jepang mengatakan, “Jika berangkat ke laut, tentara Jepang akan kalah dan mati tenggelam. Jika bertempur di gunung, mereka akan mati dan jasadnya ditumbuhi rumput”. Lalu mereka menyenandungkan dengan kata-kata itu dan meresapinya di dasar hati yang terdalam.  Betapa bodohnya orang-orang ini. Perkataan menciptakan segalanya. Menghancurkan Negara ataupun membangun Negara, semua atas kekuatan “perkataan” dan “pemikiran” manusia. Orang-orang yang selama ini telah menghancurkan Negara, semestinya cepat membuka mata, menciptakan perdamaian, serta menggunakan “pemikiran” dan “perkataan” untuk membangun bangsa.

·           Kendalikanlah hatinya sendiri

     Dalam mengarungi lautan, kapal laut memerlukan pengendali. Kapal yang sekadar terapung dimainkan ombak, ketika ombak besar datang akan terhempas ke batu karang dan hancur.  Nasib manusia pun demikian. Manusia tidak akan sanggup mengatasi gelombang “nasib” hanya dengan sekadar mengucapkan kata-kata yang terpikir, ataupun sekadar memikirkan “pemikiran” yang terlintas.  Sama halnya dengan kapal laut , di mana pengendalian dilakukan sesuai perintah kapten kapal,  manusia pun harus mengatur dan memerintah sendiri nasib dirinya.  Ketika mengarungi lautan kehidupan, manusia tidak boleh berserah begitu saja pada gejolak perasaannya.
      Apakah Anda memberi perintah pada hati Anda? Ataukah Anda hanya pasrah pada keadaan? Marah ketika ingin marah? Bersedih ketika sedang sedih? Malas ketika merasa malas?  Di dalam kitabnya Sang Budha berujar, “Orang yang dapat mengatur dirinya dengan baik adalah raja yang paling mulia dibandingkan raja manapun di dunia”. Dapat mengatur diri dengan baik merupakan hal yang terpenting.  Pada saat yang bagaimanapun kita tidak boleh putus asa, ataupun berkecil hati. Kita harus memegang kendali hati, serta menggunakan kata-kata yang cerah, menyenangkan, mendamaikan, dan penuh harapan. Orang yang “dapat mengatur diri dengan baik”, adalah orang yang sanggup mengatasi keadaan buruk yang bagaimanapun.  Orang inilah yang akan membawa kita menuju negeri penuh harapan.  Yang terpenting adalah menciptakan dahulu “ yang dapat mengatur diri dengan baik”. Untuk itu diperlukan kepintaran menggunakan kekuatan “pemikiran” dan kekuatan”perkataan”.

·            Perbaiki “pemikiran” sehari-hari

     Di dalam agama Budha, kekuatan “pemikiran” dan kekuatan “perkataan” disebut karma. Agama Budha adalah agama yang mengajarkan tentang kekuatan karma.   Jika seseorang dikatakan “berkarma dalam”, mungkin kita berpikir bahwa karmanya selalu buruk.  Tetapi kekuatan karma bukanlah hal yang buruk saja.  Ambil contoh, belajar menulis kaligrafi. Mula-mula tulisan kita mungkin jelek, tetapi karena berlatih setiap hari, lambat laun kita menjadi pintar. Hal ini terjadi karena setiap hari kita melihat bentuk huruf yang bagus, sehingga bentuk terngiang di hati, dan ”karma dalam” menggerakkan kuas pun semakin membaik.  Begitu pula dengan kekuatan “pemikiran” kita. Awalnya mungkin kita tidak dapat berpikir bebas.  Namun kita mesti berusaha berpikir terang, memikirkan hal yang menyenangkan, melihat orang dari sisi baiknya saja, dan tersenyum meskipun sedang bersedih. Maka , hati kita pun lambat laun membaik, sebagaimanan ketika berlatih menulis kaligrafi tadi. Akhirnya, kitapun memiliki “hati yang teratur dengan baik”. Jika hati kita teratur dengan baik, semua akan berjalan lancar. Pekerjaan,pelajaran, nilai, kesehatan, seruluh nasib kita akan tertata rapi.

·           Apakah demokrasi itu ?

    Demokrasi adalah ketika diri kita menjadi pemeran utama diri kita sendiri.  Ini bukan berarti bahwa kita boleh saja bertindak sesuka hati. Kita harus dapat mengatur suasana hati kita, dan tidak bergantung pada orang lain.  Nasib kita, kita sendirilah yang harus memikirkannya. Pertama-tama, jika kita seorang pelajar, begitu bangun pagi, ucapkan perkataan berikut ini sebanyak dua puluh kali ”Aku adalah ciptaan Tuhan. Selalu sehat.Selalu gembira. Berperilaku baik, dan menjadi pelajar teladan”.  Maka kita akan bangun dengan bersemangat.  Malam hari, ketika akan tidur, ucapkan perkataan berikut ini di dalam hati, ”Selama aku tertidur, Tuhan akan menjadikanku semakin baik. Aku akan menjadi sehat, gembira, dan cerdas”.   Dengan begitu, jika bermimpi, kita akan bermimpi indah. Selama tertidur, kita menjadi semakin sehat, semakin pintar, dan mampu memahami pelajaran apapun.  Hal ini terjadi karena awalnya Tuhan menciptakan dunia ini melalui ”perkataan” dan “pemikiran”. Selanjutnya, Tuhan menyerahkannya kepada manusia, yang dengan bebas dapat menggunakan perkataan dan “pemikirannya” sendiri.

·           Agar menjadi bahagia, taburkan benih kebahagiaan

     Jika kita bermaksud menjalani kehidupan yang bahagia di dunia ini, kita tidak boleh berpikir bahwa, “Diriku malang. Aku ingin berbahagia”.  Jika kita menabur benih pemikiran hati yang menyatakan,”Diriku malang”, maka yang akan muncul di dunia kasat mata adalah “kemalangan”. Hal ini terjadi karena hati kita yang merupakan asal-muasal segala sesuatu, menjadi benih pemikiran hati yang berbunyi,”Diriku malang” Oleh karena itu, bila ingin menjadi bahagia, ucapkan “Saat ini aku berbahagia. Berbahagia”. Meskipun saat ini kita tidak berbahagia, tetapi kebahagiaanpun akan muncul.    
     Begitu Tuhan berpikir, ”Ada langit, ada langit!” yaitu Tuhan mengucapkan “perkataan” di hatinya, maka muncullah “langit” di dunia dan belum memiliki matahari,maupun bumi, langit, tanah, juga bintang-bintang.   Begitu dia menyebut, ”Ada tanah, ada tanah!” hasilnya terjadi bumi.  Begitu dia mengulang-ulang di hatinya,”Ada rumput, ada rumput!” di dunia yang belum mempunyai rumput maupun pohon, maka timbullah rumput.  Kemudian,  begitu dia berdoa di dalam hatinya, “Ada manusia, ada manusia! Muncullah,muncullah bentuk yang seperti Tuhan  memiliki kekuatan yang melakukan apa saja”, maka lahirlah manusia. Di dalam kitab Injil tertulis bahwa, “manusia diciptakan sebentuk Tuhan” yang artinya “Seperti Tuhan, mengetahui   segala sesuatu dan memiliki kemampuan melakukan segala hal, bentuk itulah menjadi  manusia”.  Oleh karena itu, manusia sama dengan Tuhan memiliki kemampuan yang melahirkan apa saja, dan menciptakan apapun di dunia ini,  serta mewujudkan apa yang terpikir  dihatinya.




·           Jika berterima kasih kepada ayah-ibu dengan perasaan gembira, akan timbul hal-hal yang baik

     Gembira, gembira! Jika kita selalu bersyukur kepada ayah dan ibu dengan penuh sukacita, mengucapkan rasa terima kasih kepada mereka dari dalam hati kita, maka hal-hal menyenangkan secara alami akan timbul, dan muncullah hal-hal yang patut kita syukuri. Hal itu terjadi karena kita menaburkan benih hati yang ,”Gembira,gembira!”  Maka sesuai itu pulalah yang muncul di dunia nyata. Selain itu, karena kita juga menaburkan benih hati yang berbunyi,”Ayah, Ibu, terima kasih!’, maka di dunia nyata pun tampillah sosok ayah dan ibu yang sungguh-sungguh baik hati dan menyenangkan.

·           Jika bermuka masam, akan timbul hal yang tidak menyenangkan

     Jika kita bermuka masam, timbullah hal-hal yang membuat kita semakin bermuka masam. Hal itu terjadi karena yang terlintas di dunia “hati” adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Ini artinya kita sedang menaburkan benih hati yang berbunyi,”Tidak menarik, tidak menyenangkan,mengesalkan,menyebarkan!’. Sejak terbangun di pagi hari, berpikirlah bahwa,” Hari ini menyenangkan. Hari ini menjadi hari yang baik”. Akan muncul hal-hal yang baik. Aku gembira!  Dengan demikian, hal-hal yang baik dan yang menyenangkan akan berdatangan mengitari kita.  Jika merasa gembira,  akan timbul ”kegembiraan”. Jika merasa bosan akan timbul ”kebosanan”.  Yang tergambar di hati akan tumbuh dan berbuah.
     Jika menggunakan ketetapan ini, pelajaran sekolah, atau apapun, dapat kita lakukan dengan baik. Ketika akan belajar, jangan berpikir,”karena tidak pandai dalam ilmu hitung , aku akan belajar”. Jika berpikir,”Tidak pandai” maka,  “tidak panai” itu akan menjadi benih hati, yang kemudian sungguh-sungguh menjelma menjadi kenyataan. Karena itu, ketika akan belajar jangan berpikir,”karena tidak pandai”.

Awali kegiatan belajar dengan mengucapakn ,”Aku adalah sosok yang diberkati kekuatan Tuhan. Di dalam diriku terdapat kemampuan yang hebat. Diriku jenius. Aku akan berhasil. Karena akan berhasil, aku akan belajar dengan gembira”. Dengan begitu, yang tergambar di hati akan menjelma menjadi kenyataan.

BAB 2
“PIKIRAN” MANUSIA DAPAT MENGUBAH ALIRAN DARAH


·         Cara mengukur berat “pikirran”

Di dalam buku Marden ditulis bahwa Profesor W.G. Anderson telah berhasil mengukur beratnya “pikiran”(kekuatan hati) manusia.  Mula-mula , dia menempatkan seorang manusia dengan posisi telentang pada sebuah timbangan besar. Timbangan itu berupa sebilah papan, yang pusatnya terdapat di bagian tengahnya(sekitar posisi pinggang manusia), sedikit condong ke arah yang lebih berat, persis seperti permainan jungkat-jungkit.
         Mula-mula, seorang manusia dinaikkan ke atas papan itu. Kemudian, dicocokkan agar benar-benar seimbang dan tidak berat sebelah.  Lalu, orang yang berada di atas papan tersebut disuruh memikirkan soal hitungan yang sulit.  Ternyata, papan yang dinaikinya itu menjadi berat di bagian  kepala sehingga miring ke bawah.  Ini berarti, karena memiikirkan sesuatu, kepala menjadi lebih berat daripada biasanya. Akibat beratnya "pikiran”.
Apakah Anda menganggap bahwa ini merupakan beratnya “pikiran”? Ada orang yang selalu mengeluh bahwa kepalanya berat,  karena memikirkan hal-hal yang belum terjadi. Ini menyebabkan kepalanya tertekan oleh beratnya. “pikiran” akibat terlalu memikirkan hal-hal yang remeh. Kita tidak perlu memikirkan “hal-hal” yang remeh agar kepala kita menjadi ringan.
      Sementara itu, pada orang yang lebih pintar, itu bukanlah beratnya “pikiran”. Itu dianggap sebagai beratnya darah yang dialirkan ke kepala oleh “pikiran”  Orang yang dapat berpkir seperti ini  adalah orang yang kepintarannya melebihi orang-orang biasa.  Sesunggunya,”pikiran”tidak memiliki berat.  Untuk membuktikannya, cobalah naik ke atas penimbang berat badan. Mau tertawa, cemas, ataupun memikirkan soal hitungan yang sulit, beratnya sama saja.
  Nah, yang menjadi masalah di sini adalah, jika kita memikirkasn suatu  persoalan, darah akan  mengalir  ke kepala. Ketika kita  cemas atau mengkhawatirkan hal-hal yang belum terjadi, darah mengalir berlebihan ke arah kepala. Itulah yang menyebabkan kepala menjadi berat.  Oleh karena itu, bila memikirkan sesuatu, pusatkan kekuatan pada perut bawah. Perasaan akan menjadi tenang, dan darah tidak naik ke kepala.  Dengan begitu, berpikir seperti apapun, kita tidak merasa lelah, sehingga kita dapat berpikir dengan tenang.
     Berikutnya, Profesor Anderson  meminta orang yang telentang di atas papan tersebut berhenti memikirkan hitungan yang sulit dan berganti dengan  membayangkan dirinya sedang berolahraga menggunakan kaki dengan gigih. Ternyata, berat di bagian kakinya bertambah. Sehingga papan menjadi  berat di bagian kaki. Jadi, dapat dimengerti bahwa “berpikir” tidak selalu mengalirkan darah naik ke kepala.  Karena kita terus menerus membayangkan ” berpikir dengan kepala” , maka darah akan mengalir naik menuju kepala. Jika membayangkan berpikir dengan pusar, dan selalu memusatkan kekuatan di bagian bawah pusar, maka ketika belajar, kepala selalu terasa ringan sehingga kita dapat belajar dengan baik.  Sejak dahulu,  orang-orang yang hebat terbiasa berlatih dengan memusatkan kekuatan di perut bagian  bawah. Konon, seorang guru Zen Hakuin melakukan latihan bernapas, melalui tumit kaki ketika tidur.   Guru Hakuin juga tetap bernapas melalui hidung, tetapi dia meluruskan kaki lalu, menekan sedikit pada tumit kaki, merasakan pintu keluar masuk  untuk pernapasan  pada bagian tumit kaki.  Kemudian dia bernapas perlahan-lahan pada tumit kaki, sehingga darah mengalir ke bagian kaki, maka hati menjadi tenang dan kepala menjadi lebih ringan, dan tak lama lagi kemudian tertidur dengan perasaan nyaman.

·         Ciptakan rasa nyaman ketika tidur

     Tidak ada yang lebih penting daripada perasaan ketika tidur. Jika tidur dengan perasaan nyaman, ketika terbangun keesokan paginya, tubuh terasa segar.  Sepanjang hari kita akan merasa bahagia sehingga dapat belajar maupun bekerja dengan gembira. Sebaiknya, ketika akan tidur ucpkanlah dalam hati. “Jiwa Tuhan mengalir pada diriku. Selagi aku tertidur, Tuhan memberiku kesehatan, kebahagiaan, dan kepandaian yang tidak terbatas”. Saya pun melakukan hal ini. Ini merupakan hal yang efktif untuk dilakukan oleh anak-anak, pelajar, juga orang dewasa.
     Di samping itu, baik juga tidur sambil memohon, “Tuhan,mengalirlah ke dalam diriku, dan limpahilah kekuatan padaku”. Jika setiap malam kita melaksanakan hal ini, otak kita akan menjadi cerah, kemampuan belajar pun bertambah, daya ingat menjadi baik, dan tubuh menjadi sehat.  Jika kita membayangkan kaki maka darah akan mengalir menuju kaki, sehingga bagian itu menjadi kuat.   Begitu pula jika kita memohon agar “dapat belajar dengan baik”, maka kitapun dapat belajar dengan baik.

·         Ketika bangun pagi

Di pagi hari, begitu terbangun, segera  duduk di atas tempat tidur, tangkupkan
tangan, pejamkan mata, uacapkan berikut ini di dalam hati sebanyak dua puluh kali. “Jiwa Tuhan, mengalir ke dalam diriku, menyehatkanku”. Kemudian, bacalah doa berikut ini. “Kepandaian Tuhan, mengalir ke dalam diriku, dan akan membimbingku seharian ini, sehingga apapun yang kulakukan akan berjalan dengan lancar”.
     Yang dimaksud dengan “berdoa” adalah “mengucapkannya dengan hati dan merasakannya hati yang terdalam”.  Dengan demikian, darah akan mengalir sesuai yang kita rasakan, sehingga kita menjadi sehat.  Lalu, segala yang kita pikirkan akan berhasil dengan baik. Karena dibimbimg oleh kepandaian yang nyata. Apapun  itu, jika dianggap baik, lakukanlah.  Bukan hanya satu hari, tetapi coba lakukan sedikitnya selama 3 bulan. Hasilnya pasti akan bagus. Ibarat lantai, jika dipel hanya sekali, tidak akan mengkilat. Jika dipel setiap hari, barulah akan  mengkilat. Hati juga begitu. Maka laksanakanlah setiap hari.

·         Jika lengan kanan dilatih, lengan kiri ikut terlatih

     Profesor Anderson mencoba sebuah percobaan yang lain.  Dia menguji kekuatan lengan mahasiswa. Setelah diukur kekuatan rata-ratanya, lengan kanan memiliki daya angkat sebesar 111 pon (1 pon = 453 gram, jadi 111 pon = 50,283 kg), dan lengan kiri sebesar 97 pon.
     Kemudian, selama seminggu, lengan  kanan saja yang diberi latihan khusus untuk meningkatkan daya angkat.  Hasilnya, kekuatan lengan kanan bertambah 6 pon.
Sementara itu, lengan kiri sedikitpun tidak dilatih untuk meningkatkan  kekuatan tetapi lengan kiri bertambah kekuatannya rata-rata sebesar 7 pon.  Mengapa menjadi seperti ini? Adalah wajar jika lengan yang ditempa dengan latihan bertambah kekuatannya.  Namun jika yang tidak dilatih juga bertambah kekuatannya, ini karena di hati mereka merasa melatihnya. Berkembangnya otot tidak selalu karena dilatih. Ketika berniat “hendak mengangkat benda”, sesungguhnya mereka tidak hanya menggunakan tangan kanan, tetapi daya angkat tangan kiri mereka pun turut bertambah.  Seorang atlet bernama Sando (pelopor olahraga angkat besi ) yang mempunyai otot terindah di dunia, berlatih di depan cermin mengamati perkembangan ototnya.  Tiap kali berlatih, didapatinya otot-ototnya berkembang dengan begitu indah. Menyaksikan hal itu, sambil berlatih diapun berujar di dalam hatinya,”Otot-ototku berkembang dengan begitu indahnya”.  Hal ini membuat otot berkembang lebih cepat daripada biasanya.

·         Cara menguatkan lambung

     Sampai di situ, kita pun dapat mengetahui bagaimanan sebaiknya menyehatkan lambung dan menguatkan otot-ototnya ketika kita makan.  Untuk mengaktifkan otot diperlukan kekuatan “pikiran”. Otot akan berkembang jika ditempa dengan kekuatan “pikiran”. Otot lengan adalah otot yang digunakan untuk mampu mengangkat atau mendorong sesuatu, maka berulang kali pikirkan dengan kuat “mengankat barang” atau “mendorong benda” jadi , ototnya akan berkembang.  Kantung lambung adalah otot yang mencerna  “makanan yang enak”,  ketika kita makan sambil  merasakan
“ ini enak, terimak kasih” sehingga mencerna dengan baik.
Jika kita makan dengan perasaan,”Tidak ena,. Yang seperti ini tidak bisa dimakan”, cairan pencerna tidak akan keluar, dan  sebaiknya otot lambung justru bereaksi seolah ingin memuntahkan makanan. Hal itu, tentu tidak menyehatkasn.   Agar lambung menjadi kuat, makanan apapun yang kita santap haruslah tercerna dengan baik.
    Karena itu, ketika menyantap makanan, ucapkanlah ,”enak !” dan “Hidangan ini adalah pemberian Tuhan. Karena itu, terasa enak dan menjadi gizi bagi tubuhku”,  dan jika kita makan dengan penuh rasa “syukur”, otot lambung akan menjadi kuat. Apapun yang kita makan, akan tercerna dengan baik serta menjadikan tubuh kita sehat dan bahagia.

·         Yang dimaksud dengan reflex yang terkondisi

     Profesor Ivan Pavrof, seorang ilmuwan besar Rusia di bidang fisiologi, terkenal secara mendunia berkat  penemuannya yang disebut dengan refleks yang terkondisi dari otak besar.  Yang dimaksud dengan refleks yang terkondisi itu   adalah, salah satu contohnya, baik manusia hewan, jika diberi kondisi tertentu, secara refleks cairan lambungnya akan keluar dan mencerna dengan baik.
     Mula-mula Pavrof membuat lubang pada perut seekor anjing. Kemudian, pada lubang itu dipasang pipa karet, dan dilakukanlah berbagai penelitian menyangkut karakter maupun kuantitas cairan lambung yang timbul di dalam lambung anjing itu.   Ketika Profesor memberinya makanan enak sambil membunyikan lonceng, timbullah cairan lambung yang baik dan makananpun tercerna dengan baik.   Setelah mengulang hal tersebut berkali-kali, berikutnya dia tidak lagi memberi makanan  namun tetap membunyikan lonceng.  Dari percobaan ini didapati bahwa lambung tetap mengeluarkan cairan lambung yang baik. Selanjutnya  kepada anjing yang lain diberi makanan yang tidak enak(anjing tidak suka sesuatu yang pahit) dengan cara disodorkan ke mulutnya sambil dibunyikan bunyi yang lain.  Ternyata, meskipun berikutnya tidak diberi makanan yang pahit, tetapi bunyi yang sama tetap diperdengarkan, anjing itu seolah  ingin memuntahkannya, dan pengeluaran  cairan lambung untuk mencerna makanan  menjadi buruk.  Timbulnya aksi tertentu  secara refleks  terhadap suatu kondisi seperti ini disebut refleks yang terkondisi.  
     Sekarang kita telah memahaminya . Ketika kita menyantap makanan yang lezat dan kita merasa, “Ini enak! Aku bersyukur!” maka cairan lambung yang baik akan timbul dalam jumalah besar dan pencernaan menjadi baik. Kita tentu telah melakukan hal ini berulang kali, oleh karena itu, berikutnya, ketika menyantap makanan yang tidak enak sekali pun, usahakan tetap merasa,”Ini enak! Aku bersyukur!”, maka makanan akan tercerna dengan baik. Inilah fenomena yang disebut sebagai refleks yang terkondisi, dan ini merupakan hal yang wajar.
     Ketika disajikan makanan yang tidak enak, Saudara-Saudara mungkin pernah merasa “tidak bersyukur” dan ingin memuntahkannya, tidak dapat mencernanya, bahkan hingga mengalami diare. Jika hal itu terjadi berulang kali , hanya dengan merasa “tidak bersyukur”, makanan apapun yang kita santap, kita akan merasa ingin memuntahkannya, dan tidak dapat mencernanya. Ini merupakan hasil dari refleks  yang terkondisi itu.    Seorang  wanita yang sedang mengandung, pada usai kehamilan dua atau tiga bulan, adakalanya mengalami perasaan mual , di mana syarafnya sedang berada dalam kondisi sensitif. Pada masa ini, jika dia merasa “tidak bersyukur”, makanan bergizi selezat, apapun terasa ingin dimuntahkanya.
     Jika muntahnya terus berlangsung selama satu atau dua bulan, baik sang ibu maupun anak yang sedang dikandungnya akan menjadi kurus, lemah,bahkan bisa meninggal. Suatu ketika, ada seorang wanita yang mengalami muntah-muntah itu selama satu bulan. Dokternya mengatakan, untuk menyalamatkan sang ibu dari kematian, bayi yang ada di perutnya harus dikeluarkan .  Kemudian adik wanita itu,
 menanyakan pendapat saya.  Jawab saya, “ Itu karena dia sedang bermasalah dengan seseorang, sehingga memiliki perasaan tidak bersyukur.  Bersyukurlah pada siapapun, dan ucapkanlah terima kasih. Bersyukurlah atas semua orang, semua benda, dan semua hal disekitar kita”. Saya minta ucapan saya ini disampaikan kepada adik wanita itu.  Saya menuliskan ucapan saya apa adanya lalu mengirimkannya kepada adik    wanita itu. Wanita itu menyadari bahwa dirinya sedang bermasalah dengan seseorang di sekitarnya dan merasa “tidak bersyukur”. Kemudian, dia memperbaiki hubungannya dengan orang itu, dan begitu dia merasa hendak mengucapkan,”Terima kasih!”,  perasaan ”mual”  yang membuatnya ingin muntah itupun hilang seketika.

·         Berterimakasilah kepada makanan, juga perut dan usus

     Bersyukurlah terhadap apapun. Ketika kita merasa bersyukur saat terjadi sesuatu yang baik, peredaran darah di tubuh kita menjadi lancar,  otak menjadi pintar, perut dan usus menjadi kuat, kita menjadi sehat,  bersemangat, nilai pelajaran pun menjadi baik. Khususnya bagi penderita penyakit perut, setiap kali makan ucapkanlah terima kasih atas apa yang Anda makan. Serta yakinlah  bahwa perut dan usus  Anda benar benar sehat. Percayalah akan hal itu. Jika kita tidak mempercayai seseorang, hasil kerjanya tidak akan bagus. Begitu pula dengan perut dan usus. . 
     
·         Jika mengeluh,  penyakit tidak akan sembuh

     Orang yang sakit perut selalu merasa ,"sakit perut, sakit perut ". Maka penyakitnya  tidak pernah akan sembuh. Ketika dia tidak merasa “sakit perut”, penyakitnya  sembuh. Penyakit tidak akan sembuh bila kita senang mengumbarnya kepada orang lain. Ada orang yang merasa senang jika dikasihani oleh orang lain atas penyakitnya.   Jika demikian, penyakitnya tidak akan sembuh. Kita harus menganggap penyakit sebagai subuah "aib" dan tidak boleh menceritakannya dengan bangga kepada orang lain.
     Seseorang bernama Hanako Ikeda di Hokkaido sedang terbaring akibat flu dan sakit perut. Ayahnya berkata, “sakit segitu saja, sebentar pasti sembuh!” Ayahnya tidak mengatakan, “kasihan kamu!”  Maka Hanako pun berpikir ,”lihat saja! Aku akan sakit parah agar dikasihani.  Supaya Ayah bilang “kasihan”. Lalu, dia jadi menderita penyakit karies tulang punggung sehingga tidak dapat berdiri.
     Hanako mendengar cerita tentang “penyakit dapat timbul melalui hati” dari seorang guru bernama Hoshino dari Seichou-no-ie, Hanako-pun memperbaiki perasaan hatinya, kemudian  penyakitnya sembuh.   Penyakit tidak akan sembuh jika kita merasa ingin dikasihani.


 BAB 3
BUANGLAH HATI YANG TAKUT !
      
·         Apa yang paling menakutkan ?

     Ketua rapat pada suatu perkumpulan bertanya ,” Di antara semua ketakutan, apakah yang paling menakutkan?”  Seseorang menjawab, “ Penyakit”. Menrutnya, jika kita sakit , kita akan menginggal!
      Seorang lagi menjawab,”Yang paling menakutkan adalah kemiskinan”. Menurutnya, jika kita miskin, kita tidak bisa makan nasi dan tidak bisa menuntut
ilmu.  Orang yang ketiga menjawab, “yang paling saya takutkan adalah kekalahan perang", menurutnya "karena kalah perang, negara Jepang menjadi miskin, sehingga ketika sakitpun kita tidak mampu membeli obat”.
      Ketua rapat berkata, “Semua jawaban betul”. Lalu dia bertanya lagi,”Tetapi mengapa orang jatuh sakit?” Seseorang menjawab, “karena makanannya buruk” Seorang lagi menjawab ”Karena kena udara yang dingin”. Ketua rapat bertanya lagi, “Di rumah yang sama, makan makanan sederhana yang sama, tetapi ada yang tidak jatuh sakit. Mengapa begitu?” Tidak seorangpun menjawab.
      Kemudian, ketua rapat bertanya,”Nah, meskipun sama-sama kena angin dingin,ada yang mendapat flu dan ada yang tidak. Apa alasannya? Sejenak tidak ada yang menjawab. Akhirnya, setelah mencoba berpikir, seorang pria mengutarakan jawabannya. “Meskipun makan makanan yang sama, ada orang yang tidak jatuh sakit, karena ia berbadan sehat.”   Lalu ,seorang lagi menjawab,”Meskipun sama-sama kena angin dingin, ada yang tidak flu, karena berbadan sehat.
Kemudian  semua orang berujar serentak,”Ya, betul! Ya ,betul!’
     Pada hal,walaupun semua orang berkata begitu, belum tentu hal itu benar. Sebaliknya, meskipun  hanya, seseorang yang setuju, belum tentu hal itu salah.   Manusia tidak boleh membeo pada orang lain , bagaikan gelegar guntur yang saling bersahutan.  Jangan hanya ikut-ikutan mengatakan sesuatu tanpa memikirkannya terlebih dahulu.
Pikirkan dengan baik, pahami betul faktanya, cari jalan terbaiknya, barulah sampaikan pemikiran itu. Inilah yang disebut demokrasi.
     Lalu ketua rapat berkata, ”Belum tentu begitu. Meskipun makan makanan yang sama, orang yang kurus tidak jatuh sakit, Sebaliknya orang yang gemuk menjadi sakit. Orang yang kelihatannya lemah belum tentu sakit.  Mengapa begitu?”  Semua orang berpikir tetapi tidak ada yang menjawab. Ketua rapat berkata,”Sebabnya begini, orang yang berbadan sehatpun, jika mengkwatirkan penyakit atau sesuatu, dia akan sakit. Sementara itu, orang yang badannya lemah tetapi tidak takut pada penyakit, tidak khawatir, dan tidak marah, serta selalu riang dan gembira, tidak akan sakit”. Perkataan ketua rapat itu benar. Saudara-saudara, marilah menjadikan hati kita cerah dan gembira, dan jangan mengkhawatirkan hal apapun.

·         Jika khawatir , akan timbul racun di dalam darah

     Jika kita khawatir, akan timbul racun di dalam tubuh kita.  Jika seekor tikus dimasukkan ke dalam sebuah kandang  kawat, lalu diganggu dengan tongkat  selama 5-6 jam, maka tikus itu akan mati karena ketakutan. Jika darah tikus itu disuntikkan pada manusia, meskipun dalam jumlah sedikit, manusia itu akan mati. Karena dalam darah tikus yang ketakutan itu telah timbul racun. Baik manusia maupun hewan, jika mereka ketakutan akan timbul racun di dalam darahnya dan badannya akan menjadi lemah.  Orang yang sehat atau gemukpun, dalam keadaan  seperti ini bisa kena macam-macam penyakit.
     Ikan mas pun, jika dipelihara di dalam botol kaca, tidak dapat tumbuh besar. Karena dia dapat melihat manusia, atau kucing, dan lain-lain yang menakutkannya.
Ketakutan itu  menimbulkan racun di dalam tubuhnya.  Tubuhnya menjadi lemah dan tidak bisa menjadi besar.   Jika anak-anak ikan mas dipelihara di dalam sebuah wadah, mereka dapat tumbuh menjadi besar.  Tetapi jika ke dalam wadah itu dimasukkan satu atau dua ekor ikan mas yang lebih besar, ikan mas kecil itu sulit menjadi besar karena dikejar-kejar oleh ikan yang lebih besar.   Ini menujukkan betapa buruknya dampak kekhawatiran hati pada tubuh kita. Mr. Horace Fletcher, ahli ilmu fisika dari Amerika Serikat, mengatakan, ”Hati yang ketakutan bagaikan karbon dioksida yang dimasukkan ke dalam udara dengan pompa. Hal ini menyebabkan kondisi kekurangan udara pada hati, jiwa dan  roh.  Adakalahnya dapat menimbulkan kematian, karena menyebabkan terhentinya segala perkembangan, seperti kekuatan untuk hidup (energi) atau kematian  organ tubuh”.  
  



·         Agar tidak khawatir

   Agar kita tidak menjadi khawatir, kita harus menyadari bahwa  manusia adalah ciptaan Tuhan dan Tuhan melindungi manusia.  Seperti di dalam cerita dongeng anak-anak “buku cerita Fast” jika kita mengelus-elus tongkat mas sambil berdoa, kita inginkan akan muncul dan terlaksana. Karena dalam diri manusia terkandung “kekuatan jiwa”.  “Kekuatan jiwa” yang terkandung di dalam diri kita itu seperti “kotak emas ajaib” yang diberikan oleh Tuhan.  Maka percayalah bahwa di dalam jiwa kita terdapat “kotak emas"  ajaib yang tidak kelihatan dengan mata. Namun jiwa kita berdoa di hati apapun bisa kita lakukan.

·         Untuk memecahkan masalah dengan mudah

     Selajuntnya mengenai hal yang menakutkan kita.  Karena kita merasa takut,  ketakutan itu akan datang. Tetapi jika kita tidak takut, ketakutan itu tidak akan datang.  Kita harus tahu hal ini.   Jika kita takut pada seekor anjin, dan kita berlari, maka anjin itu akan mengejar dan menggonggongi kita.  Namun jika kita tetap tenang dan berjalan biasa saja di sampingnya, dia tidak akan menyadari keberadaan kita. Apalagi jika kita memberikan tulang yang lezat kepadanya, maka diapun akan menjadi teman baik kita.  Sama halnya dengan anjin itu, apapun jika  kita takuti, ketakutan itu akan terjadi. Seperti menjadi teman baik dengan anjin tadi, berteman baiklah dengan segala hal. Begitu juga dengan pelajaran sekolah. Jika kita takut pada sebuah soal, soal itu akan kelihatan semakin sulit dan menakutkan.  Jika soal itu kita anggap gampang, menjadikannya sebagai teman baik kita dan mnghadapinya dengan tenang, maka kita dapat memecahkannya dengan mudah. 
     Meskipun  kita kena penyakit, jika kita tidak takut dan yakin akan segera sembuh, maka penyakit itu benar-benar cepat sembuh.  Sebaliknya, jika kita berpikir
” penyakit itu berbahaya dan mematikan”, maka penyakit itu akan susah sembuh, karena hati yang ketakutan menimbulkan racun di dalam tubuh.    Sama halnya dalam pertandingan lari. Jika takut pada lawan, kita akan kalah.  Tetapi jika yakin bahwa “saya ciptaan Tuhan, lari bersama Tuhan, Tuhan yang membuat saya berlari’, dan kita berlari dengan sungguh-sungguh, anehnya kita akan mampu berlari dengan baik dan menjadi juara pertama.  
     Inilah rahasia dalam melakukan apapun. Orang yang takut kalah akan kalah. Orang yang yakin menang pasti akan menang.


 BAB 4
MARILAH MEMPUNYAI HATI YANG CERAH

·         Berpikir sehat dan mendapatkan sehatnya

     Jangan memikirkan hal-hal yang buruk atau masalah –masalah yang sepele
karena akan merugikan diri kita.  Misalnya kita berpkir,” Apabila memakan makanan ini akan sakita perut” atau “apabila kena angin dingin akan sakit flu”.  Jangan memikirkan hal-hal yang sepele, karena pikiran tersebut dapat menjadi kenyataan.   Marilah kita berpikir, “saya adalah  ciptaan Tuhan, jadi saya selalu sehat, senang, dan gembira”, maka kita selalu senang dan sehat.
     Seorang pengemis memunggut makanan yang sudah basi dan memakannya, namun tidak menjadi sakit. Anak jalanan makan dengan tangan kotor, tetapi tidak sakit perut.  Mereka tidur di taman Ueno tanpa alas dan atap, kena embun pada malam hari, tetapi tidak menjadi sakit. Hal ini karena mereka tidak memikirkan penyakit.  
    Sebaliknya anak-anak yang terpelihara oleh keluarga yang baik, yang selalu memperhatikan hal-hal yang kecil, seperti tidak boleh kena penyakit  , tidak boleh kena piliek, tidak boleh kena sakit perut, memperhatikan ini-itu, kelihatannya banyak yang selalu menjadi sakit.
Mengapa demikian?  Hal ini disebabkan karena mereka selalu berpikir tentang penyakit.  Mereka selalu khawatir menjadi sakit.
     Orang seperti ini di Amerika Serikat  disebut ”trouble seeker” dan dipandang rendah. Sebelum datang penyakit,  mereka selalu mencari-cari penyakit, ketika sudah kena penyakit meskipun kecil, penyakit itu menjadi besar akibat kekhawatiran  yang telalu besar. Tuhan berkata, “ Mintalah, maka akan diberikan”.  Orang yang seperti mereka, minta penyakit, maka diberikanlah penyakit. Saudara-saudara lebih baik
minta kesehatan dan mendapatkan kesehatannya.

·         Jangan selalu memutuskan harapan

     Ny. Helen Keller berkata, “ Optimisme adalah kepercayaan untuk membimbing kepada segala kesuksesan. Jika tidak ada harapan, apapun tidak akan terjadi”. Optimiseme yaitu selalu melihat aspek yang baik saja dan selalu berharap bahwa segala sesuatu “pasti menjadi baik”. Sekarang yang diperlukan di Jepang adalah harapan “pasti menjadi baik”. Bangsa yang bahagia , gembira,dan penuh  harapan pastilah akan makmur.  Rakyat yang berkembang adalah rakyat yang mempunyai sifat gembira dan penuh harapan. Rakyat Jepang   sebenarnya adalah orang-orang yang selalu bahagia dan gembira. Tetapi entah sejak kapan mereka mulai berpikir bahwa lebih sopan bermuka muram, suram, dan tidak ceria.
     Jika pohon besar tidak bisa tumbuh di tempat gelap, manusia pun sama.   Hati
 harus selalu bersinar matahari. Jika membuat  sesuatu dengan perasaan muram, tidak akan tercipta sesuatu yang baik. Sebaliknya jika  membuat sesuatu dengan hati yang ceria, akan muncul pikiran yang baik.  Apabila seorang anak dimarahi sehingga hatinya menjadi muram, ketika belajar pun dia tidak dapat belajar dengan baik.  Tetapi jika dipuji dan melakukannya dengan senang hati , maka soal matematika yang sulit pun dapat dipecahkan dengan mudah.  Begitu pula kita menonton sebuah sinetron, percakapan pemain sinetron dengan mudah kita ingat sampai yang kecil-kecilnya,karena kita menontonnya dengan hati senang dan gembira.   
     Jika  perasaan senang, hati akan bekerja dengan baik. Hati yang senang ibarat pelumas bagi mesin. Pelumas bagi kerja hati. Mesin yang dibubuhi pelumas yang cukup, tidak akan rusak meskipun bekerja keras. Sama halnya dengan hati yang dibubuhi”pelumas”, bekerja sekeras apapun tidak akan merasa lelah.    
 
·         Cara sehat dengan tertawa

     Meskipun kita sakit, jika kita perasaan tetap senang dan tidak murung, penyakit itu akan cepat sembuh. Berbicara seenaknya, menyusahkan orang, bermuka murung, berhati muram, itu adalah hak seorang pasien, tetapi sikap seperti ini tidak akan menyumbuhkan  penyakit.  Jika hati senang dan ceria, di dalam darah kita akan timubul berbagai komposisi yang menyehatkan, sehingga kita cepat menjadi sehat kembali.
     Di Amerika Serikat ada istilah “ Laugh care”.  Dalam bahasa jepang mungkin disebut “cara sehat dengan tertawa”.  Rasa sakit hati, cemas, keluh-kesah, marah, atau khawatir, kita ganti dengan selalu tertawa dengan gembira. Cara ini akan menyembuhkan penyakit.  Mencari-cari keburukan orang, mencari kelemahan dan kesalahan orang, adalah hal yang tidak baik, hal seperti ini tidak bisa dikatakan sebagai hobi yang baik.  Sebenarnya, jika kita tidak melihat sifat manusia yang berupa“keburukan”, maka ”keburukan” itu akan menghilang. Karena  manusia adalah ciptaan Tuhan, maka sebenarnya sifat buruk manusia tidak ada. Tetapi jika kita menanamkan keburukan di dalam hati kita, maka sampai kapanpun keburukan itu tidak akan hilang. Sebaliknya kita akan menjadi tawanan dari keburukan tersebut dan kita kalah olehnya.
       Ada perbedaan apabila kita bandingkan dengan membuat sebuah mesin,yaitu semakin kita cari kelemahan suatu mesin, akan semakin baik mesin tersebut.   . 
Almarhum Franagan, seorang guru  yang terkenal di Amerika  mendirikan “kota anak-anak”, di sana dia mendidik dengan cara melihat yang baik dan memuji.  Dengan mencari kebaikan dari seorang anak dan memujinya sebagai “anak yang baik”, maka semua anak akan menjadi baik seperti “anak ciptaan Tuhan”.

·         Anak yang senang pasti anaknya baik

     Menteri Jon Rapok berkata “Kalau seorang pendidik mengajar lebih tegas pada anak-anak tentang kewajiban dan kegembiraan serta yang bukan kewajiban dan bukan kegembiraan, mungkin kehidupan  mereka akan menjadi lebih menyenangkan dan bahagia”.
     Bagaimanapun, kita harus berusaha menjadikan mereka “ anak yang senang”, “anak yang gembira”, daripada sekedar ”anak yang baik”. “Anak yang senang” atau “anak yang gembira” akan mengembirakan hati  bapak, ibu, tetangga, dan teman-temannya. Dan hal yang mengembirakan semuanya adalah hal yang baik.
     Sebaliknya anak yang muram, suram, dan hatinya murung akan menyusahkan orangtua dan menggangu pembantu, tetangga, dan semuanya.  Oleh karena itu, meskipun anak itu rajin, tetap tidak bisa dikatakan sebagai “anak yang baik”.

·         Bagaimanan cara memakumurkan toko

Jika hati senang dan gembira dengan sendirinya kita mampu berpikir dengan benar. Apapun kita lakukan akan dengan lancar.  Akan muncul pemikiran yang baik. Seperti sebuah kereta api melaju di atas rel kereta yang sedikitpun tidak keluar dari rel, dan kitapun bisa berperilaku yang baik. Kita juga akan mendapatkan ide yang baik seperti cara  menata barang-barang dagagan. Barang dagagan yang ditata oleh orang yang bahagia entah bagaimanan menimbulkan perasaan yang senang, ingin masuk ke toko itu dan membelinya.
 Toko yang sepi, pemilik atau penjaga toko  biasanya berwajah murung  dan bermuka tidak menyenangkan.  Mungkin kita berpikir, karena tokonya sepi maka   mereka bermuka masam seperti itu.  Tetapi sebenarnya justru karena mereka bermuka masamlah, maka orang tidak mau mendekati mereka.
Untuk mendapatkan nasib yang baik, pertama-tama kita harus menciptakan ”hati yang senang” dulu.                  

BAB 5
BUANGLAH PERASAAN MARAH

·         Jika berhenti merasa marah, dada akan menjadi sehat.

     Tahun 1979 Profesor Geitsu dari Universitas Harvard mengumumkan data pengujian yang meneliti tentang endapan yang keluar dari pernapasan seorang pasien.  Dilaporkan bahwa pasien tersebut diminta mengigit sebuah pipa karet. Kemudian melalui pipa karet itu dimasukan suatu cairan obat (yodo dengan suatu zat bersenyawa). Lalu pipa karet itu didinginkan dengan es sehingga udara yang berada di dalam membeku.  Setelah mencair, dimasukkan ke dalam obat cair.  Jika hati pasien
tenang dan perasaannya baik, setelah  melewati beberapa jam pun cairan obat itu tidak berubah. Akan tetapi jika pasien mendadak marah-marah setelah 5 menit, didalam obat cairan itu akan timbul erndapan berwarna merah bata.
     Kemudian, jika endapan itu disuntikkan pada manusia atau binatang, maka manusia dan binatang itu akan marah dan gelisah. Hal ini menunjukkan bahwa kemarahan menciptakan racun di dalam tubuh kita dan racun itu keluar dari pernapasan. Jika racun tersebut keluar dari pernapasan, berarti racun itu keluar melalui paru-paru, sehingga mengganggu paru-paru. Maka bisa disimpulkan bahwa
orang yang mengalami sakit paru-paru, kalau berhenti marah, dadanya akan menjadi lebih sehat.
     Profesor Geitsu mengadakan sebuah percobaan lagi.  Seorang perempuan yang ber sedih karena anak yang dicintainya meninggal, diminta mengigit pipa karet yang sama seperti di atas, dan Profesot mendapatkan  endapan berwarna abu-abu di dalam cairan obat itu. Profesor Geitsu melakukan berbagai percobaan hingga, akhirnya dia bersimpulan sebagai berikut.
    ”Kemarahan, niat jelek atau perasaan murung akan menimbulkan suatu zat yang beracun di dalam tubuh kita. Racun tersebut ada yang berbahaya. Sebaliknya perasaan senang dan gembira bisa mengatur fungsi fisiologi tubuh dan menimbulkan zat yang baik sehingga menjadi gizi untuk mengaktifkan kerja sel-sel di dalam tubuh manusia”.  




·         Dunia ini adalah cermin hati kita sendiri

     Ada peribahasa “Dunia akan memberikan mata uang pada orang-orang yang membayar saja”.  Kalau Anda tersenyum pada dunia, duniapun tersenyum pada Anda.
Kalau Anda bermuka masam pada dunia, duniapun bermuka masam pada Anda.      
 Kalau Anda berkata dengan lemah lembut pada dunia , dunia pun berkata lemah lembut pada Anda.
     Jika Anda berkata, “Halo! Halo!”, jawabnya “Ada apa ya?”  Tetapi jika kita  memanggil pada seorang anak  “Hei!”, jawabnya  “Apa ?” dengan muka bengis.Kalau Anda memanggil seorang anak,“halo, anak laki-laki" jawabnya"ya". Kalau Anda katakan "kamu bodoh ya", jawabnya"Bapak juga bodoh". Perkataan menjual  dan perkataan membeli.  Maksudnya , nilai yang kita keluarkan dari diri kita akan dikembalikan .
     Kalau kita mencintai dunia, dunia akan mencintai kita. Kalau kita memberi kontribusi pada dunia, dunia akan melayani kita dengan baik. Kalau kita mengangap
dunia ini tidak menarik, hal yang tidak menari akan kembali kepada kita.        Kalau kita mencintai umat manusia, umat manusia  akan berkumpul pada kita.  Kalau kita mencintai teman, teman pun mencintai kita. Tetapi jika kita tidak memberikan apapun pada dunia, maka dunia pun tidak akan memberikan apapun, pada kita , meskipun kita mengharapkannya.

·         Jangan menjadi orang yang selalu mencari malapetaka

     Apakah anda membayar kebaikan dunia dengan memberikan suatu hal yang baik? Apakah anda membayar dengan senyuman? Atau dengan kesedihan?   Kalau anda membayar dengan senyuman, senyuman akan mengelilingi anda.  Kalau anda membayar dengan kesedihan, kesedihan akan datang mengelilingi Anda.  Pada umumnya, orang yang mempunyai kebiasaan berpikir “hari ini tidak menyenangkan”, akan selalu dikelilingi hal-hal yang tidak menyenangkan.  Orang yang seperti ini akan berkata, cuaca mendung membuat perasaan menjadi murung. Jika hujan turun udara menjadi lembab dan  membuat perasaan menjadi tidak enak.  Jika cuaca cerah dikatakannya panas.  Apapun yang terjadi dia selalu mengeluh dan menganggapnya tidak menarik.  Mengeluh ketika nasinya keras, jika lembek, dikatakannya seperti bubur, tidak enak.  Dia selalu mencari cari kesalahan, akhirnya, karakternya sendiri hancur, dan orang yang seperti ini tidak akan disukai oleh orang-orang di sekelilingnya dan semua hal di dunia ini menjadi tidak menarik lagi.
      Lakukanlah hal yang sebaliknya.  Dunia ini pasti menjadi bahagia.   Kalau hujan turun katakanlah, “Terima kasuh karena udara menjadi sejuk, dan kita dapat memanfaatkan tenaga air tersebut  untuk pembangkit listrik sehingga hasil ladang berlimpah".  Kalau cuaca mendung katakanlah,”cuaca hari ini tenang dan baik”. Kalau cuaca cerah katakanlah, “benar-benar cerah dan baik”.
     Tidak harsu berkata persis seperti ini. Ini hanya satu contoh saja.  Jika kita selalu melihat hal yang baik saja, memuji, dan bershyukur, akhirnya akan terkumpul hal-hal yang memang harus dipuji dan disyukuri saja.  

·         Senantiasa menceritakan hal yang menyenangkan

     Jika kita senantiasa bercerita tentang pekerjaan yang ramai, akhirnya pasti pekerjaam itu sendiri menjadi berkembang dan pasar menjadi baik.  Jika selalu berkata bahwa pasar tidak ramai dan rugi, keadaan  akan semakin buruk, maka apapun yang dilakukan tidak menjadi sesuatu yang baik.  Kalau bercirita hanya tentang kemiskinan, maka kemiskinanlah yang datang.  Katakanlah setiap hari, “ saya pasti menjadi orang besar”. Dengan begitu Anda akan menjadi orang besar. Tentu saja orang besar artinya bermacam-macam. Bisa menjadi orang yang berguna untuk masyarakat , dan menyenangkan semua orang, sehingga orang akan berkata,”Karena ada Anda,  kita bisa tertolong”.   Untuk menjadi orang seperti ini, yang terpenting adalah setiap hari kita mesti berpikir, “saya pasti bisa menjadi harapan orang ”. Maka tersebut akan terwujudlah sesuai yang kita pikirkan.

·         Manusia akan merugi jika marah

     Manusia jangan marah, sedih, khawatir,dan jangan tenggelam dalam perasaan
muram. Karena kemarahan, kesedihan, kekhawatiran, dan perasaan muram akan membunuh dirinya sendiri.  Di dalam tubuhnya akan timubul racun.  Seorang doktor ilumu hukum yang terkenal, suatu hari pergi ke Kyoto untuk ceramah. Tetapi  tidak ada yang menjemputnya di stasuin.  Sambil marah- marah akhirnya dia sampai juga di tempat ceramah.  Di tempat itu, dia terserang  pendarahan otak,  terjatuh dan akhirnya meninggal.
     Perasaan khwatir dalam jangka waktu yang lama, akan menyebabkan rambut  memutih. Ada juga orang yang iri hati dalam jangka waktu yang lama , sehingga  bola matanya keluar.  Penyakit ini disebut Pasedou. Orang yang terlalu memikirkan hal kecil atau mengeluh di dalam hati sering mendapatkan penyakit kutu air.  Ada juga orang yang terlalu lama tenggelam dalam kesedihan, sehingga terkena infeksi selaput perut (diagroma), atau tuberkulosa  ginjal.  Kemarahan, kekhawtiran, iri hati, keluh-kesah dan kesedihan bisa menjadi pembunuh jiwa manusia. Seorang penyair bernama Kiitsu sering mendapatkan kritik keras akibat karagannya yang sangat sentimental. Hal itu membuatnya sangat cemas hingga akhirnya dia meninggal.
     Moopasan yang menulis di dalam novelnya bahwa dia telah mengutuki pada
Tuhan, akhirnya menjadi gila.  Akutagawa Ryuunosuke ketika sedang menulis novel yang aneh dan sensitif , syarafnya menjadi tegang. Akhirnya dia minum racun dan meninggal.  Kecemasan hati, kutukan, atau hal yang sensitif, semuanya merugikan manusia. Banyak orang berpikir menulis puisi haruslah mengutarakan kesedihan.  Kalau tidak, tidak akan dihargai. Oleh karena itu, mereka selalu berpikir tentang hal yang menyedihkan. Akibatnya badan mereka menjadi tidak sehat.
     Sebagai contohnya,  adalah Inshikawa Takuboku meninggal karena sakit paru-paru. Seorang filsuf bernama Shopen Hawel selalu berpikir bahwa kehidupan tidak ada nilainya. Maka selama hidupnya dia dicemaskan oleh sakit perut. Natsume Sooseki menulis di dalam buku novel ”Michikusa” tentang pertikaian dengan latar belakang keluarga yang menimbulkan perasaan seperti ingin muntah darah. Akibatnya dia sendiri kena penyakit bisul di dalam perutnya hingga akhirnya muntah darah dan meninggal.
     Meskipun tidak sampai meninggal, guncangan hati yang keras akan mengganggu pencernaan.  Sehingga mengeluarkan keringat dingin, membuat muka menjadi pucat,
dapat mengeluarkan keringat dingin, membuat muka menjadi pucat, menimbulkan sesak napas atau megap-megap, dan tidak bisa tidur di malam hari.  Hal ini sudah diketahui oleh semua orang.  Seorang ibu hamil yang selalu  sedih dan khawatir bisa keguguran, atau air susunya tidak keluar, bahkan air susu ibu tersebut dapat menyebabkan penyakit pada bayinya.  Maka usahakanlah agar hati selalu senang.





·         Zat beracun dari ular berbisa yang sedang marah
 
     Pada waktu khawatir atau marah, racun yang keluar dari tubuh kita sama seperti
racun yang keluar dari gigitan ular beracun yang mengigit orang karena marah.
   Jika ular beracun mempunyai kantung untuk menyimpan racunnya dan mengeluarkan racun itu dari tubuhnya, tetapi manusia tidak. Manusia tidak mempunyai kantung untuk menampung racun. Oleh karena itu, ketika mendapatkan racun dari kemarahan atau kekhawatiran, apa boleh buat, racun tersebut beredar di dalam tubuh kita.  Jadi, kemarahan, atau kekhawatiran akan merugikan diri sendiri.  Maka itu, saudara-saudara, kita sama sekali tidak boleh takut atau marah.

·         Jadilah manusia yang demokratis

     Orang yang marah atau takut adalah budak dari kemarahan dan ketakutanya.  Bagi budak tidak ada kebebasan. Orang yang tidak dikuasai oleh kemarahan dan ketakutan adalah manusia yang benar-benar bebas dan  menjadi pemain utama dalam hidupnya.
Mungkin kalau manusia tidak terbawa emosi, perag tidak terjadi. Perang terjadi karena ketakutan orang akan diserbu dan dibunuh sehingga dia marah pada lawannya.  Di tempat yang tidak ada ketakutan dan kemarahan, tidak ada perang.
     Agar tidak terjadi perang, semua manusia mesti menjadi pemain utama pada dirinya sendiri dan tidak boleh menjadi budak dari kemarahan dan ketakutannya.   Jika diri sendiri menjadi pemain utama itulah yang disebut demokrasi. Untuk   mencegah terjadinya perang, diperlukan pendidikan tentang demokrasi. Untuk menghindarkan perang di masa yang akan datang, Negara Jepang harus menjadi demokratis.  Tentu saja mengerti  alasannya,bukan?

lanjutannya entar dulu ya masih ada Bab  6 sampai 16

Sumber Penulis : MASAHARU TANIGUCHI


No comments:

Post a Comment