BAB 1
BAGAIMANA TERBENTUKNYA DUNIA INI ?
·
Dunia tercipta melalui “pemikiran” hati
Manusia membangun nasibnya, selangkah demi
selangkah, melalui pemikirannya sendiri. Nasib sebuah Negara pun dibangun melalui pemikiran orang–orang di Negara
itu. Bukan hanya membangun saja, merusak juga. Terlepas dari sadar tidaknya
orang tersebut akan kebaikan atau keburukan pemikirannya, pemikiran yang
merusak, akan merusak dirinya, pemikiran yang membangun, akan membangun dirinya.
Hal
yang terpenting yang harus diketeahui adalah dunia ini terbentuk melalui
“pemikiran”. Ketika menciptakan dunia ini pun, pertama-tama Tuhan memikirkannya
di dalam hati, akan menciptakan dunia yang bagaimana. Maka terciptalah dunia sesuai “pemikiran”
itu.
Yang
dimaksud dengan “pemikiran” adalah gerakan jiwa, dan gerakan jiwa itu disebut
perkataan. Apapun yang kita
pikirkan, kita akan mengingat kembali perkataan di dalam hati. Jadi, yang disebut bahwa dunia ini terbentuk
melalui “pemikiran”, sama artinya dengan dunia ini terbentuk melalui
perkataan. Di dalam Injil tertulis
bahwa ketika menciptakan dunia ini, Tuhan beristirahat pada hari ketujuh. Artinya, setelah menciptakan sebagian besar
dunia ini, Tuhan mencurahkan jiwanya, lalu menyerahkannya kepada manusia dan
tidak turut campur lagi secara langsung.
·
Manusia sendiri yang membentuk nasibnya
Manusia yang telah diserahi semua ini oleh
Tuhan, akan menjadi pemeran utama di dalalm kehidupannya. Manusia adalah pemeran
utama dirinya sendiri. Manusia bukanlah budak ,Manusia menciptakan sendiri
nasib dirinya. Yang dimaksud dengan
nasib manusia bukanlah sesuatu yang datang begitu saja, melainkan sesuatu yang
datang atas perintah kita sendiri. Oleh karena itulah nasib manusia disebut
peruntungan. Berdasarkan yang diperintahkan, nasib manusia dapat menjadi nasib baik
maupun nasib buruk. Perintah itu dapat berupa perkataan yang terngiang di dalam
hati, ataupun ucapan atas perkataan yang terngiang itu.
Orang yang bernasib buruk adalah orang
yang senantiasa menggerutu lewat mulut
maupun hatinya bahwa, “ Nasibku buruk! Buruk!” kekuatan “pikiran” dan kekuatan “perkataan” hingga
kapanpun akan menarik nasib yang buruk.
Berdasarkan yang didapat dari Pengadilan Tokyo, bahkan Jenderal Isoroku
Yamamoto pun konon berpikir “kalah” dan mengucapkan “kalah”. Kemudian seruluh
orang Jepang mengatakan, “Jika berangkat ke laut, tentara Jepang akan kalah dan
mati tenggelam. Jika bertempur di
gunung, mereka akan mati dan jasadnya ditumbuhi rumput”. Lalu mereka
menyenandungkan dengan kata-kata itu dan meresapinya di dasar hati yang
terdalam. Betapa bodohnya orang-orang
ini. Perkataan menciptakan segalanya. Menghancurkan Negara ataupun membangun
Negara, semua atas kekuatan “perkataan” dan “pemikiran” manusia. Orang-orang
yang selama ini telah menghancurkan Negara, semestinya cepat membuka mata,
menciptakan perdamaian, serta menggunakan “pemikiran” dan “perkataan” untuk
membangun bangsa.
·
Kendalikanlah hatinya sendiri
Dalam mengarungi lautan, kapal laut memerlukan
pengendali. Kapal yang sekadar terapung dimainkan ombak, ketika ombak besar
datang akan terhempas ke batu karang dan hancur. Nasib manusia pun demikian. Manusia tidak
akan sanggup mengatasi gelombang “nasib” hanya dengan sekadar mengucapkan
kata-kata yang terpikir, ataupun sekadar memikirkan “pemikiran” yang
terlintas. Sama halnya dengan kapal laut
, di mana pengendalian dilakukan sesuai perintah kapten kapal, manusia pun harus mengatur dan memerintah
sendiri nasib dirinya. Ketika mengarungi
lautan kehidupan, manusia tidak boleh berserah begitu saja pada gejolak
perasaannya.
Apakah Anda memberi perintah pada hati
Anda? Ataukah Anda hanya
pasrah pada keadaan? Marah ketika ingin marah? Bersedih ketika sedang sedih?
Malas ketika merasa malas? Di dalam
kitabnya Sang Budha berujar, “Orang yang dapat mengatur dirinya dengan baik
adalah raja yang paling mulia dibandingkan raja manapun di dunia”. Dapat
mengatur diri dengan baik merupakan hal yang terpenting. Pada saat yang bagaimanapun kita tidak boleh
putus asa, ataupun berkecil hati. Kita harus memegang kendali hati, serta
menggunakan kata-kata yang cerah, menyenangkan, mendamaikan, dan penuh harapan.
Orang yang “dapat mengatur diri dengan baik”, adalah orang yang sanggup
mengatasi keadaan buruk yang bagaimanapun.
Orang inilah yang akan membawa kita menuju negeri penuh harapan. Yang terpenting adalah menciptakan dahulu “
yang dapat mengatur diri dengan baik”. Untuk itu diperlukan kepintaran
menggunakan kekuatan “pemikiran” dan kekuatan”perkataan”.
·
Perbaiki
“pemikiran” sehari-hari
Di dalam agama Budha, kekuatan “pemikiran”
dan kekuatan “perkataan” disebut karma. Agama Budha adalah agama yang
mengajarkan tentang kekuatan karma.
Jika seseorang dikatakan “berkarma dalam”, mungkin kita berpikir bahwa
karmanya selalu buruk. Tetapi kekuatan
karma bukanlah hal yang buruk saja.
Ambil contoh, belajar menulis kaligrafi. Mula-mula tulisan kita mungkin jelek, tetapi karena berlatih setiap hari,
lambat laun kita menjadi pintar. Hal ini terjadi karena setiap hari kita
melihat bentuk huruf yang bagus, sehingga bentuk terngiang di hati, dan ”karma
dalam” menggerakkan kuas pun semakin membaik.
Begitu pula dengan kekuatan “pemikiran” kita. Awalnya mungkin kita tidak
dapat berpikir bebas. Namun kita mesti
berusaha berpikir terang, memikirkan hal yang menyenangkan, melihat orang dari
sisi baiknya saja, dan tersenyum meskipun sedang bersedih. Maka , hati kita pun
lambat laun membaik, sebagaimanan ketika berlatih menulis kaligrafi tadi.
Akhirnya, kitapun memiliki “hati yang teratur dengan baik”. Jika hati kita teratur dengan baik, semua
akan berjalan lancar. Pekerjaan,pelajaran,
nilai, kesehatan, seruluh nasib kita akan tertata rapi.
·
Apakah demokrasi itu ?
Demokrasi
adalah ketika diri kita menjadi pemeran utama diri kita sendiri. Ini bukan berarti bahwa kita boleh saja bertindak sesuka hati. Kita
harus dapat mengatur suasana hati kita, dan tidak bergantung pada orang
lain. Nasib kita, kita sendirilah yang
harus memikirkannya. Pertama-tama, jika kita seorang pelajar, begitu bangun
pagi, ucapkan perkataan berikut ini sebanyak dua puluh kali ”Aku adalah ciptaan
Tuhan. Selalu sehat.Selalu gembira. Berperilaku baik, dan menjadi pelajar
teladan”. Maka kita akan bangun dengan
bersemangat. Malam hari, ketika akan
tidur, ucapkan perkataan berikut ini di dalam hati, ”Selama aku tertidur, Tuhan
akan menjadikanku semakin baik. Aku akan menjadi sehat, gembira, dan
cerdas”. Dengan begitu, jika bermimpi,
kita akan bermimpi indah. Selama
tertidur, kita menjadi semakin sehat, semakin pintar, dan mampu memahami
pelajaran apapun. Hal ini terjadi karena
awalnya Tuhan menciptakan dunia ini melalui ”perkataan” dan “pemikiran”. Selanjutnya,
Tuhan menyerahkannya kepada manusia, yang dengan bebas dapat menggunakan
perkataan dan “pemikirannya” sendiri.
·
Agar
menjadi bahagia, taburkan benih kebahagiaan
Jika
kita bermaksud menjalani kehidupan yang bahagia di dunia ini, kita tidak boleh
berpikir bahwa, “Diriku malang. Aku ingin berbahagia”. Jika kita menabur benih pemikiran hati yang
menyatakan,”Diriku malang”, maka yang akan muncul di dunia kasat mata adalah “kemalangan”.
Hal ini terjadi karena hati kita yang merupakan asal-muasal segala sesuatu,
menjadi benih pemikiran hati yang berbunyi,”Diriku malang” Oleh karena itu,
bila ingin menjadi bahagia, ucapkan “Saat ini aku berbahagia. Berbahagia”.
Meskipun saat ini kita tidak berbahagia, tetapi kebahagiaanpun akan muncul.
Begitu
Tuhan berpikir, ”Ada langit, ada langit!” yaitu Tuhan mengucapkan “perkataan”
di hatinya, maka muncullah “langit” di dunia dan belum memiliki matahari,maupun
bumi, langit, tanah, juga bintang-bintang. Begitu dia menyebut, ”Ada tanah, ada tanah!” hasilnya
terjadi bumi. Begitu dia mengulang-ulang
di hatinya,”Ada rumput, ada rumput!” di dunia yang belum mempunyai rumput
maupun pohon, maka timbullah rumput. Kemudian,
begitu dia berdoa di dalam hatinya, “Ada manusia, ada manusia! Muncullah,muncullah
bentuk yang seperti Tuhan memiliki
kekuatan yang melakukan apa saja”, maka lahirlah manusia. Di dalam kitab Injil
tertulis bahwa, “manusia diciptakan sebentuk Tuhan” yang artinya “Seperti
Tuhan, mengetahui segala sesuatu dan
memiliki kemampuan melakukan segala hal, bentuk itulah menjadi manusia”.
Oleh karena itu, manusia sama dengan Tuhan memiliki kemampuan yang
melahirkan apa saja, dan menciptakan apapun di dunia ini, serta mewujudkan apa yang terpikir dihatinya.
·
Jika
berterima kasih kepada ayah-ibu dengan perasaan gembira, akan timbul hal-hal
yang baik
Gembira, gembira! Jika kita selalu bersyukur
kepada ayah dan ibu dengan penuh sukacita, mengucapkan rasa terima kasih kepada
mereka dari dalam hati kita, maka hal-hal menyenangkan secara alami akan
timbul, dan muncullah hal-hal yang patut kita syukuri. Hal itu terjadi karena
kita menaburkan benih hati yang ,”Gembira,gembira!” Maka sesuai itu pulalah yang muncul di dunia
nyata. Selain itu, karena kita juga menaburkan benih hati yang berbunyi,”Ayah,
Ibu, terima kasih!’, maka di dunia nyata pun tampillah sosok ayah dan ibu yang
sungguh-sungguh baik hati dan menyenangkan.
·
Jika
bermuka masam, akan timbul hal yang tidak menyenangkan
Jika kita
bermuka masam, timbullah hal-hal yang membuat kita semakin bermuka masam. Hal
itu terjadi karena yang terlintas di dunia “hati” adalah sesuatu yang tidak
menyenangkan. Ini artinya kita sedang menaburkan benih hati yang
berbunyi,”Tidak menarik, tidak menyenangkan,mengesalkan,menyebarkan!’. Sejak
terbangun di pagi hari, berpikirlah bahwa,” Hari ini menyenangkan. Hari ini
menjadi hari yang baik”. Akan muncul hal-hal yang baik. Aku gembira! Dengan demikian, hal-hal yang baik dan yang
menyenangkan akan berdatangan mengitari kita.
Jika merasa gembira, akan timbul ”kegembiraan”.
Jika merasa bosan akan timbul ”kebosanan”.
Yang tergambar di hati akan tumbuh dan berbuah.
Jika
menggunakan ketetapan ini, pelajaran sekolah, atau apapun, dapat kita lakukan
dengan baik. Ketika akan belajar, jangan berpikir,”karena tidak pandai dalam
ilmu hitung , aku akan belajar”. Jika berpikir,”Tidak pandai” maka, “tidak panai” itu akan menjadi benih hati,
yang kemudian sungguh-sungguh menjelma menjadi kenyataan. Karena itu, ketika
akan belajar jangan berpikir,”karena tidak pandai”.
Awali kegiatan belajar dengan mengucapakn ,”Aku
adalah sosok yang diberkati kekuatan Tuhan. Di dalam diriku terdapat kemampuan yang
hebat. Diriku jenius. Aku akan berhasil. Karena akan berhasil, aku akan belajar
dengan gembira”. Dengan begitu, yang tergambar di hati akan menjelma menjadi
kenyataan.
BAB 2
“PIKIRAN” MANUSIA DAPAT MENGUBAH ALIRAN
DARAH
·
Cara mengukur berat “pikirran”
Di dalam buku Marden ditulis bahwa Profesor W.G. Anderson telah berhasil
mengukur beratnya “pikiran”(kekuatan hati) manusia. Mula-mula , dia menempatkan seorang manusia
dengan posisi telentang pada sebuah timbangan besar. Timbangan itu berupa
sebilah papan, yang pusatnya terdapat di bagian tengahnya(sekitar posisi pinggang
manusia), sedikit condong ke arah yang lebih berat, persis seperti permainan
jungkat-jungkit.
Mula-mula, seorang manusia dinaikkan ke atas
papan itu. Kemudian, dicocokkan agar benar-benar seimbang dan tidak berat
sebelah. Lalu, orang yang berada di atas
papan tersebut disuruh memikirkan soal hitungan yang sulit. Ternyata, papan yang dinaikinya itu menjadi
berat di bagian kepala sehingga miring
ke bawah. Ini berarti, karena memiikirkan
sesuatu, kepala menjadi lebih berat daripada biasanya. Akibat beratnya "pikiran”.
Apakah Anda menganggap bahwa
ini merupakan beratnya “pikiran”? Ada orang yang selalu mengeluh bahwa
kepalanya berat, karena memikirkan
hal-hal yang belum terjadi. Ini menyebabkan kepalanya tertekan oleh beratnya.
“pikiran” akibat terlalu memikirkan hal-hal yang remeh. Kita tidak perlu
memikirkan “hal-hal” yang remeh agar kepala kita menjadi ringan.
Sementara itu, pada orang yang lebih pintar,
itu bukanlah beratnya “pikiran”. Itu dianggap sebagai beratnya darah yang
dialirkan ke kepala oleh “pikiran” Orang
yang dapat berpkir seperti ini adalah
orang yang kepintarannya melebihi orang-orang biasa. Sesunggunya,”pikiran”tidak memiliki
berat. Untuk membuktikannya, cobalah
naik ke atas penimbang berat badan. Mau tertawa, cemas, ataupun memikirkan soal
hitungan yang sulit, beratnya sama saja.
Nah, yang menjadi masalah di sini adalah,
jika kita memikirkasn suatu persoalan,
darah akan mengalir ke kepala. Ketika kita cemas atau mengkhawatirkan hal-hal yang belum
terjadi, darah mengalir berlebihan ke arah kepala. Itulah yang menyebabkan
kepala menjadi berat. Oleh karena itu,
bila memikirkan sesuatu, pusatkan kekuatan pada perut bawah. Perasaan akan
menjadi tenang, dan darah tidak naik ke kepala.
Dengan begitu, berpikir seperti apapun, kita tidak merasa lelah,
sehingga kita dapat berpikir dengan tenang.
Berikutnya, Profesor Anderson meminta orang yang telentang di atas papan
tersebut berhenti memikirkan hitungan yang sulit dan berganti dengan membayangkan dirinya sedang berolahraga
menggunakan kaki dengan gigih. Ternyata, berat di bagian kakinya bertambah.
Sehingga papan menjadi berat di bagian
kaki. Jadi, dapat dimengerti bahwa “berpikir” tidak selalu mengalirkan darah
naik ke kepala. Karena kita terus
menerus membayangkan ” berpikir dengan kepala” , maka darah akan mengalir naik
menuju kepala. Jika membayangkan berpikir dengan pusar, dan selalu memusatkan
kekuatan di bagian bawah pusar, maka ketika belajar, kepala selalu terasa
ringan sehingga kita dapat belajar dengan baik.
Sejak dahulu, orang-orang yang hebat
terbiasa berlatih dengan memusatkan kekuatan di perut bagian bawah. Konon, seorang guru Zen Hakuin melakukan latihan bernapas, melalui tumit
kaki ketika tidur. Guru Hakuin juga
tetap bernapas melalui hidung, tetapi dia meluruskan kaki lalu, menekan sedikit
pada tumit kaki, merasakan pintu keluar masuk
untuk pernapasan pada bagian
tumit kaki. Kemudian dia bernapas perlahan-lahan
pada tumit kaki, sehingga darah mengalir ke bagian kaki, maka hati menjadi
tenang dan kepala menjadi lebih ringan, dan tak lama lagi kemudian tertidur
dengan perasaan nyaman.
·
Ciptakan rasa nyaman ketika tidur
Tidak
ada yang lebih penting daripada perasaan ketika tidur. Jika tidur dengan
perasaan nyaman, ketika terbangun keesokan paginya, tubuh terasa segar. Sepanjang hari kita akan merasa bahagia
sehingga dapat belajar maupun bekerja dengan gembira. Sebaiknya, ketika akan
tidur ucpkanlah dalam hati. “Jiwa Tuhan mengalir pada diriku. Selagi aku
tertidur, Tuhan memberiku kesehatan, kebahagiaan, dan kepandaian yang tidak
terbatas”. Saya pun melakukan hal ini. Ini merupakan hal yang efktif untuk
dilakukan oleh anak-anak, pelajar, juga orang dewasa.
Di samping itu, baik juga tidur sambil
memohon, “Tuhan,mengalirlah ke dalam diriku, dan limpahilah kekuatan padaku”.
Jika setiap malam kita melaksanakan hal ini, otak kita akan menjadi cerah,
kemampuan belajar pun bertambah, daya ingat menjadi baik, dan tubuh menjadi
sehat. Jika kita membayangkan kaki maka
darah akan mengalir menuju kaki, sehingga bagian itu menjadi kuat. Begitu pula jika kita memohon agar “dapat
belajar dengan baik”, maka kitapun dapat belajar dengan baik.
·
Ketika bangun pagi
Di pagi hari, begitu terbangun, segera duduk di atas tempat tidur, tangkupkan
tangan, pejamkan
mata, uacapkan berikut ini di dalam hati sebanyak dua puluh kali. “Jiwa Tuhan,
mengalir ke dalam diriku, menyehatkanku”. Kemudian, bacalah doa berikut ini.
“Kepandaian Tuhan, mengalir ke dalam diriku, dan akan membimbingku seharian
ini, sehingga apapun yang kulakukan akan berjalan dengan lancar”.
Yang dimaksud dengan “berdoa” adalah “mengucapkannya
dengan hati dan merasakannya hati yang terdalam”. Dengan demikian, darah akan mengalir sesuai
yang kita rasakan, sehingga kita menjadi sehat.
Lalu, segala yang kita pikirkan akan berhasil dengan baik. Karena
dibimbimg oleh kepandaian yang nyata. Apapun
itu, jika dianggap baik, lakukanlah.
Bukan hanya satu hari, tetapi coba lakukan sedikitnya selama 3 bulan. Hasilnya pasti akan bagus. Ibarat lantai, jika
dipel hanya sekali, tidak akan mengkilat. Jika dipel setiap hari, barulah akan mengkilat. Hati juga begitu. Maka
laksanakanlah setiap hari.
·
Jika lengan kanan dilatih, lengan kiri ikut
terlatih
Profesor Anderson mencoba sebuah percobaan
yang lain. Dia menguji kekuatan lengan
mahasiswa. Setelah diukur kekuatan rata-ratanya, lengan kanan memiliki daya
angkat sebesar 111 pon (1 pon = 453 gram, jadi 111 pon = 50,283 kg), dan lengan
kiri sebesar 97 pon.
Kemudian, selama seminggu, lengan kanan saja yang diberi latihan khusus untuk
meningkatkan daya angkat. Hasilnya,
kekuatan lengan kanan bertambah 6 pon.
Sementara itu,
lengan kiri sedikitpun tidak dilatih untuk meningkatkan kekuatan tetapi lengan kiri bertambah
kekuatannya rata-rata sebesar 7 pon. Mengapa menjadi seperti ini? Adalah wajar
jika lengan yang ditempa dengan latihan bertambah kekuatannya. Namun jika yang tidak dilatih juga bertambah
kekuatannya, ini karena di hati mereka merasa melatihnya. Berkembangnya otot
tidak selalu karena dilatih. Ketika berniat “hendak mengangkat benda”,
sesungguhnya mereka tidak hanya menggunakan tangan kanan, tetapi daya angkat
tangan kiri mereka pun turut bertambah.
Seorang atlet bernama Sando (pelopor olahraga angkat besi ) yang
mempunyai otot terindah di dunia, berlatih di depan cermin mengamati
perkembangan ototnya. Tiap kali
berlatih, didapatinya otot-ototnya berkembang dengan begitu indah. Menyaksikan
hal itu, sambil berlatih diapun berujar di dalam hatinya,”Otot-ototku
berkembang dengan begitu indahnya”. Hal
ini membuat otot berkembang lebih cepat daripada biasanya.
·
Cara menguatkan lambung
Sampai di situ, kita pun dapat mengetahui
bagaimanan sebaiknya menyehatkan lambung dan menguatkan otot-ototnya ketika
kita makan. Untuk mengaktifkan otot
diperlukan kekuatan “pikiran”. Otot akan berkembang jika ditempa dengan kekuatan
“pikiran”. Otot lengan adalah otot yang digunakan untuk mampu mengangkat atau
mendorong sesuatu, maka berulang kali pikirkan dengan kuat “mengankat barang” atau
“mendorong benda” jadi , ototnya akan berkembang. Kantung lambung
adalah otot yang mencerna “makanan yang
enak”, ketika kita makan sambil merasakan
“ ini enak, terimak kasih” sehingga mencerna
dengan baik.
Jika kita makan dengan perasaan,”Tidak ena,. Yang
seperti ini tidak bisa dimakan”, cairan pencerna tidak akan keluar, dan sebaiknya otot lambung justru bereaksi seolah
ingin memuntahkan makanan. Hal itu, tentu tidak menyehatkasn. Agar lambung menjadi kuat, makanan apapun
yang kita santap haruslah tercerna dengan baik.
Karena
itu, ketika menyantap makanan, ucapkanlah ,”enak !” dan “Hidangan ini adalah
pemberian Tuhan. Karena itu, terasa enak dan menjadi gizi bagi tubuhku”, dan jika kita makan dengan penuh rasa
“syukur”, otot lambung akan menjadi kuat. Apapun yang kita makan, akan tercerna
dengan baik serta menjadikan tubuh kita sehat dan bahagia.
·
Yang
dimaksud dengan reflex yang terkondisi
Profesor
Ivan Pavrof, seorang ilmuwan besar Rusia di bidang fisiologi, terkenal secara
mendunia berkat penemuannya yang disebut
dengan refleks yang terkondisi dari otak besar.
Yang dimaksud dengan refleks yang terkondisi itu adalah, salah satu contohnya, baik manusia
hewan, jika diberi kondisi tertentu, secara refleks cairan lambungnya akan
keluar dan mencerna dengan baik.
Mula-mula Pavrof membuat lubang pada perut seekor anjing. Kemudian, pada
lubang itu dipasang pipa karet, dan dilakukanlah berbagai penelitian menyangkut
karakter maupun kuantitas cairan lambung yang timbul di dalam lambung anjing
itu. Ketika Profesor memberinya makanan
enak sambil membunyikan lonceng, timbullah cairan lambung yang baik dan
makananpun tercerna dengan baik. Setelah
mengulang hal tersebut berkali-kali, berikutnya dia tidak lagi memberi
makanan namun tetap membunyikan
lonceng. Dari percobaan ini didapati
bahwa lambung tetap mengeluarkan cairan lambung yang baik. Selanjutnya kepada anjing yang lain diberi makanan yang
tidak enak(anjing tidak suka sesuatu yang pahit) dengan cara disodorkan ke
mulutnya sambil dibunyikan bunyi yang lain.
Ternyata, meskipun berikutnya tidak diberi makanan yang pahit, tetapi
bunyi yang sama tetap diperdengarkan, anjing itu seolah ingin memuntahkannya, dan pengeluaran cairan lambung untuk mencerna makanan menjadi buruk.
Timbulnya aksi tertentu secara
refleks terhadap suatu kondisi seperti
ini disebut refleks yang terkondisi.
Sekarang kita telah memahaminya . Ketika
kita menyantap makanan yang lezat dan kita merasa, “Ini enak! Aku bersyukur!”
maka cairan lambung yang baik akan timbul dalam jumalah besar dan pencernaan
menjadi baik. Kita tentu telah melakukan hal ini berulang kali, oleh karena
itu, berikutnya, ketika menyantap makanan yang tidak enak sekali pun, usahakan
tetap merasa,”Ini enak! Aku bersyukur!”, maka makanan akan tercerna dengan
baik. Inilah fenomena yang disebut sebagai refleks yang terkondisi, dan ini
merupakan hal yang wajar.
Ketika
disajikan makanan yang tidak enak, Saudara-Saudara mungkin pernah merasa “tidak
bersyukur” dan ingin memuntahkannya, tidak dapat mencernanya, bahkan hingga
mengalami diare. Jika hal itu terjadi berulang kali , hanya dengan merasa
“tidak bersyukur”, makanan apapun yang kita santap, kita akan merasa ingin
memuntahkannya, dan tidak dapat mencernanya. Ini merupakan hasil dari
refleks yang terkondisi itu. Seorang
wanita yang sedang mengandung, pada usai kehamilan dua atau tiga bulan,
adakalanya mengalami perasaan mual , di mana syarafnya sedang berada dalam kondisi
sensitif. Pada masa ini, jika dia merasa “tidak bersyukur”, makanan bergizi
selezat, apapun terasa ingin dimuntahkanya.
Jika
muntahnya terus berlangsung selama satu atau dua bulan, baik sang ibu maupun
anak yang sedang dikandungnya akan menjadi kurus, lemah,bahkan bisa meninggal.
Suatu ketika, ada seorang wanita yang mengalami muntah-muntah itu selama satu
bulan. Dokternya mengatakan, untuk menyalamatkan sang ibu dari kematian, bayi
yang ada di perutnya harus dikeluarkan .
Kemudian adik wanita itu,
menanyakan
pendapat saya. Jawab saya, “ Itu karena
dia sedang bermasalah dengan seseorang, sehingga memiliki perasaan tidak
bersyukur. Bersyukurlah pada siapapun,
dan ucapkanlah terima kasih. Bersyukurlah atas semua orang, semua benda, dan
semua hal disekitar kita”. Saya minta ucapan saya ini disampaikan kepada adik wanita
itu. Saya menuliskan ucapan saya apa
adanya lalu mengirimkannya kepada adik wanita itu. Wanita itu menyadari bahwa dirinya
sedang bermasalah dengan seseorang di sekitarnya dan merasa “tidak bersyukur”. Kemudian,
dia memperbaiki hubungannya dengan orang itu, dan begitu dia merasa hendak
mengucapkan,”Terima kasih!”, perasaan ”mual”
yang membuatnya ingin muntah itupun
hilang seketika.
·
Berterimakasilah
kepada makanan, juga perut dan usus
Bersyukurlah terhadap apapun. Ketika kita merasa bersyukur saat terjadi
sesuatu yang baik, peredaran darah di tubuh kita menjadi lancar, otak menjadi pintar, perut dan usus menjadi
kuat, kita menjadi sehat, bersemangat,
nilai pelajaran pun menjadi baik. Khususnya bagi penderita penyakit
perut, setiap kali makan ucapkanlah terima kasih atas apa yang Anda makan. Serta
yakinlah bahwa perut dan usus Anda benar benar sehat. Percayalah akan hal
itu. Jika kita tidak mempercayai seseorang, hasil kerjanya tidak akan bagus.
Begitu pula dengan perut dan usus. .
·
Jika
mengeluh, penyakit tidak akan sembuh
Orang
yang sakit perut selalu merasa ,"sakit perut, sakit perut ".
Maka penyakitnya tidak pernah akan sembuh.
Ketika dia tidak merasa “sakit perut”, penyakitnya sembuh. Penyakit tidak akan sembuh bila kita
senang mengumbarnya kepada orang lain. Ada orang yang merasa senang jika
dikasihani oleh orang lain atas penyakitnya.
Jika demikian, penyakitnya tidak
akan sembuh. Kita harus menganggap penyakit sebagai subuah "aib"
dan tidak boleh menceritakannya dengan bangga kepada orang lain.
Seseorang bernama Hanako Ikeda di Hokkaido sedang terbaring akibat flu
dan sakit perut. Ayahnya berkata, “sakit segitu saja, sebentar pasti sembuh!”
Ayahnya tidak mengatakan, “kasihan kamu!”
Maka Hanako pun
berpikir ,”lihat saja! Aku akan sakit parah agar dikasihani. Supaya Ayah bilang “kasihan”. Lalu, dia jadi
menderita penyakit karies tulang punggung sehingga tidak dapat berdiri.
Hanako
mendengar cerita tentang “penyakit dapat timbul melalui hati” dari seorang guru
bernama Hoshino dari Seichou-no-ie, Hanako-pun memperbaiki perasaan hatinya,
kemudian penyakitnya sembuh. Penyakit tidak akan sembuh jika kita merasa
ingin dikasihani.
BAB 3
BUANGLAH HATI YANG TAKUT !
·
Apa yang paling menakutkan ?
Ketua rapat pada suatu perkumpulan
bertanya ,” Di antara semua ketakutan, apakah yang paling menakutkan?” Seseorang
menjawab, “ Penyakit”. Menrutnya, jika kita sakit , kita akan menginggal!
Seorang lagi menjawab,”Yang paling
menakutkan adalah kemiskinan”. Menurutnya, jika kita miskin, kita tidak bisa
makan nasi dan tidak bisa menuntut
ilmu. Orang
yang ketiga menjawab, “yang paling saya takutkan adalah kekalahan perang",
menurutnya "karena kalah perang, negara Jepang menjadi
miskin, sehingga ketika sakitpun kita tidak mampu membeli obat”.
Ketua
rapat berkata, “Semua jawaban betul”. Lalu dia bertanya lagi,”Tetapi mengapa
orang jatuh sakit?” Seseorang menjawab, “karena makanannya buruk” Seorang lagi
menjawab ”Karena kena udara yang dingin”. Ketua rapat bertanya lagi, “Di rumah
yang sama, makan makanan sederhana yang sama, tetapi ada yang tidak jatuh
sakit. Mengapa begitu?” Tidak seorangpun menjawab.
Kemudian,
ketua rapat bertanya,”Nah, meskipun sama-sama kena angin dingin,ada yang
mendapat flu dan ada yang tidak. Apa alasannya? Sejenak tidak ada yang
menjawab. Akhirnya, setelah mencoba berpikir, seorang pria mengutarakan
jawabannya. “Meskipun makan makanan yang sama, ada orang yang tidak jatuh
sakit, karena ia berbadan sehat.” Lalu ,seorang lagi menjawab,”Meskipun
sama-sama kena angin dingin, ada yang tidak flu, karena berbadan sehat.
Kemudian semua
orang berujar serentak,”Ya, betul! Ya ,betul!’
Pada
hal,walaupun semua orang berkata begitu, belum tentu hal itu benar. Sebaliknya,
meskipun hanya, seseorang yang setuju,
belum tentu hal itu salah. Manusia tidak boleh membeo pada orang lain , bagaikan
gelegar guntur yang saling bersahutan. Jangan hanya ikut-ikutan mengatakan
sesuatu tanpa memikirkannya terlebih dahulu.
Pikirkan dengan baik, pahami betul faktanya, cari
jalan terbaiknya, barulah sampaikan pemikiran itu. Inilah yang disebut
demokrasi.
Lalu ketua rapat berkata, ”Belum tentu
begitu. Meskipun makan makanan yang sama, orang yang kurus tidak jatuh sakit,
Sebaliknya orang yang gemuk menjadi sakit. Orang yang kelihatannya lemah belum
tentu sakit. Mengapa begitu?” Semua orang berpikir tetapi tidak ada yang
menjawab. Ketua rapat berkata,”Sebabnya begini, orang yang berbadan sehatpun,
jika mengkwatirkan penyakit atau sesuatu, dia akan sakit. Sementara itu, orang
yang badannya lemah tetapi tidak takut pada penyakit, tidak khawatir, dan tidak
marah, serta selalu riang dan gembira, tidak akan sakit”. Perkataan ketua rapat
itu benar. Saudara-saudara, marilah menjadikan hati kita cerah dan gembira, dan
jangan mengkhawatirkan hal apapun.
·
Jika
khawatir , akan timbul racun di dalam darah
Jika
kita khawatir, akan timbul racun di dalam tubuh kita. Jika seekor tikus dimasukkan ke dalam sebuah
kandang kawat, lalu diganggu dengan
tongkat selama 5-6 jam, maka tikus itu
akan mati karena ketakutan. Jika
darah tikus itu disuntikkan pada manusia, meskipun dalam jumlah sedikit,
manusia itu akan mati. Karena dalam darah tikus yang ketakutan itu telah timbul
racun. Baik manusia maupun hewan, jika mereka ketakutan akan timbul racun di
dalam darahnya dan badannya akan menjadi lemah.
Orang yang sehat atau gemukpun, dalam keadaan seperti ini bisa kena macam-macam penyakit.
Ikan
mas pun, jika dipelihara di dalam botol kaca, tidak dapat tumbuh besar. Karena
dia dapat melihat manusia, atau kucing, dan lain-lain yang menakutkannya.
Ketakutan itu menimbulkan racun di dalam tubuhnya. Tubuhnya menjadi lemah dan tidak bisa menjadi
besar. Jika anak-anak ikan mas
dipelihara di dalam sebuah wadah, mereka dapat tumbuh menjadi besar. Tetapi jika ke dalam wadah itu dimasukkan
satu atau dua ekor ikan mas yang lebih besar, ikan mas kecil itu sulit menjadi
besar karena dikejar-kejar oleh ikan yang lebih besar. Ini menujukkan betapa buruknya dampak
kekhawatiran hati pada tubuh kita. Mr. Horace Fletcher, ahli ilmu fisika dari
Amerika Serikat, mengatakan, ”Hati yang ketakutan bagaikan karbon dioksida yang
dimasukkan ke dalam udara dengan pompa. Hal ini menyebabkan kondisi kekurangan
udara pada hati, jiwa dan roh. Adakalahnya dapat menimbulkan kematian, karena
menyebabkan terhentinya segala perkembangan, seperti kekuatan untuk hidup
(energi) atau kematian organ tubuh”.
·
Agar tidak khawatir
Agar kita tidak menjadi khawatir, kita harus
menyadari bahwa manusia adalah ciptaan
Tuhan dan Tuhan melindungi manusia.
Seperti di dalam cerita dongeng anak-anak “buku cerita Fast” jika kita
mengelus-elus tongkat mas sambil berdoa, kita inginkan akan muncul dan
terlaksana. Karena dalam diri manusia terkandung “kekuatan jiwa”. “Kekuatan jiwa” yang terkandung di dalam diri
kita itu seperti “kotak emas ajaib” yang diberikan oleh Tuhan. Maka percayalah bahwa di dalam jiwa kita terdapat
“kotak emas" ajaib
yang tidak kelihatan dengan mata. Namun
jiwa kita berdoa di hati apapun bisa kita lakukan.
·
Untuk memecahkan masalah dengan mudah
Selajuntnya mengenai hal yang menakutkan kita. Karena kita merasa takut, ketakutan itu akan datang. Tetapi jika kita
tidak takut, ketakutan itu tidak akan datang.
Kita harus tahu hal ini. Jika
kita takut pada seekor anjin, dan kita berlari, maka anjin itu akan mengejar dan
menggonggongi kita. Namun jika kita
tetap tenang dan berjalan biasa saja di sampingnya, dia tidak akan menyadari
keberadaan kita. Apalagi jika kita memberikan tulang yang lezat kepadanya, maka
diapun akan menjadi teman baik kita.
Sama halnya dengan anjin itu, apapun jika kita takuti, ketakutan itu akan terjadi. Seperti menjadi teman baik dengan anjin
tadi, berteman baiklah dengan segala hal. Begitu juga dengan pelajaran sekolah.
Jika kita takut pada sebuah
soal, soal itu akan kelihatan semakin sulit dan menakutkan. Jika soal itu kita anggap gampang,
menjadikannya sebagai teman baik kita dan mnghadapinya dengan tenang, maka kita
dapat memecahkannya dengan mudah.
Meskipun
kita kena penyakit, jika kita tidak
takut dan yakin akan segera sembuh, maka penyakit itu benar-benar cepat
sembuh. Sebaliknya, jika kita berpikir
” penyakit itu berbahaya dan mematikan”, maka
penyakit itu akan susah sembuh, karena hati yang ketakutan menimbulkan racun di
dalam tubuh. Sama halnya dalam
pertandingan lari. Jika takut pada lawan, kita akan kalah. Tetapi jika yakin bahwa “saya ciptaan Tuhan,
lari bersama Tuhan, Tuhan yang membuat saya berlari’, dan kita berlari dengan
sungguh-sungguh, anehnya kita akan mampu berlari dengan baik dan menjadi juara
pertama.
Inilah
rahasia dalam melakukan apapun. Orang yang takut kalah akan kalah. Orang yang yakin menang pasti akan
menang.
BAB 4
MARILAH MEMPUNYAI HATI YANG CERAH
·
Berpikir sehat dan mendapatkan sehatnya
Jangan memikirkan hal-hal yang buruk atau masalah
–masalah yang sepele
karena akan
merugikan diri kita. Misalnya kita berpkir,” Apabila memakan makanan
ini akan sakita perut” atau “apabila kena angin dingin akan sakit flu”. Jangan memikirkan hal-hal yang sepele, karena
pikiran tersebut dapat menjadi kenyataan.
Marilah kita berpikir, “saya adalah ciptaan Tuhan, jadi saya selalu sehat, senang,
dan gembira”, maka kita selalu senang dan sehat.
Seorang
pengemis memunggut makanan yang sudah basi dan memakannya, namun tidak menjadi
sakit. Anak jalanan makan
dengan tangan kotor, tetapi tidak sakit perut.
Mereka tidur di taman Ueno tanpa alas dan atap, kena embun pada malam
hari, tetapi tidak menjadi sakit. Hal ini karena mereka tidak memikirkan
penyakit.
Sebaliknya
anak-anak yang terpelihara oleh keluarga yang baik, yang selalu memperhatikan
hal-hal yang kecil, seperti tidak boleh kena penyakit , tidak boleh kena piliek, tidak boleh kena sakit
perut, memperhatikan ini-itu, kelihatannya banyak yang selalu menjadi sakit.
Mengapa demikian?
Hal ini disebabkan karena mereka selalu berpikir tentang penyakit. Mereka selalu khawatir menjadi sakit.
Orang
seperti ini di Amerika Serikat disebut ”trouble
seeker” dan dipandang rendah. Sebelum datang penyakit, mereka selalu mencari-cari penyakit, ketika
sudah kena penyakit meskipun kecil, penyakit itu menjadi besar akibat
kekhawatiran yang telalu besar. Tuhan
berkata, “ Mintalah, maka akan diberikan”.
Orang yang seperti mereka, minta penyakit, maka diberikanlah penyakit.
Saudara-saudara lebih baik
minta kesehatan dan mendapatkan kesehatannya.
·
Jangan
selalu memutuskan harapan
Ny.
Helen Keller berkata, “ Optimisme adalah kepercayaan untuk membimbing kepada segala
kesuksesan. Jika tidak ada harapan, apapun tidak akan terjadi”. Optimiseme yaitu
selalu melihat aspek yang baik saja dan selalu berharap bahwa segala sesuatu
“pasti menjadi baik”. Sekarang yang diperlukan di Jepang adalah harapan “pasti
menjadi baik”. Bangsa yang bahagia , gembira,dan penuh harapan pastilah akan makmur. Rakyat yang berkembang adalah rakyat yang
mempunyai sifat gembira dan penuh harapan. Rakyat Jepang sebenarnya adalah orang-orang yang selalu bahagia
dan gembira. Tetapi entah sejak kapan mereka mulai berpikir bahwa lebih sopan
bermuka muram, suram, dan tidak ceria.
Jika
pohon besar tidak bisa tumbuh di tempat gelap, manusia pun sama. Hati
harus
selalu bersinar matahari. Jika membuat
sesuatu dengan perasaan muram, tidak akan tercipta sesuatu yang baik.
Sebaliknya jika membuat sesuatu dengan
hati yang ceria, akan muncul pikiran yang baik.
Apabila seorang anak dimarahi sehingga hatinya menjadi muram, ketika belajar
pun dia tidak dapat belajar dengan baik.
Tetapi jika dipuji dan melakukannya dengan senang hati , maka soal
matematika yang sulit pun dapat dipecahkan dengan mudah. Begitu pula kita menonton sebuah sinetron,
percakapan pemain sinetron dengan mudah kita ingat sampai yang kecil-kecilnya,karena
kita menontonnya dengan hati senang dan gembira.
Jika perasaan senang, hati akan bekerja dengan
baik. Hati yang senang ibarat pelumas bagi mesin. Pelumas bagi kerja hati.
Mesin yang dibubuhi pelumas yang cukup, tidak akan rusak meskipun bekerja
keras. Sama halnya dengan hati yang dibubuhi”pelumas”, bekerja sekeras apapun
tidak akan merasa lelah.
·
Cara sehat dengan tertawa
Meskipun kita sakit, jika kita perasaan tetap senang dan tidak murung,
penyakit itu akan cepat sembuh. Berbicara seenaknya, menyusahkan orang, bermuka
murung, berhati muram, itu adalah hak seorang pasien, tetapi sikap seperti ini
tidak akan menyumbuhkan penyakit. Jika hati senang dan ceria, di dalam darah
kita akan timubul berbagai komposisi yang menyehatkan, sehingga kita cepat
menjadi sehat kembali.
Di
Amerika Serikat ada istilah “ Laugh care”.
Dalam bahasa jepang mungkin disebut “cara sehat dengan tertawa”. Rasa sakit hati, cemas, keluh-kesah, marah,
atau khawatir, kita ganti dengan selalu tertawa dengan gembira. Cara ini akan
menyembuhkan penyakit. Mencari-cari
keburukan orang, mencari kelemahan dan kesalahan orang, adalah hal yang tidak
baik, hal seperti ini tidak bisa dikatakan sebagai hobi yang baik. Sebenarnya, jika kita tidak melihat sifat
manusia yang berupa“keburukan”, maka ”keburukan” itu akan menghilang.
Karena manusia adalah ciptaan Tuhan,
maka sebenarnya sifat buruk manusia tidak ada. Tetapi jika kita menanamkan
keburukan di dalam hati kita, maka sampai kapanpun keburukan itu tidak akan
hilang. Sebaliknya kita akan menjadi tawanan dari keburukan tersebut dan kita
kalah olehnya.
Ada perbedaan apabila kita bandingkan dengan
membuat sebuah mesin,yaitu semakin kita cari kelemahan suatu mesin, akan
semakin baik mesin tersebut. .
Almarhum Franagan, seorang guru yang terkenal di Amerika mendirikan “kota anak-anak”, di sana dia mendidik
dengan cara melihat yang baik dan memuji.
Dengan mencari kebaikan dari seorang anak dan memujinya sebagai “anak
yang baik”, maka semua anak akan menjadi baik seperti “anak ciptaan Tuhan”.
·
Anak
yang senang pasti anaknya baik
Menteri
Jon Rapok berkata “Kalau seorang pendidik mengajar lebih tegas pada anak-anak
tentang kewajiban dan kegembiraan serta yang bukan kewajiban dan bukan
kegembiraan, mungkin kehidupan mereka
akan menjadi lebih menyenangkan dan bahagia”.
Bagaimanapun, kita harus berusaha menjadikan mereka “ anak yang senang”,
“anak yang gembira”, daripada sekedar ”anak yang baik”. “Anak yang senang” atau
“anak yang gembira” akan mengembirakan hati bapak, ibu, tetangga, dan teman-temannya. Dan
hal yang mengembirakan semuanya adalah hal yang baik.
Sebaliknya anak yang muram, suram, dan hatinya murung akan menyusahkan
orangtua dan menggangu pembantu, tetangga, dan semuanya. Oleh karena itu, meskipun anak itu rajin,
tetap tidak bisa dikatakan sebagai “anak yang baik”.
·
Bagaimanan cara memakumurkan toko
Jika hati senang dan gembira
dengan sendirinya kita mampu berpikir dengan benar. Apapun kita lakukan akan
dengan lancar. Akan muncul pemikiran
yang baik. Seperti sebuah kereta api melaju di atas rel kereta yang sedikitpun
tidak keluar dari rel, dan kitapun bisa berperilaku yang baik. Kita juga akan
mendapatkan ide yang baik seperti cara menata barang-barang dagagan. Barang dagagan
yang ditata oleh orang yang bahagia entah bagaimanan menimbulkan perasaan yang
senang, ingin masuk ke toko itu dan membelinya.
Toko yang sepi, pemilik atau penjaga toko biasanya berwajah murung dan bermuka tidak menyenangkan. Mungkin kita berpikir, karena tokonya sepi
maka mereka bermuka masam seperti itu. Tetapi sebenarnya justru karena mereka
bermuka masamlah, maka orang tidak mau mendekati mereka.
Untuk mendapatkan nasib yang
baik, pertama-tama kita harus menciptakan ”hati yang senang” dulu.
BAB 5
BUANGLAH PERASAAN MARAH
·
Jika berhenti merasa marah, dada akan menjadi
sehat.
Tahun 1979 Profesor Geitsu dari
Universitas Harvard mengumumkan data pengujian yang meneliti tentang endapan
yang keluar dari pernapasan seorang pasien.
Dilaporkan bahwa pasien tersebut diminta mengigit sebuah pipa karet.
Kemudian melalui pipa karet itu dimasukan suatu cairan obat (yodo dengan suatu
zat bersenyawa). Lalu pipa karet itu didinginkan dengan es sehingga udara yang berada
di dalam membeku. Setelah mencair,
dimasukkan ke dalam obat cair. Jika hati
pasien
tenang dan
perasaannya baik, setelah melewati
beberapa jam pun cairan obat itu tidak berubah. Akan tetapi jika pasien
mendadak marah-marah setelah 5 menit, didalam obat cairan itu akan timbul erndapan
berwarna merah bata.
Kemudian, jika endapan itu disuntikkan
pada manusia atau binatang, maka manusia dan binatang itu akan marah dan
gelisah. Hal ini menunjukkan bahwa kemarahan menciptakan racun di dalam tubuh
kita dan racun itu keluar dari pernapasan. Jika racun tersebut keluar dari
pernapasan, berarti racun itu keluar melalui paru-paru, sehingga mengganggu
paru-paru. Maka bisa disimpulkan bahwa
orang yang
mengalami sakit paru-paru, kalau berhenti marah, dadanya akan menjadi lebih sehat.
Profesor Geitsu mengadakan sebuah percobaan lagi. Seorang perempuan yang ber sedih karena anak
yang dicintainya meninggal, diminta mengigit pipa karet yang sama seperti di
atas, dan Profesot mendapatkan endapan
berwarna abu-abu di dalam cairan obat itu. Profesor Geitsu melakukan berbagai
percobaan hingga, akhirnya dia bersimpulan sebagai berikut.
”Kemarahan,
niat jelek atau perasaan murung akan menimbulkan suatu zat yang beracun di
dalam tubuh kita. Racun tersebut ada yang berbahaya. Sebaliknya perasaan senang
dan gembira bisa mengatur fungsi fisiologi tubuh dan menimbulkan zat yang baik
sehingga menjadi gizi untuk mengaktifkan kerja sel-sel di dalam tubuh manusia”.
·
Dunia
ini adalah cermin hati kita sendiri
Ada
peribahasa “Dunia akan memberikan mata uang pada orang-orang yang membayar
saja”. Kalau Anda tersenyum pada dunia,
duniapun tersenyum pada Anda.
Kalau Anda bermuka masam pada dunia, duniapun
bermuka masam pada Anda.
Kalau Anda
berkata dengan lemah lembut pada dunia , dunia pun berkata lemah lembut pada
Anda.
Jika Anda
berkata, “Halo! Halo!”, jawabnya “Ada apa ya?” Tetapi jika kita memanggil pada
seorang anak “Hei!”, jawabnya “Apa ?” dengan muka bengis.Kalau Anda memanggil
seorang anak,“halo, anak laki-laki" jawabnya"ya".
Kalau Anda katakan "kamu bodoh ya", jawabnya"Bapak juga bodoh". Perkataan
menjual dan perkataan membeli. Maksudnya , nilai yang kita keluarkan dari
diri kita akan dikembalikan .
Kalau kita
mencintai dunia, dunia akan mencintai kita. Kalau kita memberi kontribusi pada
dunia, dunia akan melayani kita dengan baik. Kalau kita mengangap
dunia ini tidak menarik, hal yang tidak menari akan
kembali kepada kita. Kalau kita mencintai umat manusia, umat
manusia akan berkumpul pada kita. Kalau kita mencintai teman, teman pun
mencintai kita. Tetapi jika kita tidak memberikan apapun pada dunia, maka dunia
pun tidak akan memberikan apapun, pada kita , meskipun kita mengharapkannya.
·
Jangan
menjadi orang yang selalu mencari malapetaka
Apakah
anda membayar kebaikan dunia dengan memberikan suatu hal yang baik? Apakah anda
membayar dengan senyuman? Atau dengan kesedihan? Kalau anda membayar dengan senyuman,
senyuman akan mengelilingi anda. Kalau anda
membayar dengan kesedihan, kesedihan akan datang mengelilingi Anda. Pada umumnya, orang yang mempunyai kebiasaan
berpikir “hari ini tidak menyenangkan”, akan selalu dikelilingi hal-hal yang
tidak menyenangkan. Orang yang seperti
ini akan berkata, cuaca mendung membuat perasaan menjadi murung. Jika hujan turun
udara menjadi lembab dan membuat perasaan
menjadi tidak enak. Jika cuaca cerah
dikatakannya panas. Apapun yang terjadi
dia selalu mengeluh dan menganggapnya tidak menarik. Mengeluh ketika nasinya keras, jika lembek,
dikatakannya seperti bubur, tidak enak.
Dia selalu mencari cari kesalahan, akhirnya, karakternya sendiri hancur,
dan orang yang seperti ini tidak akan disukai oleh orang-orang di sekelilingnya
dan semua hal di dunia ini menjadi tidak menarik lagi.
Lakukanlah hal yang sebaliknya. Dunia ini pasti menjadi bahagia. Kalau
hujan turun katakanlah, “Terima kasuh karena udara menjadi sejuk, dan kita
dapat memanfaatkan tenaga air tersebut untuk pembangkit listrik sehingga hasil ladang
berlimpah". Kalau cuaca mendung katakanlah,”cuaca hari ini
tenang dan baik”. Kalau cuaca cerah katakanlah, “benar-benar cerah dan baik”.
Tidak
harsu berkata persis seperti ini. Ini hanya satu contoh saja. Jika
kita selalu melihat hal yang baik saja, memuji, dan bershyukur, akhirnya akan
terkumpul hal-hal yang memang harus dipuji dan disyukuri saja.
·
Senantiasa menceritakan hal yang menyenangkan
Jika kita senantiasa bercerita tentang
pekerjaan yang ramai, akhirnya pasti pekerjaam itu sendiri menjadi berkembang
dan pasar menjadi baik. Jika selalu
berkata bahwa pasar tidak ramai dan rugi, keadaan akan semakin buruk, maka apapun yang dilakukan
tidak menjadi sesuatu yang baik. Kalau
bercirita hanya tentang kemiskinan, maka kemiskinanlah yang datang. Katakanlah setiap hari, “ saya pasti menjadi
orang besar”. Dengan begitu Anda akan menjadi orang besar. Tentu saja orang
besar artinya bermacam-macam. Bisa menjadi orang yang berguna untuk masyarakat
, dan menyenangkan semua orang, sehingga orang akan berkata,”Karena ada Anda, kita bisa tertolong”. Untuk menjadi orang seperti ini, yang
terpenting adalah setiap hari kita mesti berpikir, “saya pasti bisa menjadi
harapan orang ”. Maka tersebut akan terwujudlah
sesuai yang kita pikirkan.
·
Manusia
akan merugi jika marah
Manusia jangan marah, sedih, khawatir,dan
jangan tenggelam dalam perasaan
muram. Karena kemarahan, kesedihan, kekhawatiran, dan
perasaan muram akan membunuh dirinya sendiri. Di dalam tubuhnya akan timubul racun. Seorang doktor ilumu hukum yang terkenal, suatu
hari pergi ke Kyoto untuk ceramah. Tetapi
tidak ada yang menjemputnya di stasuin.
Sambil marah- marah akhirnya dia sampai juga di tempat ceramah. Di tempat itu, dia terserang
pendarahan otak, terjatuh dan
akhirnya meninggal.
Perasaan khwatir dalam jangka waktu yang lama,
akan menyebabkan rambut memutih. Ada
juga orang yang iri hati dalam jangka waktu yang lama , sehingga bola matanya keluar. Penyakit ini disebut Pasedou. Orang yang
terlalu memikirkan hal kecil atau mengeluh di dalam hati sering mendapatkan
penyakit kutu air. Ada juga orang yang
terlalu lama tenggelam dalam kesedihan, sehingga terkena infeksi selaput perut
(diagroma), atau tuberkulosa ginjal. Kemarahan, kekhawtiran, iri hati, keluh-kesah
dan kesedihan bisa menjadi pembunuh jiwa manusia. Seorang penyair bernama Kiitsu sering mendapatkan kritik keras
akibat karagannya yang sangat sentimental. Hal itu membuatnya sangat cemas
hingga akhirnya dia meninggal.
Moopasan
yang menulis di dalam novelnya bahwa dia telah mengutuki pada
Tuhan, akhirnya menjadi gila. Akutagawa Ryuunosuke ketika sedang menulis
novel yang aneh dan sensitif , syarafnya menjadi tegang. Akhirnya dia minum
racun dan meninggal. Kecemasan hati, kutukan,
atau hal yang sensitif, semuanya merugikan manusia. Banyak orang berpikir menulis
puisi haruslah mengutarakan kesedihan.
Kalau tidak, tidak akan dihargai. Oleh karena itu, mereka selalu
berpikir tentang hal yang menyedihkan. Akibatnya badan mereka menjadi tidak
sehat.
Sebagai
contohnya, adalah Inshikawa Takuboku meninggal
karena sakit paru-paru. Seorang filsuf bernama Shopen Hawel selalu berpikir
bahwa kehidupan tidak ada nilainya. Maka selama hidupnya dia dicemaskan oleh
sakit perut. Natsume Sooseki menulis di dalam buku novel ”Michikusa” tentang
pertikaian dengan latar belakang keluarga yang menimbulkan perasaan seperti
ingin muntah darah. Akibatnya dia sendiri kena penyakit bisul di dalam perutnya
hingga akhirnya muntah darah dan meninggal.
Meskipun tidak sampai meninggal, guncangan hati yang keras akan
mengganggu pencernaan. Sehingga
mengeluarkan keringat dingin, membuat muka menjadi pucat,
dapat mengeluarkan keringat dingin, membuat muka
menjadi pucat, menimbulkan sesak napas atau megap-megap, dan tidak bisa tidur
di malam hari. Hal ini sudah diketahui
oleh semua orang. Seorang ibu hamil yang
selalu sedih dan khawatir bisa keguguran,
atau air susunya tidak keluar, bahkan air susu ibu tersebut dapat menyebabkan
penyakit pada bayinya. Maka usahakanlah
agar hati selalu senang.
·
Zat beracun
dari ular berbisa yang sedang marah
Pada waktu khawatir atau marah, racun yang
keluar dari tubuh kita sama seperti
racun yang keluar dari gigitan ular beracun yang
mengigit orang karena marah.
Jika ular
beracun mempunyai kantung untuk menyimpan racunnya dan mengeluarkan racun itu
dari tubuhnya, tetapi manusia tidak. Manusia tidak mempunyai kantung untuk
menampung racun. Oleh karena itu, ketika mendapatkan racun dari kemarahan atau
kekhawatiran, apa boleh buat, racun tersebut beredar di dalam tubuh kita. Jadi, kemarahan, atau kekhawatiran akan
merugikan diri sendiri. Maka itu,
saudara-saudara, kita sama sekali tidak boleh takut atau marah.
·
Jadilah manusia yang demokratis
Orang yang marah atau takut adalah budak
dari kemarahan dan ketakutanya. Bagi
budak tidak ada kebebasan. Orang yang tidak dikuasai oleh kemarahan dan
ketakutan adalah manusia yang benar-benar bebas dan menjadi pemain utama dalam hidupnya.
Mungkin kalau manusia tidak terbawa emosi, perag
tidak terjadi. Perang terjadi karena ketakutan orang akan diserbu dan dibunuh
sehingga dia marah pada lawannya. Di
tempat yang tidak ada ketakutan dan kemarahan, tidak ada perang.
Agar tidak terjadi perang, semua manusia mesti
menjadi pemain utama pada dirinya sendiri dan tidak boleh menjadi budak dari
kemarahan dan ketakutannya. Jika diri
sendiri menjadi pemain utama itulah yang disebut demokrasi. Untuk mencegah terjadinya perang, diperlukan
pendidikan tentang demokrasi. Untuk menghindarkan perang di masa yang akan
datang, Negara Jepang harus menjadi demokratis.
Tentu saja mengerti alasannya,bukan?
lanjutannya entar dulu ya masih ada Bab 6 sampai 16
Sumber Penulis : MASAHARU
TANIGUCHI
Belum ada tanggapan untuk " BUKU KEHIDUPAN From Japan Masaharu Taniguchi INSPIRASI UNTUK INDONESIA 2015 "
Post a Comment