KIBARKANLAH CITA-CITA
SETINGGI-TINGGINYA
·
Semakin mendaki semakin tinggi
Semakin
mendaki, semakin tinggi, pemandangan pun semakin indah. Tidak ada cara yang lebih baik dalam
membangkitkan keberanian mengupayakan harapan selain melangkah tahap demi
tahap. Betapapun saat ini kita baru menjalani tanjakan rendah di kaki gunung,
pada akhirnya kita akan mencapai puncak tertinggi di dunia, dan dapat
menyaksikan dunia dengan pemandangannya yang indah. Tidak ada yang menandingi
harapan semacam ini dalam hal menyemangati keberanian hidup kita.
Tidak
perlu lagi mempertanyakan pekerjaan ataupun penelitian yang sedang Anda lakukan
saat ini. Yang penting, jangan lepaskan impian bahwa hal itu
akan berlanjut menuju kemajuan.
·
Mari hentikan kebiasaan memperkirakan timbulnya
hal yang buruk
Banyak orang yang membendung kekuatan tumbuh-kembang kehidupan dirinya akibat kebiasaan
sendiri. Yang pertama, salah satunya
adalah cara berpikir yang memandang segala sesuatu dari sisi yang gelap, secara
negatif dan pesimis. Memastikan sesuatu
dengan cara mengetuk jembatan terlebih dahulu sebelum menyeberanginya memang
perlu, tetapi hal itu bersifat seperti penyakit. Kondisi hati yang gusar akibat
menduga “mungkin akan terjadi sesuatu yang buruk”, membuat seseorang tidak
dapat bertumbuh-kembang. Kita harus
membuang kebiasaan memandang sesuatu dari sisi gelapnya, lalu menciptakan
kebiasaan untuk maju ke depan dan melihat hal yang cerah saja. Apabila seseorang melihat wanita cantik, namun yang terpikir
olehnya adalah isi perut yang kotor wanita tersebut. Cara hidup seperti ini tidak dapat disebut
dengan cara berpikir yang cerah. Sudah semestinya kita menciptakan kebiasaan
bersyukur dan memandang sesuatu dari sisi terangnya saja dan tidak memandang
sisi gelapnya. Dalam hal apapun dan
terhadap siapapun. Jangan menjadikan
hati kita yang dangkal, yang tidak puas jika tidak mengeritik satu atau dua
kelemahan orang yang sengaja kita cari-cari.
Ada kalimat bijak yang berbunyi, “Jadikanlah prinsip dalam berpikir dengan
memuji orang di tempat tersembunyi”.
Salah satu kebiasaan yang harus kita buang, adalah
mencari kelemahan orang. Jika kita hanya menumpuk kelemahan orang di
dalam hati kita, itu akan membentuk penyekat yang akan menyelimuti diri kita.
Akibatnya, cahaya Tuhan maupun sosok indah yang berkilau akan lenyap dari diri
kita. Ini sering terjadi.
·
Marilah selalu mencari kebaikan orang
Marilah selalu menggambarkan hal yang
cerah saja di dalam hati. Usahakan untuk
menemukan kebaikan orang dan memujinya. Jadikanlah kebaikan orang sebagai
teladan untuk diri kita dan cita-citakan untuk mendapatkan yang lebih besar
dari itu. Lukiskanlah cita-cita indah yang lebih
tinggi, dan jangan lagi melihat kelemahan.
Cita-cita yang kita gambarkan akan mengubah sifat
kita dalam mengarungi kehidupan. Warna kehidupan seseorang, aromanya,
aktifitasnya, sifatnya, arah tujuannya, peruntungannya, dan sebagainya dapat
berubah berdasarkan cita-cita orang tersebut. Jika cita-citanya rendah, maka
kondisi seruluh kehidupan orang itu pun akan menjadi rendah. Dari situlah di mulainya kemerosotan moral
dan kejatuhhan.
Jika
cita-cita kita tinggi, bersih, dan mulia, itu pasti tampak pada tutur kata dan
perbuatan kita sehari- hari. Tanpa perlu
mengumparnya, orang akan tahu dengan
sendirinya dari gelagat kita. Bantuan pun dengan sendirinya akan datang dari
sekitar kita, mendorong kita mencapai cita-cita yang tinggi itu. Dari seruluh
tubuh kita akan timbul atmosfir yang mulia. Hanya orang seperti inilah yang pantas tinggal
di surga. Yang dimaksud dengan orang
yang tinggal di surga bukanlah orang yang hidup di tengah penimbunan harta duniawi, melainkan
orang yang hidup di tengah suasana surgawi.
Semua
ini menujukkan bahwa kesan yang ditimbulkan seseorang dapat berubah berdasarkan
kebiasaan hatinya. Tujuan dari
pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan hari ini adalah memperubarui
kebiasaan dari kebiasaan hanya mencari kelemahan orang menjadi kebiasaan mulia
menemukan hal-hal yang indah. Orang
yang selalu maju dengan berani mendekati cita-citanya yang lebih tinggi secara
berkesinabungan adalah orang yang selalu
memberi kesan diri yang baik.
Karakter
yang agung adalah selalu melihat kebaikan saja dan tidak mencari kelemahan
orang, selalu melihat cahaya saja dan tidak melihat kegelapan.
Dia menjadi matahari yang dengan hangat
menyelimuti yang baik, maupun yang buruk.
Jika kita hanya menggambarkan kelemahan di hati kita, maka bayangan
gelap itulah yang akan tertinggal di dalam hati kita dan menjadikan hati kita
sebuah titik yang kotor.
·
Jika memeras akan diperas
Di dunia ini juga ada orang yang memiliki
sifat senang memanfaatkan orang lain. Yang ada di dalam pikirannya adalah
merampas milik orang lain dan menjadikan orang lain sebagai pijakannya. Yang
dipikirkannya adalah, “Bagaimana caranya memanfaatkan orang itu? Jadikasn orang
itu sebagai pijakan, lalu lakukan ini-itu”.
Orang semacam ini untuk sementara waktu
mungkin saja berhasil mencapai posisi yang tinggi dengan menginjak orang lain,
namun itu tidak akan bertahan lama.
Jika memeras,
maka kitapun akan diperas. Di dunia ini tidak ada hal yang lebih kotor dibandingkan
dengan sifat senang menjadikan orang lain sebagai batu pijakan secara licik,
lihai dan curang. Sedapat mungkin kita harus menghilangkan kebiasaan ingin
memanfaatkan orang lain.
“Yang
memberi akan diberi” adalah peraturan yang abadi dan tidak terbatas. Mnusia yang berencana
merampas hak orang lain dengan cara yang licik, akan kehilangan kelembutan dan
kehangatannya akibat sifat itu. Mungkin
saja dia berhasil mengumpulkan kekayaan materi, namun dia akan kehilangan harta
yang paling berharga dari dalam dirinya.
Terlebih lagi orang yang mengincar keuntungan pribadi dengan cara
menangkap kelemahan orang lain dan memanfaatkannya. Kita tidak meributkan soal
nilai karakternya, tetapi kelakuannya persisi seorang anak bengal. Orang seperti
ini menampakan sifat yang amat memuakkan, seolah menyedot habis hingga tak ada
yang tersisa. Kita tidak boleh
menjadikan karakter kita licik dan bengis, bagaikan mencungkil mata yang masih
hidup. Martabat karakter seseorang terletak pada toleransinya yang luas. Ketika melihat kelemahan apapun, pada diri orang lain yang kita perlukan adalah
kelegaan menerimanya dengan tenang, penuh kasih dan kesabaran, sehingga kita
mampu merasakan keberadaan Tuhan yang begitu sempurna.
·
Meskipun
memiliki cita-cita yang tinggi, hal-hal yang kecil tetap penting
Ada
peribahasa yang berbunyi, “lubang semut dapat merobohkan tanggul”. Dahulu, negeri Belanda nyaris tenggelam habis
ke dasar laut akibat lubang kecil yang dibuat oleh tikus liar dapat saja
merobohkan tanggul. Negeri Belanda tanahnya lebih rendah daripada ketinggian
air laut, maka dibangunlah tanggul untuk mencegah masuknya air laut. Suatu
waktu, ada seorang pemuda yang menemukan lubang kecil tikus liar di dekat dasar
tanggul. Jika air pasang naik dan
ketinggian air semakin tinggi, maka airnya akan memancar dengan cepat seperti
pompa. Pemuda itu berpikir, “Ini masalah
besar bagi seluruh negeri Belanda”. “Jika air terus masuk dari lubang ini,
seluruh negeri akan tenggelam di bawah air. Gawat!” pikirnya. Kemudian, dengan sekuat tenaga dia menekan
lubang yang memancarkan air itu dengan telapak tangannya. Meskipun hanya dari
sebuah celah sekecil lubang semut, jika air telah merembes, tanah akan runtuh
dan lubang menjadi semakin besar. Bila akhirnya tanggulpun roboh, tidak ada
lagi yang dapat dilakukan. Jika tidak cepat dicegah selagi masih dalam skala kecil,
akan sangat sulit ditanggulangi ketika telah menjadi besar. Sambil terus
menekan lubang tikus dengan telapak tangannya, pemuda itu menanti orang-orang
kota yang akan lewat. Begitu ada yang lewat, dia berteriak dengan suara yang
keras,”Tolong tutup lubang ini!”
Orang-orang kota datang berkumpul dan memperbaiki
tanggul itu. Dengan begitu, pemuda itu
telah berhasil menyelamatkan seluruh negeri Belanda dari kehancurannya.
·
Jika kelemahan
diperbaiki selagi kecil, tidak akan
menjadi besar
Pakaian
yang robek, jika segera diperbaiki selagi robeknya masih kecil, tidak akan
menjadi robekan yang besar. Kelemahan kecil seorang manusia pun, jika terus
diabaikan karena dianggap hanya hal yang kecil, akhirnya akan menjadi besar dan
tidak dapat diperbaiki lagi. Jika kita masukkan air ke dalam ember yang berlubang,
tanpa kita sadari airnya akan habis. Tidak ada orang yang masukkan air ke dalam
bakul yang memang berlubang banyak. Sebaliknya, jika kita tidak memperhatikan
lubang yang kecil, semua akan terbuang sia-sia. Batu permata semewah apapun, jika terdapat cacat
segores saja, harganya akan turun drastis.
Yang lebih parah adalah membiarkan cacat karena menganggap, “Biarlah,
toh sudah terlanjur cacat”. Akibat pemikiran seperti itu, orang akan menjadi
ceroboh dan cacatnya pun akan semakin parah.
·
Benda
yang bagus sampai kapanpun tetap bagus, benda yang telah cacat akan bertambah
cacat.
Suatu
waktu saya brepergian bersama seorang teman. Kopor kulit persegi saya, yang
telah sering dibawa ke mana-mana, telah lusuh dan penuh goresan di
sana-sini. Sementara itu, tas jinjin
kulit teman saya, masih baru dan mulus tanpa goresan. Orang-orang yang
menjemput kami di tiap tempat selalu mengira bahwa kopor penuh goresan itu
adalah milik teman saya. Mereka
melemparkannya ke lantai mobil yang penuh lumpur. Akibat guncangan mobil,
goresan-goresan pada kopor itu semakin melebar. Di lain pihak, karena ukurannya
pas dan masih mengkilat tanpa cacat, tas jinjin teman saya itu mereka
perlakukan dengan baik dengan cara memangkunya hati-hati. Dengan begitu, sampai kapanpun tas jinjin itu
tidak akan tergores.
Hal
semacam ini tidak hanya terjadi pada kopor.
Jika sekali tergores dan diri kita sendiri pun tidak mempedulikannya,
maka orang lain juga tidak akan menggubrisnya, sehingga akan semakin penuh
goresan. Begitu pula dengan manusia. Jika kita mengabaikan sebuah kelemahan
kecil, maka kita tidak akan mempedulikan kelemahan-kelemahan lain yang
timbul. Akibatnya kita akan melakukan kesalahan tanpa merasa
bersalah. Oleh karena itu, kelemahan harus diwaspadai selagi masih bersukala
kecil.
·
Jika
memperhatikan hal yang kecil, akan mendapat hasil yang besar
Orang-orang
hebat yang disebut sebagai penemuan besar, adalah orang yang telah meraih
keberhasilan mengagumkan kejeliannya memperhatikan hal kecil yang tidak
terhiraukan oleh orang lain. Meskipun semua orang melihatnya namun tidak ada seorang
pun yang memikirkannya. Newton ketika melihat buah apel jatuh ke tanah menemukan
bahwa bumi memiliki gaya grafitasi.
James Watt menemukan kereta api
setelah melihat uap ceret besi dapat mengangkat tutup ceret. Begitu juga dengan penemuan mesin gasoline. Konon
katanya bahwa petunjuknya didapat setelah melihat meledak dan terbakarnya
sebuah kompor yang dituangi setetes alkohol
yang tersisa di gelas minuman. Begitu pula ketika Bell menyentuh sebuah mesin
listrik, tanpa disengaja muncul peicikan api dari mesin itu. Ketika peicikan
itu menyetuh kulit kodok, otot kodok mengerut. Melihat hal itu Bell Menyadari
bahwa benda akan bergetar bila tersentuh tenaga listrik. Dari situlah dia terpikir tentang
pesawat telepon.
·
Gramofon
ditemukan dengan cara seperti ini
Suatu
ketika Edison berhadapan dengan pesawat telepon tadi, lalu bereksperimen dengan
cara bernyanyi dengan suara keras. Yang terjadi kemudian, jarum kecil runcing
yang terdapat di ujung mesin itu bergetar di ujung jari Edison dan menimbulkan
rasa sakit. Dia menahan rasa sakit itu, lalu tampak ada
torehan kecil pada kulit jarinya.
Melihat hal itu, Edison-pun berpikir.
Jika suara kita bergema, akan tertinggal sebentuk luka di ujung jari
seperti ini. Jika kata-kata yang kita
ucapkan diubah ke dalam bentuk torehan, lalu digerakkan sesuai dengan torehan
itu, mestinya kata-kata tadi dapat dikembalikan lagi menjadi suara seperti
semula. Inilah awal penemuan gramafon. Jika kita mencoba berpikir tentang apa
yang telah dilakukan para penemuan besar atau para ilmuwan besar, mereka semua
menyadarri hal kecil yang tidak disadari oleh orang lain, yang akhirnya
menghasilkan sesuatu yang besar. Oleh karena itu, orang yang mengabaikan hal yang kecil tidak akan mampu
menghasilkan hal yang besar.
·
Ide
yang kecil mampu menghasilkan keuntungan beberapa juta yen
Ide
yang sepintas dapat memberikan yang menakjubkan. Pada awal ditemukannya mesin pintal, benang yang masih
selembut bihun , ketika ditarik dari alat penggulunganya yang disebut bobin,
menempel pada alat itu. Akibatnya, benang menjadi putus, dan setiap kali mesin
harus dihentikan. Karena mesin sering kali dimatikan, hasil kerja
menjadi sedikit, pemasukan pekerja juga sedikit, dan keuntungan perusahaan itu
pun sedikit. Namun, sebuah mesin yang
dikendalikan oleh salah satu pekerja, kondisinya sangat baik. Benang tidak
putus, sehingga mesin tidak perlu dimatikan.
Hasil produksinya tinggi, dan pekerja itu saja yang mendapt keuntungan
besar. Melihat hal ini, Robertson sang
pengawas pabrikpun bertanya. “Mengapa mesin Anda saja yang kondisinya baik dan
berjalan dengan lancer? Benang
pada alat penggulung Anda tidak pernah putus,bukan?” “Ya, itu betul”. “Mengapa mesin Anda saja
yang kondisinya bagus?” “Maaf, Pak, itu rahasia”. “Apa rahasianya?” “Rahasia adalah rahasia,Pak.Kalau saya kasih
tahu, nanti Bapak sama pintarnya dengan saya. Jadi tidak bisa saya
beritahukan”. “ Kalau Anda kasih tahu,
saya akan memberikan hadiah yang pantas. Apakah Anda tidak berharap semua mesin
di pabrik ini berfungsi dengan baik sama seperti mesin Anda?” “Kalu begitu,
sebagai pengganti rahasia itu, saya ada permintaan. Bapak beri saya setiap hari
dua botol bir. Nanti saya beritahu rahasianya”. “ Oh, itu tidak masalah”.
Perjanjian telah disepakati
Pekerja itu membisikkannya di telinga Robertson, “Oleskan sedikit kapur
pada porosnya”. Hal yang begitu sederhana. Tetapi berkat sesuatu yang sederhana ini,
alat penggulung dapat berputar dengan lancer, benang tidak terputus, dan hasil
produksi seluruh pabrik Robertson meningkat hebat melebihi perusahaan
manapun. Hanya dengan dua botol bir
setiap hari, berhasil diperoleh keuntungan jutaan dolar. Hal yang kecil dapat membuathkan hasil yang
begitu besarnya. Maka dari itu, kita tidak boleh menyepelekan hal-hal kecil.
Mesin pun, jika kelemahan kecilnya
diperbaiki, hasilnya meningkat seperti ini.
Manusia pun hanya dengan memperbaiki kelemahan kecilnya, dia dapat
meraih keberhasilan yang mengagumkan. Hanya
dari kesopanan tutur kata, atau keindahan tulisan di dalam surat, orang dapat
menilai kita. Itu sering menjadi langkah
awal yang baik. Setiap perilaku kita
merupakan gambaran dari karakter diri kita.
Orang dapat menilai kita secara keseluruhan dari sedekit kelemahan
kita. Hal itu bagaikan mengetahui jenis
ikan hanya dari melihat sisiknya saja. Oleh karena itu, pertama-tama kita harus mulai
memperbaiki kelemahan kecil kita. Perbaiki hati yang emosional! Hilangkan hati yang mudah kesal! Buang kebiasaan bermalas-malasan dan tidak
segera melakukan hal yang dianggap baik.
Sudahi hati yang cengeng. Kemudian, tersenyumlah selalu dengan bahagia,
milikilah keberanian berusaha dengan riang, dan jadilah manusia yang senantiasa
meningkatkan dirinya.
·
Menjadi
sesuai dengan yang terpikir di hati
Apa
yang terpikir di hati, akan muncul wujudnya.
Misalkan saudara-saudara
hendak menggambar. Karena di hati
terpikir ingin menggambar, bergeraklah pensil atau krayon, dan tergambarlah
sesuatu. Jika berpikir ingin menggambar
rumah, maka tergambarlah rumah. Jika berpikir ingin menggambar anjing, maka
tergambarlah anjing. Berpikir ingin
menggambar rumah, tetapi menjadi gambar anjing, adalah hal yang tidak pernah
terjadi. Apa yang terpikir di hati, wujud itulah yang akan muncul.
Terpikir ingin berjalan malah tidur, atau ingin tidur malah berlari,
adalah hal-hal yang tidak pernah terjadi. Wujud yang muncul selalu sesuai
dengan yang dipikirkan.
Begitu
juga dengan otak Anda. Jika Anda berpikir bahwa otak Anda buruk, maka akan
menjadi buruk. Jika Anda berpikir bahwa otak Anda baik karena Anda adalah
“ciptaan Tuhan”, maka otak Anda pun menjadi baik. Oleh karena itu, milikilah cita-
cita yang
tinggi. Itu akan mempercepat kemajuan Anda.
Senantiasa camkan di dalam hati bahwa,”Saya mampu melakukan apapun,
karena
saya adalah
ciptaan Tuhan”. Dengan demikian,
apapun dapat Anda lakukan.
·
Ucapkanlah bahwa,”Saya adalah ciptaan Tuhan”.
Saya akan menganjurkan cara cepat
mewujudkan cita-cita. Waktu bangun pagi, ucapkan di dalam hati sebanyak 20
kali, atau ucapkan dengan bersuara bahwa, “Saya dapat melakukan apapun dengan
baik, karena Saya adalah ciptaan Tuhan”.
Ingatlah bahwa, “Saya adalah ciptaan Tuhan. Saya hebat dan pasti dapat melakukan hal yang
hebat”. Jika kita berpikir bahwa diri
kita hebat, maka kita dapat melakukan hal yang hebat. Bila terjadi sesuatu yang tidak baik,
mungkin karena pada saat itu kita lupa bahwa, “Saya adalah ciptaan Tuhan”. Hal itu biasanya timbul ketika kita berpikir,”Saya
adalah anak nakal”. Atau “Saya adalah anak yang tidak baik”. Oleh karena itu, ketika bangun tidur, tentu
saja pada saat lain juga, jika ada waktu luang,
ucapkanlah di hati bahwa,”Saya adalah ciptaan Tuhan. Saya hebat”.
·
Pada waktu belajar
Ketika akan belajar, pejamkan mata
sejenak, lalu ucapkan di dalam hati dua-tiga kali, “Saya dapat belajar dengan
baik, karena Saya adalah ciptaan Tuhan”. Dengan begitu, kita pasti dapat
belajar dengan baik. Menjelma sesuai yang kita pikirkan. Begitulah adanya.
Ketika belajar di sekolah, camkan di hati bahwa,” Saya akan memahami ucapan
guru, karena saya adalah ciptaan Tuhan”. Tatap wajah guru dengan sepenuh hati
dan dengarkan ucapannya. Maka, kita dapat memahami ucapannya dengan baik dan
mengingatnya.
·
Wajah ramah yang penuh senyum
Selalu tersenyumlah. Hal-hal yang baik
akan datang menghampiri hati dan wajah yang tersenyum Dapat dipastikan, hal yang baik tidak akan
menghampiri wajah yang merengut. Dunia ini ada ketetapan bahwa yang sejenis akan
berkumpul. Semut akan berkumpul bersama kerumunan semut. Tikus akan berlarian dengan sesame tikus.
Lalat berkumpul
di tempat yang bau dengan kerumunan lalat. Lalat itu kotor, bukan? Sesuatu yang
kotor akan dihampiri oleh yang kotor pula.
Itulah sebabnya lalat mengerbungi sesuatu yang busuk. Anda pun, jika hati yang mendongkol dan
berwajah merenggut, hal yang baik tidak akan datang menghampirimu. Selalu tersenyumlah.
Hal-hal yang baik akan datang menghampirimu, dan Anda akan berbahagia. Ayah dan ibumu pun akan gembira. Jika kita
tersenyum, tubuh kita menjadi sehat, nilai pelajaran pun menjadi bagus.
·
Cerahkan
hati!
Di
tempat yang terang, bunga yang indah mekar. Di tempat yang gelap, yang tumbuh
hanyalah rumput atau jamur saja, bunga yang indah tidak akan mekar. Manusia pun jika tidak berhati cerah, tidak
dapat menjadi orang yang besar. Orang
yang cengeng, hanya akan dibodoh-bodohi orang atau dipukuli. Meskipun ada kejadian yang tidak mengenakan
atau menyakitkan hati, kita tidak boleh cemberut atau menjadi cengeng. Jika ada hal yang tidak mengenakan , ingatlah
bahwa, “Di balik hal yang tidak mengenakan ini, pasti ada hal yang baik. Seperti setelah hari hujan, pasti datang hari
yang cerah”. Maka bersyukurlah karena
hal yang baik pasti akan datang. Jika
kita yakin bahwa, “Akan muncul hal yang baik”, maka selanjutnya muncullah hal
yang baik.
Ada
cara menjadi pintar selagi sedang tidur. Jika sebelum tidur kita mengingatkan
pada hati kita bahwa, ”Besok harus bangun jam 5 pagi, karena ada piknik”, besok
paginya pasti akan terbangun pukul 5 pagi. Karena di dalam diri kita terdapat hati yang
biasa disebut dengan “bawah sadar”. Ketika raga kita sedang tertidur, hati ini
tetap bekerja, menggerakkan jantung, mencerna makanan. Jika kita mengingatkan
hati ini bahwa, “besok bangun jam 5, iho, ya!”, maka kita akan dibangunkannya
pukul 5 pagi. Begitu pula ketika akan tidur, ingatkan hati ini berulangkali
bahwa, ”selagi sedang tidur saya akan menjadi semakin sehat dan pintar”. Maka kitapun akan menjadi semakin sehat dan
pintar. Lalu, begitu berada di tempat tidur, ucapkan,”Selagi sedang tidur saya
akan menjadi semakin sehat dan pintar”, sambil berangkat tidur. Ketika
terbangun besok paginya, kita betul-betul menjadi semakin sehat dan pintar, lebih
daripada hari ini. Lakukan itu setiap malam!
·
Perlakukan makhluk hidup dengan baik
Begitu
musim gugur tiba, serangga-serangga bermunculan dan berbunyi dengan suara yang
indah. Mereka bukan sedang menangis
sedih, tetapi sedang menyanyikan lagu gembira karena terlahir di dunia ini. Kita boleh membunuh lalat atau nyamuk yang
merugikan manusia, tetapi jangan membunuh serangga-serangga yang tidak
merugikan. Jangan menangkap capung,mengikatnya dengan benang, dan mematahkan
lehernya. Capung adalah serangga berguna,yang memberi manfaat bagi manusia.
Capung menangkap dan menyantap nyamuk dan lalat. Dan jangan pula menangkap dan
mempermainkan serangga serangga yang bernyani gembira karena terlahir di dunia
ini. Kitapun tentu tidak ingin, ketika kita sedang bernyanyi, muncul tangan
yang besarnya ribuan kali ukuran tubuh kita, lalu menangkap kita. Kita pun
tidak ingin dibunuh, bukan? Maka dari itu, janganlah menangkap,mengganggu,dan
membunuh serangga. Kasihan mereka.
·
Belajarlah dengan upaya sendiri
Sedapat
mungkin lakukan sendiri keperluan pribadi. Meskipun orang lain melakukannya
untuk kita, bukan berarti diri kita hebat. Jika orang lain yang belajar, bukan berarti diri kita yang menjadi pintar.
Diri kita menjadi hebat, karena diri kitalah yang
belajar. Walaupun orang lain memainkan piano untuk kita, bukan berarti kita
menjadi pintar bermain piano. Jika orang lain melakukan senam atau berolahraga
, bukan berarti tubuh kita yang terlatih. Karena kita sendirilah yang
berolahraga atau melakukan senam, maka tubuh kita menjadi terlatih dan menjadi
kuat. Apa yang telah kita lakukan itulah yang kita mendapatkan hasilnya. Upaya yang
telah kita lakukan yang akan membawa kebaikan.
Kemalasan tidak akan membawa kemajuan. Tidak dapat
maju karena tidak berupaya, sama seperti tidak dapat berlari ketika sedang
tidur.
·
Tulislah
hal yang baik pada buku harian
Mari
lakukan hal yang baik lebih dari sekali dalam sehari. Kesenangan saat melakukan
hal yang baik, adalah sesuatu yang istimewa. Perasaan gembira, misalnya, ketika
ibu pergi menjaga rumah, membantu membersihkan halaman. Begitu ibu
pulang ke rumah dan memuji kita, betapa senangnya. Lakukan hal yang baik, apapun itu, lebih dari
sekali dalam sehari, lalu tulislah hal itu buku catatan harian. Ketika berbuat
baik pada orang, tulislah, “Saya telah melakukan kebaikan seperti ini”. Tulislah hal-hal yang baik saja pada buku
catatan harian. Itu merupakan menyenangkan.
Tulis juga kebaikan yang kita dapat dari orang lain. Misalnya, “Ayah
menyapa saya dengan perkataan yang lembut seperti ini”. Atau “Ibu melakukan hal
yang baik ini untuk saya. Ibu adalah orang yang baik”. Atau, “kakak perempuan
saya melakukan hal yang baik ini untuk saya. Kakak saya itu orang yang baik”.
Tulislah hal-hal semacam itu di dalam buku harian.
Jika
kita hanya menuliskan hal-hal yang baik pada buku harian, maka di dalam hati
kita pun hanya akan terngiang hal-hal yang baik saja. Sesuai yang kita harapkan, hal-hal yang baik
pula yang akan berdatangan. Dan semua itu akan membawa kebaikan bagi kita.
·
Tunjukkan
rasa terima kasih kepada ayah dan ibu
Pada
akhirnya, yang paling penting di atas segalanya adalah bersyukur kepada kedua
orangtua. Terlepas dari apakah diri kita masih anak-anak ataupun sudah
tua. Karena adanya ayah dan ibulah maka
kita semua hidup sampai sekarang. Waktu
masih bayi dan belum mampu makan sendiri, ibulah yang menyusui kita, juga
yang mengganti popok kita. Pada hari
sepanas apapun, atau sedingin apapun, ayah bekerja sekuat tenaga demi memenuhi
kebutuhan pangan dan pakaian kita. Juga untuk menyekolahkan kita, membelikan peralatan sekolah, membuat kita dapat
menyantap makanan yang kita inginkan, dan tumbuh menjadi besar. Pagi hari,
ketika akan makan, ucapkanlah salam, ”Ayah,ibu,
Saya makan ya! Terima kasih!” Dengan begitu, tubuh kitas akan sehat, dan nilai
pelajaran pun menjadi baik. Bagi yang orangtuanya telah berpulang, doakanlah
mereka setiap hari. Semoga arwah mereka
mendapat tempat yang layak di sana. Semoga doa kita menambah kekuatan mereka
dalam menjaga kita, sehingga kita semua akan bernasib baik.
Penulis :
Taniguchi Masaharu
Penterjemah : Chizuru
Tukuwain
No comments:
Post a Comment