PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN
DISIPLIN
KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
PT.
YODYA KARYA (Persero)
USULAN
PROPOSAL
Syarat Untuk Penyusunan Tesi S 2
Program Magister Manajemen
Konsentrasi Sumber Daya Manusia
DIAJUKAN OLEH :
NAMA : NAFIS
NIM : 12011040
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
JAKARTA
2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah.................................................................. 8
1.3 Rumusan Masalah..................................................................... 8
1.4 Maksud Penelitian..................................................................... 9
1.5 Tujuan Penelitian....................................................................... 9
1.6 Kegunaan Penelitian................................................................ 10
1.6.1
Kegunaan Akademis...................................................... 10
1.6.2
Kegunaan Praktis........................................................... 11
1.7 Kerangka Pemikiran................................................................ 12
1.8 Hipotesis Penelitian................................................................. 13
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Desain Penelitian..................................................................... 14
2.2 Konsep Operasional................................................................ 16
2.3 Pengukuran Variabel............................................................... 20
2.4 Teknik Pengumpulan Data...................................................... 22
2.5 Lokasi Penelitian..................................................................... 23
2.6 Populasi dan Data Sampel....................................................... 23
2.7 Teknik Pengolahan Data......................................................... 25
2.7.1
Uji Validitas dan Reliabilitas......................................... 25
2.7.2
Transformasi Data.......................................................... 27
2.7.3
Uji Asumsi Klasik.......................................................... 28
2.8 Rancangan Pengujian Hipotesis.............................................. 31
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Di abad ke-21 ini, globalisa,i betul-betul melipat
dunia. Kemajuan teknologi, transportasi, telekomunikasi dan informasi telah
menyebabkan dunia seolah menyempit, "jarak pandang dan pendengaran"
berubah. Hal ini berimbas pada terjadinya perubahan tuntutan di semua ranah
kehidupan, termasuk organisasi. Perubahan tuntutan tersebut kian mendorong
perkembangan teknologi menjadi lebih cepat pula, dengan konsekuensi perubahan
yang terjadi menjadi lebih cepat lagi. Di sinilah pentingnya sebuah organisasi
terns-menerus melakukan transformasi diri, dengan senantiasa melakukan
continuous learning (pembelajaran yang berkelanjutan) dan continuous
improvement (perbaikan terus-menerus). organisasi merupakan kesatuan sosial
yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang reaktif dapat
diidentifikasikan, bekerja secara terus-menerus untuk mencapai tujuan (Robbins,
2006). Semua tindakan yang diambil dalam setiap kegiatan diprakarsai dan
ditenmtukan oleh manusia yang menjadi anggota perusahaan. Perusahaan
membutuhkan adanya factor sumber daya manusia yang potensial baik pemimpin
maupun karyawan pada pola tugas dan pengawasan yang merupakan penentu tercapainya
tujuan perusahaan.
Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam
organisasi maupun perusahaan, agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik,
perusahaan harus memiliki karyawan yang berpengetahuan dan berketrapilan tinggi
serta usaha untuk mengelola perusahaan seoptimal mungkin sehingga kinerja karyanya
pun meningkat. Menurut Budi Setiyawan dan (2006) kinerja karyawan merupakan
hasil atau prestasi kerja karyawan yang dinilai dari segi kualitas maupun
kuantitas berdasarkan standar kerja yang ditentukan oleh pihak organisasi.
Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai
standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi. Organisasi yang
baik adalah organisasi yang berusaha meningkatkan kemampuan sumber daya
manusianya, karena hal tersebut merupakan faktor kunci untuk meningkatkan
kinerja karyawan.
Organisasi membutuhkan karyawan menjalankan kegiatan
operasionalnya karena karyawan merupakan asset penting dari suatu organisasi.
Peningkatan kinerja karyawan akan membawa kemajuan bagi perusahaan untuk dapat
bertahan dalam suatu persaingan lingkungan bisnis yang stabil. Oleh karena itu
upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan merupakan tantangan manajemen
yang paling serius karena keberhasilan untuk mencapai tujuan dan kelangsungan
hidup perusahaan tergantung pada kualitas kinerja sumber daya manusia yang ada
didalamnya.
PT. Yodya Karya (Persero) adalah perusahaan
konsultan perencana Badan Usaha Milik Negara (BUMN), hasil dari nasionalisasi
perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultansi untuk pekerjaan perencanaan
dan pengawasan bangunan gedung. Didirikan pada tahun 1948 oleh Mr. Sprey,
seorang berkebangsaan Belanda dan berkantor di Jalan Cikini Raya No.1 Jakarta
Pusat. Pada Tahun 1958, berdasarkan PP No.23 tahun 1958, N.V. Job & Sprey
dinasionalisasikan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Kemudian dikukuhkan
dengan PP No.39 tahun 1970 Perusahaan
Negara,
dengan nama resmi PN Yodya Karya. Tahun 1972 berubah menjadi perusahaan
perseroan (PT) yang dikukuhkan dengan Akte Notaris Djojo Muljadi, SH No.62
tanggal 15 Maret 1972. Langkah ini diambil dengan tujuan untuk Iebih
mengembangkan diri dalam berkarya di bidang jasa konsultan perencanaan.
Penelitian ini memfokuskan pada karyawan PT. Yodya Karya (Persero) di kantor
pusat yang berlokasi di JI. DL Panjaitan Kay. 8 Cawang Jakarta Timur dan
rnemiliki kantor cabang di Semarang, Makassar, DKI Jakarta, Pekanbaru,
Palembang, Surabaya, Gorontalo, Kendari, Samarinda dan Bandung.
Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah diharapkan
oleh perusahaan tersebut. Semakin banyak karyawan yang mempunyai kinerja
tinggi, maka produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan meningkat
sehingga perusahaan aka]) dapat bertahan dalam persaingan global.
Karyawan dituntut untuk mampu menyelesaikan tugas
dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien. Keberhasilan karyawan dapat
diukur melalui kepuasan konsumen dan owner, berkurangnya jumlah keluhan dan
tercapainya target yang optimal. Kinerja karyawan PT. Yodya Karya (Persero)
dapat diukur melalui penyelesaian tugasnya secara efektif dan efisien serta
rnelakukan peran dan fungsinya secara harmonis dan berkesinambungan dan
berdampak positif untuk keberhasilan perusahaan.
Terdapat faktor negatif yang dapat menurunkan
kinerja karyawan, diantaranya adalah menurunnya keinginan karyawan untuk
berprestasi kerja, kurangnya ketepatan waktu dalam penyelesaian pekerjaan
sehingga cenderung kurang mentaati peraturan, pengaruh yang berasal dari
lingkungan kerjanya, rekan kerja yang dapat menurunkan seinangat karyawan
tersebut dan tidak adanya contoh yang hares dijadikan acuan dalam pencapaian
prestasi kerja yang baik. Semua itu merupakan sebab menurunnya kinerja karyawan
dalam bekerja. Faktor-faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja
karyawan diantaranya adalah gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja.
Setiap peradaban masyarakat memiliki pemimpin, baik,
formal maupun informal. Proses kepemimpinan itu pasti menorah catatan atau
jejak keberhasilan, ketftalan, kebaikan, dan keburukan. Setiap pemimpin pada
zama-nnya tidak mungkin lepas dari lingkungannya dan segala
permasalahan yang melingkupinya.
Melihat Maha Patih Gadjah Mada harus melihat dia
sebagai manusia yang tidak lepas dari segala kehidupan manusiawinya. Ia adalah
sosok patriot yang cinta negeri dan berasal dari rakyat jelata. Sebagai
pemimpin pada zamannya, keberhasilannya menyatukan Nusantara dengan segala
kelebihan dan kekurangannya pantas dan layak untuk dipelajari, diambil yang
baik dan meninggalkan yang kurang baik.
Jacobs, Masson, Harvill, dan Schimmel (2012 : 25)
menegaskan bahwa pemimpin yang efektif memiliki kepribadian yang caring, openness, flexibility, warmth,
objectivity, truthworthinesS, honesty, strength, patience, rim sensitivity. Ciri
lainnya adalah bahwa pemimpin tersebut nyaman dengan din sendiri dan orang
lain, meliputi nyaman dengan posisi sebagai pemegang otoritas, percaya diri
dengan posisi sebagai pemegang otoritas, percaya diri dengan kemampuannya untuk
memimpin, dan kemampuan untuk mendengarkan perasaan, reaksi, mood dan kata-kata
orang lain. Hal terpenting lainnya adalah memiliki kesehatan psikologis.
Sejalan dengan itu Adair (2011) membatasi bahwa kepemimpinan yang efektif
adalah kepemimpinan yang mampu memahami dan memenuhi tiga jenis kebutuhan dalam
organisasi, yaitu kebutuhan tugas (task needs), kebutuhan individu (individual
needs), dan kebutuhan tim (team needs).
Ketika seorang pemimpin bersedia memahami bawahan,
bawahan akan memiliki kemampuan untuk melakukan pengembangan diri sendiri.
Artinya, pemimpin yang efektif harus memiliki gaya kepemimpinan yang sesuai
dengan situasi bawahan, situasi lingkungan (Muenjohn dan Amstrong, 2007). Gaya
kepemimpinan adalah cara pemimpin mengekspresikan pengaruh mereka, interpretasi
dalam teori gaya kepemimpinan mengidentifikasikan tipe khusus dari perilaku
yang menekankan pada kemampuan kepemimpinan (Martin, Cashel, Waggstaff dan
Breunig, 2006: 45).
Gaya kepemimpinan yang tepat akan menimbulkan
motivasi seseorang untuk berprestasi. Sukses tidaknya karyawan dalam prestasi
kerja dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan atasannya (Hardini, 2001 dalam
Suranta 2002), Suranta (2002) dan Tampubolon (2007) telah meneliti pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja, menyertakan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.
Motivasi adalah dorongan, upaya dan keinginan yang
ada di dalam diri manusia yang mengaktifkan, memberikan daya serta mengarahkan
perilaku untuk melaksanakan tugas-tugas dengan baik dalam lingkup pekerjaannya
(Hakim, 2006). Robbins (2006) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang ikut
menentukan intesitas, arah dan ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran.
Motivasi sebagai proses yang bermula dari kekuatan dalam hal fisiologis dan
psikologis atau kebutuhan yang mengakibatkan perilaku atau dorongan yang
ditujukan pada sebuah tujuan atau insentif (Moekijat, 2001 dan Hakim, 2006).
Beberapa peneliti telah menguji hubungan antara motivasi dengan kinerja .karyawan,
antara lain Suharto dan Cahyono (2005), Hakim (2006). Pengaruh motivasi kerja
terhadap kinerja menunjukan hasil yang sama bahwa hubungan antara motivasi
dengan kinerja karyawan menunjukan hubungan positif dan signifikan.
Disiplin sebagai keadaan ideal dalam mendukung
pelaksanaan tugas sesuai dalam rangka mendukung optimalisasi kerja (Budi
Setiyawan dan Waridin, 2006). Salah sato syarat agar disiplin dapat ditumbuhkan
dalam lingkungan kerja ialah, adanya pembagian kerja yang tuntas sampai kepada
pegawai atau petugas yang paling bawah, sehingga setiap orang tahu dengan sadar
apa tugasnya, bagaimana melakukannya, kapan pekerjaan dimulai dan diselesaikan,
seperti apa hasil kerja yang diisyaratkan dan kepada siapa mempertanggung
jawabkan basil pekerjaan itu (Budi Setiyawan dan Waridin, 2006). Untuk itu
disiplin hams ditumbuh kembangkan agar tumbuh pula ketertiban dan efigiensi. Tanpa adanya disiplin yang balk, jangan harap
akan dapat diwujudkan adanya sosok pemimpin atau karyawan ideal sebagaimana
yang diharapkan oleh masyarakat dan perusahaan. Menurut Budi Setiyawan
danWaridin (2006), danAritonang (2005) disiplin kerja karyawan bagian dari
faktor kinerja. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa disiplin kerja memiliki
pengaruh positif terhadap kinerja kerja karyawan.
Berdasarkan survey pendahuluan, peneliti menemukan adanya kekurangan mentaati tata tertib,
ketentuan-ketentuan perusahaan yang memberatkan karyawan, disamping gaya
kepemimpinan dan motivasi yang cukup tinggi. Kemudian timbul pemikiran bagaiman
keseluruhan faktor tersebut saling berkesinambungan sehingga mempengaruhi
kinerja karyawan.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan
penelitian dengan judul:
"Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin
Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Yodya Karya (Persero)".
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka identifikasi
masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Gaya kepemimpinan yang
tepat akan menimbulkan motivasi seseorang untak herprestasi
2.
Seorang pemimpin hams
menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya.
3.
Pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja, menyatakan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.
4.
Motivasi kerja terhadap
kinerja menunjukan hasil yang sama bahwa hubungan antara motivasi dengan
kinerja karyawan menunjukan hubungan positif dan signifikan.
5.
Disiplin kerja mendorong
karyawan mentaati peraturan perusahaan dan mendukung pelaksanaan tugas sesuai
aturan.
6.
Faktor-faktor yang
digunakan untuk meningkatkan kinerja adalah gaya kepernimpinan, motivasi dan
disiplin kerja untuk mencegah menurunnya kinerja karyawan diperusahaan
tersebut.
1.3. Rumusan masalah
Manusia merupakan sumber daya yang paling menentukan
dalam mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Permasalah dari perusahaan
ini adalah tinggi rendahnya kinerja karyawan untuk suatu upaya yang dapat meningkatkan
kinerja karyawan, dengan permasalahan tersebut diduga faktor gaya kepemimpinan,
motivasi dan disiplin kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerj a karyawan.
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah
dikemukakan, maka perumusan permasalahan dalam penelitian adalah :
1.
Bagaimanakah pengaruh
variabel gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan ?
2.
Bagaimanakah pengaruh
variabel motivasi terhadap kinerja karyawan ?
3.
Bagaimanakah pengaruh
variabel disiplin kerja terhadap kinerja karyawan ?
1.4. Maksud penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas penelitian ini
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang mendalam dan memberikan bukti empiris
mengenai gaya fepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan.
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan
diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan di PT. Yodya Karya (Persero) sebagai berikut ini
:
1.
Untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di PT.
Yodya Karya (Persero).
2.
Untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan di PT. Yodya Karya
(Persero).
3.
Untukseberapa besar
pengaruh disiplin kerja terhalang kinerja karyawan di PT. Yodya Karya
(Persero).
1.6. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat penelitian atas pengaruh gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja
terhadap kinerja karyawan PT. Yodya Karya (Persero) dan diharapkan dapat
berguna bagi semua pihak yang berkepentingan sebagai berikut ini.
1.6.1. Kegunaan
Akademis
1.
Pengembangan ilmu
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi
atas ilmu manajemen sumber daya manusia, dalam pengelola karyawan sebagai asset
perusahaan.
2.
Peneliti / Penulis
a. Penelitian
ini dijadikan sebagai salah salah satu telaah dalam bidang riset manajemen
sumber daya manusia dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh diperkuliahan
terkait dengan pengelolaan sumber daya manusia di dunia kerja.
b. Peneliti dapat mengaplikasi teori ekonomi
dalam melihat fenomena yang terjadi di pasar dan masyarakat yang diwakili oleh
responden dalam penelitian ini.
3. Peneliti Lain/berikutnya
Penelitian ini di harapkan dapat menjad; bahan
referensi bagi penelitian lain yang ingin mengkaji di bidang yang sama
1.6.2. Kegunaan
Praktis
Penelitian ini
diharapkan memberikan manfaat bagi :
1.
Konsumen atau Owner
Memberikan informasi bagaimana faktor gaya
kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
2.
Perusahaan
Memberikan gambaran bagaimana penerapan faktor gaya
kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan mengingat
sumber daya manusia adalah aset penting di perusahaan sehingga dapat menjadikan
perusahaan maju dan berkembang.
3.
Instansi Pendidikan
Memberikan informasi tentang pengarati gaya
kepemimpinan, rnotivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan, bahwa ada
hubungan yang sama salin menunjang antara faktor yang satu dengan yang lain
sehingga terjadi kesignifikan. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sarana
dalam pengembangan keahlian yang diperoleh penulis di perkulialian yang
berkonsentrasi kepada sumber daya manusia.
1.7. Kerangka Pemikiran
Dan uraian pemikiran tersebut diatas dapat
dijelaskan melalui variabel pengaruh gaya kepemimpina.n,motivasi dan disiplin
kerja terhadap kinerja karyawan, secara skematis digarnbarkan seperti gambar
dibawah ini :
Gambar
1.1
Kerangka
pernikiran
1.8. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara yang akan menjadi
jawaban sementara dari perumusan permasalahan yang telah peneliti uraikan
diatas. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
a.
Secara simultan kepemimpinan,
motivasi dan disiplin kerja
berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Yodya Karya (Persero).
b.
Secara parsial gaya
kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Yodya Karya (Persero).
c.
Secara parsial motivasi
berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Yodya Karya (Persero).
d.
Secara parsial disiplin
kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Yodya Karya (Persero).
BAB II
METODOLOGI
PENELITIAN
2.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Explarory analysis, Artinya setiap variabel yang
diketengahkan pada hipotesis akan diamati melalui pengujian hubungan kausal
antara variabel Independent terhadap variabel Dependent. Fenomena tersebut
dapat di desain melalui fungsi matematis berikut :
1. Model (satu)
Hubungan secara simultan antara X1 (gaya
kepemimpinan), X2 (motivasi), dan X3 (disiplin kerja) terhadap variabel Y
(Kinerja Karyawan) dapat dirumuskan dengan
Y =f(X1,
X2, X3)
Dengan asumsi probability variabel prediktor adalah
tidak sama (P#0,000) / < 0,05
2. Model 2 (duo)
Hubungan secara parsial antara variabel independen X1
(gaya kepemimpinan) terhadap Y (kinerja karyawan) dapat dirumuskan dengan: Y =
f(X/)
Dengan asumsi probability variabel prediktoi adalah
tidak sama (P#0,000) / < 0,05.
3.
Model 3 (tiga)
Hubungan parsial antara variabel X2 (motivasi)
terhadap Y (kinerja karyawan) dapat dirumuskan dengan :
Y = f(X2)
Dengan asumsi probability va.-1-41e1 predictor adalah
tidak sauna (P#0,000) / < 0,05.
4.
Model 4 (empat)
Pengaruh parsial antara variabel X3 (budaya
organisasi) terhadap Y (kinerja karyawan) dapat dirumuskan dengan :
Y = f (X3)
Dengan asumsi probability variabel predictor adalah
tidak sama (P#0,000) / < 0,05.
Untuk memperjelas diuraikan di
atas, secara lebih sederhana desain bagan pengujiannya disajikan dalam tampilan
gambar 2.1 berikut ini
2.2. Konsep Operasional
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya salah
penafsiran, perlu dibuat persamaan persepsi berupa definisi operasional dari
masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan adalah perbandingan hasil kerja
nyata karyawan dengan standar kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Beberapa indikator untuk mengukur sejauh mana pegawai meneapai suatu kinerja
secara individual menurut (Bernadin, 1993 dan Crimson Sitanggang, 2005) adalah
sebagai berik-ut :
a.
Kualitas : tingkat
dimana hasil aktifitas yang dilakukan mendekati sempurna dalam anti
menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan aktifitas ataupun memenuhi
tujuan yang diharapkan dari suatu aktifitas.
b.
Kuntitas : jumlah yang
dihasilkan dalam istilah jumlah unit, jumlah siklus aktifitas yang diselesaikan.
e. Ketepatan
Waktu : tingkat suatu aktifitas diselesaikan pada waktu awal yang diiiiginkan,
dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu
yang tersedia untuk aktifitas lain.
d. Efektifitas
: tingkat penggunaan sumber daya manusia, organisasi dimaksimalkan dengan
maksud menaikan keuntungan atau mengurangi kerugian dari setiap unit dalam
penggunaan sumber daya.
e.
Kemandirian : tingkat
dimana seorang pegawai dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa minta bantuan
bimbingan dari pengawas atau meminta turut eampurnya pengawas untuk menghindari
hasil yang merugikan.
f.
Kom i:rnen Organisasi :
tingkat dimana pegawai mempunyai komitmen kerja dengan organisasi dan tanggung
jawab pegawai terhadap organisasi.
2. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan cara pemimpin
memanfaatkan kekuatan yang tersedia untuk memimpin para kaiyawannya. Likret
(1961) dan Handoko (2003) mengemukakan dua kategori gaya dasar ini,orientasi
karyawan dan orientasi togas menyusun suatu model ernpat tingkat efektifitas
manajemen.
a. Sistem 1, manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan
kerja dan meterintah para bawahan untuk melaksanakarmya. Standard dan metode
pelaksanaannya juga secara kaku ditetapkan oleh manajer.
b. Sistem 2, manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi
memberi bawahan kebebasan untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah
tersebut. Bawahan juga diberi berbagai fleksibilitas untuk melaksanakan
tugas-tugas mereka dalam batas-batas dan prosedur-prosedur yang telah
ditetapkan.
c.
Sistem 3, manajer
menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintah-perintah setelah hal-hal itu
didiskusikan terlebih dahulu bawahan. Bawahan dapat membuat keputusan-keputusan
mereka sendiri tentang cara pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih digunakan
untuk memotivasi bawahan daripada ali::qinan hukuman.
d.
Sistem 4, tujuan-tujuan
ditetapkan dan keputusan-keputusan kerja dibuat oleh kelompok. Bila manajer
yang secara formal membuat keputusan, mereka melakukan setelah mempertimbangkan
saran-saran dan pendapat-pendapat dari para anggota kelompok. Untuk memotivasi
bawahan, manajer tidak hanya menggunakan penghargaan-penghargaan ekonomis
tetapi juga mencoba memberikan kepada bawahan perasaan dibutuhkan dan penting.
3. Motivasi
Motivasi merupakan faktor yang mempengaruhi semangat
dan kegairahan kerja karyawan untuk berperan serta secara aktif dalam proses
kerja. Teori motivasi yang paling terkenal adalah hirarki kebutuhan yang
diungkapkan Abraham Maslow. Hipotesisnya mengatakan bahwa di dalam diri manusia
bersemayam 5 (lima) jenjang kebutuhan (Maslow dan Robbins, 2006) yang menjadi
indikator yaitu :
a.
Fisiologis : antara lain
rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan), seks dan kebutuhan
jasmani lain.
b.
Keamanan : antara lain
keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.
c.
Sosial : antara lain
mencakup kasih saying, rasa memiliki, diterima baik, dan persahabatan.
d.
Penghargaan : antara
lain mencakup faktor penghormatan diri seperti harga diri, otonomi dan prestasi
; sena faktor penghormatan dari luar seperti status,pengalatan dan perhatian.
e.
Aktualisasi diri :
dorongan untuk menjadi seseorang/sesuatu ambisinya yang mencakup pertumbuhan,
pencapaian potensi dan pemenuhan kebutuhan.
4. Disiplin Kerja
Disiplin merupakan keadaan ideal dalam mendukung
pelaksanaan tugas sesuai aturan dalam rangka mendukung optimalisasi kerja.
Adapun indikator dari disiplin kerja adalah (Vs/aridin, 2006 dan Mohammad,
2005) :
a.
Kualitas kedisiplinan
keija : meliputi dating dan pulang kerja yang tepat waktu, pemanfaatan waktu
untuk pelaksanaan tugas dan kemampuan mengembangkan potensi diri berdasarkan
motivasi yang positif
b.
Kuantitas pekerjaan :
meliputi volume keluaran dan kontribusi.
c.
Kompensasi yang
diperlukan : meliputi saran, arahan atau perbaikan.
d.
Lokasi tempat kerja atau
tempat tinggal.
e.
Konservasi : meliputi
penghormatan terhadap aturan dengan keberanian untuk selalu melakukan
pencegahan terjadinya tindakan yang bertentangan dengan aturan.
2.3. Pengukuran Variabel
Mengacu pada kerangka teoritis dan desain penelitian
yang telah diuraikan terdahulu, variabel-variabel penelitian dijabarkan dalam
indikator-indikator. Selanjutnya indikator-indikator tersebut disusun ke dalam
item-item instrument (paramcter) yang berupa pemyataan-pemyataan. Distribusi
untuk setiap variabel dalam kuesioner penelitian dapat dilihat dalam tabel 2.1
berikut ini :
Tabel
1.2
Pengukuran
Variabel
Variabel
|
Definisi
|
Indikator
|
Skala
|
Gaya
|
Kemampuan
|
a. Bersifat adil dalam
|
Ordinal
|
Kepemimpinan
|
memberikan pengarahan dan koordinasi kepada bawahan dalam
mencapai tujuan serta kesediaan untuk menjadi penanggung jawab utama dari
kegiatan organisasinya (Hanafi, 2002)
|
kegiatan organisasi
b.
Memberikan
sugestik
c.
Mendukung
tercapainya tujuan
d.
Selalu dapat
meningkatkan potensi sumber daya (katalisator)
e.
Menciptakan rasa
aman
f.
Memandang atasan
memiliki peran
g.
Sumber inspirasi
h.
Menghargai
i.
(Wahjosurnijo,
2002)
|
|
|
|
|
|
Motivasi
|
Motivasi yang mendorong pegawai dalam
melakukan pekerjaan dalam unit kerjanya dengan balk
|
a. Karyawan bagian penting dari organisasi
b. Penerimaan gagasan
c. Menjalin hubungan kerja
d. Bekerja independen
e. Hasil yang terbaik
|
Ordinal
|
Kedisiplinan
|
Disiplin adalah kesadarn dan kesediaan
seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-nomm sosial yang
berlaku
|
f. Ketepatan tujuan
g. Pimpinan
memberikan contoh
h. Pimpinan bertindak adil dan mengawasi
i. Sanksi hukuman
j. Ketegasan pimpinan
|
Ordinal
|
Kinerja
|
Kinerja karyawan merupakan hasil atau prestasi
kerja karyawan yang dinilai dari segi
|
a.
Kejelasan
tugasnya atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya
b.
Kejelasan hasil
|
Ordinal
|
|
kualitn 9 maupun kuantitas berdasarkan
standar kerja yang ditentukan oleh pihak organisasi
|
c.Waktu yang
dibutuhkan
menyelesaikan togas (Davis, 1993)
|
|
|
(Setiyawan dan
|
|
|
|
Waridin, 2006)
|
|
|
2.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data-data
dan bahan-bahan yang diperlukan yaitu :
a. Data Primer
1.
Teknik Kuesioner/Angket
Teknik untuk mengumpulkan data dengan
menggunakan instrument pengumpul data, dimana antara pengumpul data dengan
responder (sumber data) tidak terjadi wawancara dan tatap muka langsung. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan yaitu dilakukan dengan memberikan lembaran pertanyaan
(Kuesioner) kepada responden. Metode ini digunakan untuk memperoieh data primer
yang diperlukan sebagai dasar analisis.
2.
Teknik Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan
tanya jawab langsung kepada Karyawan PT. Yodya Karya (Persero). Mengenai segala
sesuatu yang berkaitan dengan masalah yang akan ditulis. Teknik ini digunakan
untuk melengkapi data yang diperoleh dari teknik kuesioner/angket.
3.
Teknik Observasi
Suatu teknik pengumpulan data dengan cara
pengamatan langsung di Lokasi yakni Karyawan PT. Yodya Karya (Persero). Dalam
rangka mencocokkan data yang diperoleh dari angket dan wawancara.
b. Data Sekunder
Data yang dikumpulkan dalam bentuk sudah jadi atau
data yang telah terformat oleh pihak ketiga, sehingga penulis dapat secara
langsung menggunakan data tersebut. Data tersebut seperti literatur, majalah,
jumal dan buku ilmiah lainnya yang berhubungan dengan masalah yang di bahas dalam
penelitian.
2.5. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada di lingkungan PT.
Yodya Karya (Persero) yang beralamat di J1. DI. Panjaitan Kay.8 Cawang Jakarta
Timur 13340. Pemilihan Lokasi Tersebut sebagai obyek penelitian didasarkan pada
alasan karena di lingkungan PT. Yodya Karya (Persero) merupakan kantor pusat
dan terdapat fenomena mengenai masalah gaya kepemimpinan, motivasi dan disiplin
kerja untuk meningkatkan kinerja karyawan PT. Yodya Karya (Persero).
2.6. Populasi dan Data Sampel
Menurut Algivari (1997) menyatakan bahwa, populasi
adalah kumpulan semua anggota dari obyek yang diteliti, sedangkan sampel adalah
kumpulan sekelompok anggota dari obyek yang diteliti. Sampel pada penelitian
ini adalah Karyawan PT. Yodya Karya (Persero) dengan jumlah responden sebanyak
75 orang. Dimana jumlah populasi adalah 300 orang.
Memperhatikan karakteristik populasi adalah homogen
dimana perlakuan organisasi terhadap semua karyawan adalah sama (sifat homogen)
maka dalam kesempatan ini jumlah sampel yang dapat dianggap representatif akan
dijelaskan melalui pendekatan model Slovin dalam Husain Umar (1998) untuk a= G,01 sebagai berikut :
N =
Dimana
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
E = Persen
kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
Sample yang
masih dapat ditoleriridiinginkan yaitu sebesar 0,1 (10%)
Dengan rumus Slovin
tersebut maka di dapat angka n adalah
N =
Dan perhitungan
di atas diperoleh sampel sebanyak 75 orang karyawan. Selanjutnya prosedur yang
ditempuh yaitu, pengambilan sampel. Mengingat bahwa tiap-tiap karyawan memiliki
peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel, maka pengambilan sampel dapat dilakukan
secara acak (simpel random sampling) dengan
demikian dari 300 orang karyawan, sampel yang dapat dianggap representatif
adalah sebanyak 75 orang (Slovin : 2001). Dengan cara acak atau secara random
menyebarkan quisioner kepada 75 orang responden dengan mengambil beberapa orang
per masing-masing divisi. Sehingga diharapkan suara mewakili dari seluruh aspek
pandangan berbagai ilmu karyawan. Dengaii demikian diharapkan data cukup valid
untuk penggambaran kondisi seluruh karyawan PT. Yodya Karya (Persero).
2.7. Teknik Pengolahan Data
2.7.1. Uji
Validitas dan Reliabilitas
Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik maka
perlu didukung data yang balk pula. Sedangkan baik tidaknya data tergantung dan
tidaknya instrument pengumpulan data. Instrumen data yang baik harus memenuhi
dua syarat penting yakni valid dan reliabel.
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan
valid jika mampu mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Dalam penelitian ini untuk mencapai validitas instrumen dilakukan dengan uji
validitas secara internal. Menurut Setiaji, (2004) menyatakan bahwa biasanya
syarat minimum untuk dianggap valid adalah r
= 0,30, jadi kalau nilai instrumen tersebut kurang dari 0,30 maka
instrument tersebut dinyatakan tidak valid. Uji validitas dilakukan dengan
melihat korelasi antar skor masing-masing item pertanyaan dengan skor total.
Dimana
r =
Koefisien korelasi (validitas)
X —
Skor pada subyek item n
Y =
Skor total subyek
XY =
Skor pada subyek item n dikalikan skor total
N =
Banyak_nya subyek
b. Uji reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian
bahwa instrument yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang
diinginkan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data serta mamitu mengungkap
informasi yang sebenamya di lapangan. Instrumen yang reliabel adalah instrumen
yang bilamana dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan
menghasilkan data yang sama dengan asumsi tidak terdapat perubahan psikologis
pada responden. Reliabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa indikator-indikator
(variabel-variabel teramati) mempunyai konsistensi yang tinggi dalam mengukur
latennya.
Setiaji (2004) Uji reliabilitas kuesioner
adalah uji kekonsistensial alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Dalam
penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan teknik cronbach, dengan menggunakan formula sebagai berikut :
Dimana :
rn = Reliabilitas
k = Jumlah butir pernyataan cr 2
= Jumlah varian butir
612 = Varian total
Kuesioner dinyatakan reliabel jika nilai
reliabilitasnya lebih besar dari nilai kritis (0,60) dan a = 0,05.
2.7.2.Transformasi
Data
Setelah melakukan uji reliabilitas dan validitas
terhadap butir-butir kuesioner, langkah selanjutnya adalah merubah data/
peningkatan data ordinal (Skala Likert) ke data interval melalui Methode Of Successive Interval (MST)
(Harun Al Rasyid, 1998) caranya adalah melalui langkah-langkah berikut :
a.
Mengadakan tabulasi data
kuesioner dari item jawaban yang menggunakan skala likerts (likert scale).
b.
Mengadakan perangkingan
dari setiap item jawaban.
c.
Menghitung nilai
proporsi dan proporsi komulatifnya.
d.
Menghitung nilai Z tabel
distribusi normal untuk setiap proporsi komulatifnya. Untuk data n > 30
dianggap mendekati luas daerah di bawah kurva normal.
e.
Menghitung nilai
desintas untuk setiap proporsi komulatif dengan memasukkan nilai Z pada tabel
ordinal distribusi normal baku.
f.
Menghitung SV (Scala Value) melalui model :
SV =
|
g.
Dengan demikian, SV (Scala Value) yang terkecil (negatif
terbesar) diubah menjadi satu.
2.7.3. Uji Asumsi
Klasik
Hasil jawaban responden atas quesioner yang
merniliki instrurlien yang valid dan reliabel sebagaimana di atas, akan
menghasilkan suatu model regresi. Namun demikian, model regresi yang dihasilkan
belum tentu layak digunakan untuk penelitian. Untuk mengetahui kelayakan model
sebagai model yang mampu berperan sebagai prediktor, model regresi linier
tersebut akan diuji sesuai dengan kaidah parameter "BLUE" (Best Linier unbiased Estimator) yakni
penduga yang linier, tidak bias dan dapat diprediksikan.
Dalam penelitian ini pengujian models regresi linier
dengan menggunakan kaidah parameter "BLUE" dilakukan melalui
pengujian sebagai berikut :
a. Multikolinearitas
Asumsi ini ditujukan untuk memastikan bahwa variabel
penjelas X saling bebas atau tidak ada kolinearitas ganda di antara variabel
penjelas X (asumsi ini hanya berlaku untuk regresi linear berganda). iongujian
terhadap asumsi ini dilakukan dengan jalan :
1.
Menganalisis Koefisien
korelasi antara variabel bebas, apakah memiliki koefisien korelasi yang relatif
rendah atau < 40%. Koefisien korelasi dilambangkan dengan R (Rho) dihitung
dengan rumus :
R =
2.
t-hitung masing-masing variabel
independent relatif lebih besar dibanding t signifikannya.
b. Heteroskedasitas
Untuk melihat apakah model regresi linier terdapat
bias atau tidak, melalui parameter koefisien Spearman yaitu dengan
membandingkan to dengan a = 5% dengan rumus sebagai berikut :
To =
1. Jika to
> a = 5%, maka pada model regresi berganda terdapat dependen, yang berarti
tidak terdapat heteroskedasitas pada model.
2. Jika to < a = 5%, maka pada model regresi
berganda tidak terdapat hubungan liner antara variabel independent dengan
variabel dependen, yang berarti terdapat heteroskedasitas pada model.
c.
Linearitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah
data-data yang digunakan linear (searah). Hubungan Fungsi antara variabel X dan
Y dikatakan linear bilamana laju perubahan dalam Y yang berhubungan dengan
perubahan satu-satuan X adalah konstan suatu jangkauan nilai-nilai X. Untuk
melihat linieritas model regresi, dengan cara : membandingkan probability F
< a = 0,05 atau 5%.
d.
Normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui apakah model
tersebut berasal dari distribusi normal atau tidak, melalui parameter
Kolmosgrov Smimov Test dilakukan dengan cara : membandingkan nilai Asymp. Sig
dengan taraf signifikansi atau a = 5%.
1.
Jika nilai Asymp. Sig <
a = 5%, berarti pada model berasal dari data yang berdistribusi tidak normal.
2.
Jika nilai Asymp. Sig
> a = 5%, berarti pada model berasal dari data yang berdistribusi normal.
2.8. Rancangan Pengujian Hipotesis
Dalam upaya menganalisis masalah yang diketengahkan
dan menguji ke-3 (tiga) hipotesis, pada umumnya akan dianalisis melalui
pendekatan-pendekatan Kualitatif Naratif dan Analitis. Namur', untuk
menganalisis dan menguji hubungan dan pengaruh antara ;::dependent variabel
atau exogen terhadap endogen variabel atau Dependent variabel akan digunakan
model-model kausalistik, diantaranya melalui parameter korelasi, dan regresi.
Kemudian untuk mengamati masing-masing signifikansi model, akan dilakukan
melalui penduga uji t, dan F hitung.
Permodelan-permodelan prediksi yang digunakan untuk
menjawab permasalahari-permasalahan dan membuktikan hipotesis yang diajukan,
dimana variabel yang diteliti masing-masing diberi notasi sebagai berikut :
Y = Kinerja
Karyawan, sebagai dependen variabel
X1 =
Gaya Kepemimpinan, sebagai independent variabel
X2 = Motivasi, seai
independent variabel
X3 =
Disiplin Kerja, sebagai independent variabel
Sedangkan formula
model analisis yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Regresi Linier Berganda
Secara umum, model populasi dari regresi linier berganda untuk
menguji fenomena kuantitatif digunakan permodelan sebagai berikut :
= a + b1X1 + b2X2 +………………+
e
Model persamaan tersebut melalui metode Ordinary Least Squere atau OLS b1, b2,
dan a dapat diselesaikan sebagai berikut :
a = Y — bi X, — b2 X2
b1
|
(Ex22)(ExIx2)(Ex2Y)
(Ex12)(Ex22)-
(Ex,x2)
|
b2 (EX12)(EX2Y)—(EXiX2)
(EX,
(EX22)(EX22)—(EX,X2)
b. Korelasi
Linier Berganda
Untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan hubungan
antar variabel dalam persamaan regresi, maka secara umum digunakan pendugaan
koefisien determinasi (R2) dengan menggunakan model sebagai berikut:
R2
=
Nilai R2 akan berkisar 0 sampai 1.
Apabila nilai R2 = 1 menunjukkan bahwa 100% total variasi
diterangkan varian persamaan regresi. Sebaliknya apabila nilai R2 =
0 menunjukkan bahwa tidak ada total varians yang diterangkan oleh persamaan
regresi. Seberapa besar nilai R2 baik atau kuat?. Menurut Lind
(2002) nilai R2 dapat diterangkan dengan menggunakan pedoman yang
disajikan dalam tabel 1.2. sebagai berikut :
Tabel
1.2
Pedoman
Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Determinasi
Interval Koefisien
|
Tingkat Hubungan
|
0,80
|
— 1,000
|
Sangat Kuat
|
0,60
|
— 0,799
|
Kuat
|
0,40
|
— 0,599
|
Cukup Kuat
|
0,20
|
— 0,399
|
Lemah
|
0,00
|
— 0,199
|
Sangat Lemah
|
c. Pendugaan
dari pengujian koefisien regresi berganda
Untuk melihat ketepatan antara nilai dugaan (Y)
dengan nilai sebenarnya (Y), maka dalam mengukur ketidak-akuratan nilai dugaan
untuk regresi berganda digunakan rumus sebagai berikut :
Dimana :
Se = Kesalahan baku regresi berganda
n = Jumlah observasi
m = Jumlah
konstanta dalam persarnaan regresi berganda
Untuk koefisien regresi berganda b1 dan b2
kesalahan bakunya dapat diselesaikan sebagai berikut :
d. Pengujian
Hipotesis Regresi Berganda
Dalam pengujian hipotesa secara simultan dirumuskan
Hipotesanya yaatu hipotesa nol dan hipotesa alternatif sebagafberikut :
Ho : B1 = B1............... = Bn = 0
Ho : B1 B2............. = Bn # 0
Pengujian hipotesa dalarn penelitian ini dilakukan
untuk melihat apakah variabel Xi dan X2, mampu secara simultan menjelaskan
tingkah laku atau keragaman variabel Y yang masing-masing diamati melalui Uji —
F dengan rumus sebagai berikut :
Berdasarkan forrnulasi perhitungan di atas, dengan
tingkat kesalahan a = 5%. Kemudian dibandingkan dengan F signifikan dengan
menggunakan batasan One Tail Test dapat dilakukan pengujian sebagai berikut :
1.
Jika F hitung > F
signiftkan, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel X1, X2 Xn secara simultan berpengaruh terhadap
variabel Y.
2.
Jika F hitung < F
signifikan, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti variabel X1, X2 Xn
secara simultan tidak berpengaruh
terhadap variabel Y.
e. Regresi dan Korelasi Parsial
1. Regresi Linier (Parsial)
Secara umum, data hasil pengamatan 'variabel
Y dipengaruhi oleh variabel X dalam model populasi dari regresi linier
sederhana adalah : Y = a + b
Model persamaan tersebut setelah diminimize melalui
metode OLS diperoleh model persamaan dugaan sampelnya sebagai berikut :
= a + bX + e
Keterangan
Hal yang sama penduga b, dan a dapat
diselesaikan melalui Metode OLS sebagai berikut :
Kemudian
untuk Determinant of Factor • utituk parsial sebagai berikut :
Keterangan
:
SSe =
Siam Square Error
SSt =
Sum Square Total
2. Korelasi Linier (Parsial)
Untuk mengukur dan
mengamati validitas masing-masing variabel X terhadap variabel Y digunakan
rumus korelasi product moment by Person sebagai berikut :
3. Pendugaan dan pengujian koefisien regresi
parsial
Untuk melihat ketepatan
dugaan (Y), berdasarkan nilai X yang diketahui dengan nilai pengamatan (Y),
nilai dugaan untuk regresi parsial digunakan rumus sebagai berikut :
a.
b. Kemudian untuk mencari Koefisien Regresi
(Penduga a) Kesalahan bakunya dapat diselesaikan sebagai berikut :
c. Sedangkan Untuk
Koefisien Regresi (Penduga - b)
4. Pengujian Hipotesis Regresi Parsial
Dalam pengujian hipotesa secara parsial,
masing-masing dirumuskan hipotesanya yaitu hipotesa nol dan hipotesa alternatif
sebagai berikut :
Ho : B1 = 0 Ha : B1 It
0
Ho : B2 = 0 Ha: B2 # 0
Pengujian hipotesa tersebut diamati melalui
Uji — T dengan rumus sebagai berikut :
T = r
Berdasarkan formulasi perhitungan di atas,
dengan tingkat kesalahan oc = 5% kemudian dibandingkan dengan t signifikan
dengan menggunakan batasan One Tail Test dapat dilakukan pengujian sebagai
berikut :
1.
Jika t hitung > t tabel,
maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan
antara variabel yang diteliti.
2.
Jika t hitung < t
tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidal( terdapat hubungan
yang signifikan antara variabfl yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Al Rasyid, Harun, 1994, (Penyunting : Teguh Kismantoroadji, dkk), Dasar-dasar Statistika Terapan, Program
Pascasarjana, Unpad : Bandung.
Algivari, 1997, Pengantar
Metode Statistik II, Jakarta : PT. Pustaka LP3ES.
Bernadin dan Russel, 1993, Human
Resources And Personel Management, 12 Edition, Internasional Edition, Mc.
Grow -Hill.
Bill Foster, 1999, Managing
Human Resources: Productivity, Quality of Work Life, Profit, (Singapore :
McGraw-Hill international Editors).
Carrell, Michael R., 1995. Human
Resource Management : Global Strategies For Managing a Divers Work Force, Prentice
Hall. Enlewood Cliffs.
Dale S. Beach, 1995, Personel
: The management Of People At Work, Third Edition, Collier Macmillan,
Publisher, New York.
Dimyati A. Hamdan, 2014, Model
Kepemimpinan dan Sistem Pengambilan Keputusan, Bandung : CV Pustaka Setia.
Edward Freeman, 2000, Management,
Prentice Hall Inc., Yogyakarta : Amara Books.
Grives, Jim, 2003, Fundamental
of Management, (Texas : Business Publication). Lind, 2002, Korelasi dan Analisis Regresi Berganda. Jakarta
: Nur Cahaya.
Maxwell, John C, 2010, The
21 Indispensable Qualities of A Leader, Jakarta : Menuju Insan Cemerlang.
Samantha L. Durst, 2001, Comparing
Job Satisfaction Among Public and Private Sector Employee, American Review
of Public Administration.
Setiaji, 2004, Statistika
Terapan Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta.
Simanjuntak, Payaman J, 2011, Manajemen
dan Evaluasi Kinerja, Edisi 3, Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Slovin, 2001, Sampling : A
Quick Reliable Guide to Practical Statistics, New York : Simon and
Schuster.
siovin dalam Husein Umar, 1998, Mengubah Data Statistik Secara Profesional, Jakarta : PT. Elex
Media Komputindo.
Sugiyono, 2014, Metode
Penelitian Sombinasi (Mixed Methods), Bandung : Alfabeta.
Sudaryono, 2014, Budaya dan
Perilaku Organisasi, Jakarta : Lentera Ilmu Cendikia.
Titisari, Purnamie, 2014, Peranan
Organizational Citizenship Behavior, Jakarta : Mitra Wacana Media.
Yasin, Mahmuddin, 2014, Organisasi
Manajemen Leadership Studi Transformasi BUMN, Bandung : Mizan Media Utama.
Belum ada tanggapan untuk " USULAN PROPOSAL UNKRIS - Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Yodya Karya (Persero) "
Post a Comment