Friday 15 April 2016

Kata - kata NAJWA SIHAB yang bikin merinding terbaru

Sobat - sobat yang sering KEPO tentang kata - kata dari NAJWA SIHAB yang terkadang kata - kata yang bikin merinding tuh. Gue kasih secercah kata - kata yang pernah Beliau ucapkan barang kali belum pernah denger atau baca. langsung aja check it dot. . . . . :")

God Bless

Teruntuk mereka yg bersemangat muda, 
musik rock adalah makanan bagi jiwa. 
Rock yang memancing teriakan dan jejingkrakan, 
adalah anarki yang mencairkan tatanan.

God Bless pernah jadi katarsis bagi yang 
berjiwa muda saat politik hanya “sekadar panggung sandiwara.”

Sebab pecinta musik rock menghargai 
kejujuran sikap terbuka “tanpa hiasan tanpa lukisan.” 

Daripada menjilat penguasa yang 
tingkahnya bikin geli, mereka lebih suka “menjilati matahari”.

Jiwa-jiwa gelisah yang mencari “semut hitam” 
di antara sumpek dan pengapnya kehidupan.

Mereka menyukai “bukit yang terbuka”, 
“sebatang sungai yang membelah cerahnya huma.”

Mari bersuka jangan berdusta, 
dengan musik rock sebagai pengantarnya.

Lompat-lompatlah ke udara sambil teriak sekeras-kerasnya.

Tak ada yang bisa menjadi penghalang, sebab 
“rumah kita hanya berpagar alang-alang.”

Panjang umurlah hai God Bless. 
Karena sungguh engkau ini milik kita.


Siapa Layak Pimpin Kpk

Mencari komisioner KPK butuh negarawan, 
mereka yang tahu apa yang jadi kebutuhan. 

Paham apa masalah negara ini dimulai 
dengan melepaskan kepentingan dana filiasi. 

Butuh seluruh dukungan politik untuk 
KPK bekerja dari kepala negara hingga wakil rakyat kita. 

Tak ada capim yang layak tanpa proses dan seleksi yang ketat. 

Hebat memutuskan sosok berkualitas, 
berani mengabaikan yang tak pantas.

Komisioner KPK bukan hasil politik representasi, 
tak otomatis hakim, jaksa atau polisi.

Memutuskan komisoner selalu soal kapasitas 
dan tentu saja kejelasan integritas.

Kita butuh KPK baru yang berwibawa di saat 
yang sama bijak untuk bekerja sama. 

Menjadikan sesama penegak hukum sebagai mitra 
seraya terus membersihkan sapu kotor mereka. 


Penyeru Perlawanan 

Dalam dunia penuh pura-pura, 
anak muda sibuk memisahkan dusta dari kata.

Mereka ada di hutan dan tanah kita 
di lorong pabrik dan di jalan raya.

Pemuda tak sempat jadi anak manis 
melihat kepongahan terasa begitu sinis.

Ruang publik didefinisikan oleh uang, 
air di kampung pun kering kerontang.

Alam berubah menjadi bencana atas nama 
investasi sudi dikeruk dan dijarah.

Bagaimana anak muda bisa diam 
ketika aparat justru miskin teladan.

Apa yang salah dibenarkan, 
tersesat dalam pekatnya konflik kepentingan.

Mari menyeru perlawanan lewat berbagai cara. 
Bekerja, mencipta, bersuara, bergerak dalam karya.

Karena asa tidak hanya ada di tangan penguasa  
tapi ‎dalam kehendak warga yang berdaya.


Cinta Untuk Negri

Tanah air adalah sebuah buku yg terbuka, 
setiap generasi harus mengisinya dengan karya

Yang menjadi pena adalah kebaikan, 
yang menjadi tinta adalah kemanusiaan.

 Masa depan bangsa menjadi karya bersama, 
dari rakyat jelata hingga pemimpin di singgasana. 

 Yang harus dibabat adalah egoisme dan kebencian, 
yang mesti dirajut ialah solidaritas dan kepedulian. 

Sebab Indonesia dibangun tokoh-tokoh yg memandang jauh ke depan, 
bukan hanya sibuk sandang pangan apalagi perhiasan. 

Saatnya yang muda yang berperan 
dengan kreativitas yang tak gampang padam. 

Jangan takut dengan kegagalan, kerja keras dulu,  
pencapaian menyusul kemudian.

Bekerja dan berbuatlah dengan sebait puisi, 
aku mau berkarya seribu tahun lagi.‎ 


DPR Dalam Pengawasan Rakyat

Hikayat wakil rakyat kita masih 
diramaikan kisah hura-hura belaka. 

Advokasi & mutu legislasi melambat, 
sementara perjuangan kesejahteraan anggota sendiri meningkat. 

Kunjungan kerja jadi sorotan, 
sebab kandungannya lebih mirip pelesiran. 

Ada pula pimpinan parlemen kita seolah mencatut 
rakyatnya untuk politik di Amerika sana. 

Mudah memanjakan calon presiden orang, 
gamang berempati soal-soal rakyat sendiri. 

560 wakil rakyat ini bukan sembarang, 
dipilih untuk lantang & kencang. 

Berbicara untuk dan atas nama kita, 
Bukan semata urusan anggaran mereka. 

Memperbaiki martabat anggota dewan 
memang butuh seluruh rakyat dan segenap tekad kuat.


Belajar Dari Jendral Soedirman

Pemimpin seperti Jenderal Soedirman 
tak akan pernah meninggalkan barisan.

Ia bersedia menderita karena rakyat 
juga sedang merasakan nestapa.

Daripada menyerah dan diasingkan, 
ia memilih gerilya di dusun dan pegunungan.

Tidur di gubuk yang sama dengan pasukannya, 
makan dengan menu serupa dengan rakyatnya.

Soedirman manunggal dengan rakyat, 
ia tak berjarak dengan yang melarat.

Karena memimpin adalah juga menderita, 
bukan bermewah-mewah dengan harta.

Dengan itulah ia memperjuangkan kemerdekaan 
dengan mempertaruhkan semua kemungkinan.

Sebab kemerdekaan yang tak diperjuangkan, 
tidak akan pernah dimenangkan.

Generasi berikutnya yang harus melanjutkan 
agar pengorbanan generasi soedirman tak disia-siakan. 

Karena kemerdekaan yang gagal diisi 
hanya akan menjadi narasi yang penuh basa-basi.


Kocok Ulang Mentri

Menteri-menteri boleh silih berganti 
tapi Tuan Presiden tak boleh kehilangan arah dan visi.

Buat rakyat siapa Menterinya tak soal 
tapi ke mana arah negara dibawa ini menjadi pasal.

Menteri-menteri hanya pelaksana 
dari kemauan dan capaian Nawacita.

Presiden sebagai penunjuk arah, 
bukan pekerja atau pendengar titah.

Menteri tak boleh hanya cakap bekerja 
tapi ternyata tak bisa dipercaya.

‎Berjuang mewujudkan Nawacita 
bukan sekadar memasarkan bisnis negara.

Kita butuh Mentri Ekonomi yang menunjang 
mengatasi besarnya pasak dari tiang.

Membangun Indonesia dalam prioritas dan 
itu seharusnya hajat hidup orang banyak.

Selamat datang Menteri-menteri pengganti, 
jangan pernah lupa untuk siapa Anda mengabdi.

Demikian beberapa kata - kata Najwa yang bikin merinding, semoga bermanfaat. Thanks & I Love U

No comments:

Post a Comment